Rabu
Pekan Biasa XXVIII (H)
Gal.
5:18-25
Mzm.
1:1-2,3,4,6
Luk.
11:42-46
Gal.
5:18-25
5:18 Akan tetapi jikalau kamu
memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
5:19 Perbuatan daging telah
nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
5:20 penyembahan berhala,
sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,
percideraan, roh pemecah,
5:21 kedengkian, kemabukan,
pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti
yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian,
ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
5:22 Tetapi buah Roh ialah:
kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
5:24 Barangsiapa menjadi
milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan
keinginannya.
5:25 Jikalau kita hidup oleh
Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
Luk.
11:42-46
11:42 Tetapi celakalah kamu,
hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu
dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah.
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
11:43 Celakalah kamu, hai
orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat
dan suka menerima penghormatan di pasar.
11:44 Celakalah kamu, sebab
kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di
atasnya, tidak mengetahuinya."
11:45 Seorang dari antara
ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya: "Guru, dengan
berkata demikian, Engkau menghina kami juga."
11:46 Tetapi Ia menjawab:
"Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan
beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh
beban itu dengan satu jari pun.
Lahiriah
dan Batiniah
Saudara terkasih, apa yang Yesus kehendaki ialah
apa yang mendasar, spiritual, dan yang batiniah. Selama ini Yesus menghendaki
kita lebih mendalam bukan hanya hal yang remeh temeh. Hal yang lahiriah namun
menjauhi yang batiniah dan itu membuat menjadi sombong, tinggi hati, dan
menjauhi Tuhan Allah dan sesama. Para tokoh dan pemimpin agama dan masyarakat
itu seharusnya membimbing bukan malah menyesatkan sebagaimana disaksikan Yesus
di depan hidup-Nya. Sikap sok penting dan merasa paling suci, paling setia,
inilah yang tidak Yesus kehendaki.
Saudara terkasih, perilaku ahli Taurat yang
memperoleh kecaman karena mereka meletakkan beban yang tak terpikul bagi orang,
namun mereka sama sekali tidak ikut menggotong, menyentuh saja tidak mau. Mereka
juga mengambil kunci pengetahuan namun mereka juga tidak mau memasukinya.
Tafsiran mereka atas hukum demikian rumit sehingga
orang biasa bisa tersesat dan tidak bisa memenuhinya. Mereka hanya berkotbah
namun tanpa melakukan. Satunya perkataan dan perbuatan menjadi persoalan dalam
budaya kala itu.
Saudara terkasih, ternyata sikap demikian hari-hari
ini kita hadapi. Banyak orang yang merasa diri paling benar, paling suci, dan
paling benar, namun malah menghujat Tuhan dan kebaikan-Nya. Mana ada Tuhan
Allah menyatakan ciptaan-Nya sendiri untuk saling bertikai? Mana ada juga Tuhan
mengizinkan anak-anak-Nya untuk saling berkelahi atas nama-Nya? Jelas saja ini
adalah ulah manusia sombong dan merasa diri paling di depan sesama dan Tuhan.
BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar