Senin
Biasa Pekan XXVII (H)
Gal.
1:6-12
Mzm. 111:1-2,7-8,9,10c
Luk.
10:25-37
Gal.
1:6-12
1:6 Aku heran, bahwa kamu
begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah
memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
1:7 yang sebenarnya bukan
Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk
memutarbalikkan Injil Kristus.
1:8 Tetapi sekalipun kami
atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang
berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
1:9 Seperti yang telah kami
katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang
memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu
terima, terkutuklah dia.
1:10 Jadi bagaimana sekarang:
adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan
kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka
aku bukanlah hamba Kristus.
1:11 Sebab aku menegaskan
kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil
manusia.
1:12 Karena aku bukan
menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku,
tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.
Luk.
10:25-37
10:25 Pada suatu kali
berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa
yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
10:26 Jawab Yesus kepadanya:
"Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
10:27 Jawab orang itu:
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
10:28 Kata Yesus kepadanya:
"Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
10:29 Tetapi untuk
membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku
manusia?"
10:30 Jawab Yesus:
"Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan
penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga
memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
10:31 Kebetulan ada seorang
imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari
seberang jalan.
10:32 Demikian juga seorang
Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari
seberang jalan.
10:33 Lalu datang seorang
Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat
orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
10:34 Ia pergi kepadanya lalu
membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur.
Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu
membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
10:35 Keesokan harinya ia
menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan
jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
10:36 Siapakah di antara
ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang
jatuh ke tangan penyamun itu?"
10:37 Jawab orang itu:
"Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus
kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Orang Samaria
Murah Hati
Saudara terkasih, apa yang Yesus kehendaki kita
perbuatan disampaikan dalam perumpamaan mengenai orang Samaria yang murah hati.
Pengajaran yang memberikan kasih antara dua sikap kita di dunia ini. pertama
mengasihi Tuhan Allah dengan sepenuhnya tidak boleh mendua, atau menepikan
peran Tuhan. Kedua mengasihi Tuhan melalui sesama yang dikasihi sebagaimana
mengasihi diri sendiri. Tidak ada yang lebih utama atau nomor dua, ada
keseimbangan, atau sebagaimana salib ada vertikal dan horisontal, saling
melengkapi dan bukan menomorduakan satu di antaranya.
Sebagai contoh Yesus mengajarkan bagaimana kita perlumelihat
contoh mengasihi sesama yang tidak kenal batas. Tidak pandang bulu atau adanya
kotak, baik agama, ras, atau baik dan buruk. Semua adalah saudara. Sering kemanusiaan
kita malah membatasi kebebasan kita untuk menyatakan kasih kepada sesama. Kisah
orang Samaria, orang luar Israel yang dinilai pendosa namun malah memberikan
cintanya bahkan materinya, berhadapan dengan imam yang mengatakan kebaikan
namun tidak melakukannya.
Saudara terkasih, baik itu bukan hanya soal
kata-kata, definisi, atau pernyataan, namun sebuah tindakan nyata. Perilaku
konkrit yang bisa dirasakan orang. Apakah kita sudah melakukan kebaikan? Atau hanya
bisa mengatakannya? BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar