Senin, 03 Oktober 2016

Orang Samaria Murah Hati

Senin  Biasa  Pekan XXVII (H)
Gal. 1:6-12
Mzm. 111:1-2,7-8,9,10c
Luk. 10:25-37



 Gal. 1:6-12

1:6 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
1:7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
1:9 Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.
1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
1:11 Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.
1:12 Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.

Luk. 10:25-37

10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
10:28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
10:29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
10:30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
10:37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"


Orang Samaria Murah Hati

Saudara terkasih, apa yang Yesus kehendaki kita perbuatan disampaikan dalam perumpamaan mengenai orang Samaria yang murah hati. Pengajaran yang memberikan kasih antara dua sikap kita di dunia ini. pertama mengasihi Tuhan Allah dengan sepenuhnya tidak boleh mendua, atau menepikan peran Tuhan. Kedua mengasihi Tuhan melalui sesama yang dikasihi sebagaimana mengasihi diri sendiri. Tidak ada yang lebih utama atau nomor dua, ada keseimbangan, atau sebagaimana salib ada vertikal dan horisontal, saling melengkapi dan bukan menomorduakan satu di antaranya.
Sebagai contoh Yesus mengajarkan bagaimana kita perlumelihat contoh mengasihi sesama yang tidak kenal batas. Tidak pandang bulu atau adanya kotak, baik agama, ras, atau baik dan buruk. Semua adalah saudara. Sering kemanusiaan kita malah membatasi kebebasan kita untuk menyatakan kasih kepada sesama. Kisah orang Samaria, orang luar Israel yang dinilai pendosa namun malah memberikan cintanya bahkan materinya, berhadapan dengan imam yang mengatakan kebaikan namun tidak melakukannya.

Saudara terkasih, baik itu bukan hanya soal kata-kata, definisi, atau pernyataan, namun sebuah tindakan nyata. Perilaku konkrit yang bisa dirasakan orang. Apakah kita sudah melakukan kebaikan? Atau hanya bisa mengatakannya? BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar