Jumat
Biasa pekan XXIX (H)
Ef.
4:1-6
Mzm.
24:1-2,3-4ab, 5-6
Luk.
12:54-59
Ef.
4:1-6
4:1 Sebab itu aku
menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu
sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
4:2 Hendaklah kamu selalu
rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling
membantu.
4:3 Dan berusahalah
memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
4:4 satu tubuh, dan satu Roh,
sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam
panggilanmu,
4:5 satu Tuhan, satu iman,
satu baptisan,
4:6 satu Allah dan Bapa dari
semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Luk.
12:54-59
12:54 Yesus berkata pula
kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat,
segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi.
12:55 Dan apabila kamu
melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu
memang terjadi.
12:56 Hai orang-orang
munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat
menilai zaman ini?
12:57 Dan mengapakah engkau
juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?
12:58 Sebab, jikalau engkau
dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia
selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim
menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke
dalam penjara.
12:59 Aku berkata kepadamu:
Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai
lunas."
Pandai
Menilai Zaman
Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan
bagaimana menilai zaman. Kemarin kita diajak untuk merenungkan kedatangan Yesus
yang membawa perpisahan. Artinya ada dalam konteks bagaimana dan itu yang perlu
kita cermati. Kisah dalam sabda Tuhan menggunakan ilustrasi bagaimana membaca
tanda-tanda alam itu mudah, demikian juga bersikap dalam menghadapi orang lain.
Ada ungkapan dalamnya lautan bisa diukur, namun
hati orang siapa bisa menduga. Hal ini persis dengan yang disampaikan Yesus. Bersiasat,
bersikap dengan baik, bukan dalam arti munafik, mencari aman atau keuntungan
sendiri, namun justru mendapatkan apa yang seharusnya diperoleh.
Salah dalam bersikap bisa justru merugikan dan
malah tidak membawa kepada seharusnya diperoleh. Contoh, jika menghadapi orang
fundamentalis kita melawan dengan frontal, apa yang kita peroleh? Bukankah itu
mati konyol? Tidak dalam arti bahwa kita takut atau tidak berani mempertahankan
iman kita, namun bahwa kita mengukur diri kita. Mampu atau tidak menghadapi
itu? Berbeda dengan ketika kita mengalah dengan mengingkari iman kita dengan
menyesuaikan dengan ajaran lain demi aman kita. Tidak dalam hal ini. Jika kita tidak
bisa berbuat lebih banyak dengan sikap kita, apa untungnya coba? Malah rugi
bukan?
Era demikian, zaman akhir begini, dan salah satu
konsekuensi ikut Yesus itu bukan jalan yang enak dan nyaman bukan? Salah satunya
adalah itu. Akan datang penyesat yang harus bisa kita hadapi dengan baik. Bahasa
Jawa memberikan bahasa ngeli nanging ora
keli. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar