Selasa
Biasa Pekan XXVII (H)
Gal.
4:31-5:6
Mzm.
119:41,43,44,45,47,48
Luk.
11:37-41
Gal.
4:31-5:6
4:31 Karena itu,
saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak
perempuan merdeka.
5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka,
Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau
lagi dikenakan kuk perhambaan.
5:2 Sesungguhnya, aku,
Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali
tidak akan berguna bagimu.
5:3 Sekali lagi aku katakan
kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh
hukum Taurat.
5:4 Kamu lepas dari Kristus,
jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih
karunia.
5:5 Sebab oleh Roh, dan
karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.
5:6 Sebab bagi orang-orang
yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak
mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.
Luk.
11:37-41
11:37 Ketika Yesus selesai
mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah
Ia ke rumah itu, lalu duduk makan.
11:38 Orang Farisi itu
melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum
makan.
11:39 Tetapi Tuhan berkata
kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari
cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.
11:40 Hai orang-orang bodoh,
bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?
11:41 Akan tetapi, berikanlah
isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.
Hal
yang Esensial
Saudara terkasih, ketengangan Yesus dengan orang
Farisi makin memuncak. Kali ini soal mencuci tangan sebelum makan. Apa yang
menjadi tuntutan kaum Farisi ini sebenarnya bukan tuntutan Taurat namun ciptaan
mereka sebagai bagian dari tradisi nenek moyang.
Apa yang Yesus kritik tidak semata soal cuci
tangan, namun lebih luas, di mana perilaku kaum Farisi dan ahli Taurat yang
sering menjauhkan diri dari Allah. Perilaku yang membebani dan menjaga jarak
dengan pusat kasih itu sendiri.
Yesus menggunakan bagaimana orang peduli dengan
bagian luar yang dicuci bersih, namun lupa untuk isinya. Mempersoalkan persepuluhan
namun abai akan keadilan, mencari kehormatan, menjadi seperti kuburan yang
bersih luarnya tetapi dalamnya penuh dengan kotoran.
Saudara terkasih, kita sering banyak yang berfokus
pada hal yang tidak mendasar, mempersoalkan pakaian, namun abai akan hati. Meributkan
cara, namun mengabaikan motivasi dan hasil. Bagaimana kita sering ribut
mengenai orang yang tidak pernah datang dalam ibadat lingkungan padahal sedang
mengusahakan sesuap nasi bagi hidupnya. Meminta orang untuk memberikan
sumbangan ini itu demi pembangunan Gereja, tanpa mau tahu apa yang mereka
lakukan untuk dapat mencukupi kehidupan sehari-harinya. Tidak ada yang salah
untuk ibadat lingkungan, atau pembangunan gereja, namun perlu juga tahu
bagaimana kehidupan sehari-hari umat juga perlu dijadikan pertimbangan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar