Rabu, 12 Oktober 2016

Hal yang Esensial

Selasa Biasa Pekan XXVII (H)
Gal. 4:31-5:6
Mzm. 119:41,43,44,45,47,48
Luk. 11:37-41



Gal. 4:31-5:6

4:31 Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka.
 5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
5:3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.
5:4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.
5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.
5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.


Luk. 11:37-41

11:37 Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan.
11:38 Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan.
11:39 Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.
11:40 Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?
11:41 Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.


Hal yang Esensial

Saudara terkasih, ketengangan Yesus dengan orang Farisi makin memuncak. Kali ini soal mencuci tangan sebelum makan. Apa yang menjadi tuntutan kaum Farisi ini sebenarnya bukan tuntutan Taurat namun ciptaan mereka sebagai bagian dari tradisi nenek moyang.
Apa yang Yesus kritik tidak semata soal cuci tangan, namun lebih luas, di mana perilaku kaum Farisi dan ahli Taurat yang sering menjauhkan diri dari Allah. Perilaku yang membebani dan menjaga jarak dengan pusat kasih itu sendiri.
Yesus menggunakan bagaimana orang peduli dengan bagian luar yang dicuci bersih, namun lupa untuk isinya. Mempersoalkan persepuluhan namun abai akan keadilan, mencari kehormatan, menjadi seperti kuburan yang bersih luarnya tetapi dalamnya penuh dengan kotoran.

Saudara terkasih, kita sering banyak yang berfokus pada hal yang tidak mendasar, mempersoalkan pakaian, namun abai akan hati. Meributkan cara, namun mengabaikan motivasi dan hasil. Bagaimana kita sering ribut mengenai orang yang tidak pernah datang dalam ibadat lingkungan padahal sedang mengusahakan sesuap nasi bagi hidupnya. Meminta orang untuk memberikan sumbangan ini itu demi pembangunan Gereja, tanpa mau tahu apa yang mereka lakukan untuk dapat mencukupi kehidupan sehari-harinya. Tidak ada yang salah untuk ibadat lingkungan, atau pembangunan gereja, namun perlu juga tahu bagaimana kehidupan sehari-hari umat juga perlu dijadikan pertimbangan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar