Minggu, 30 Oktober 2016

Pertobatan adalah Berbalik Arah

HARI RAYA MINGGU PEKAN XXXI (H)
Keb. 11:22-12:2
Mzm. 145:1-2,8-9,10-11,13cd-14
2 Tes. 1:11-2:2
Luk. 19:1-10


Keb. 11:22-12:2

11:22 Sebab seperti sebutir debu dalam neraca, demikian seluruh jagat raya di hadapan-Mu, atau bagaikan setetes embun pagi yang jatuh ke bumi.
11:23 Akan tetapi justru karena Engkau berkuasa akan segala sesuatu, maka semua orang Kaukasihani, dan dosa manusia tidak Kauperhatikan, supaya mereka bertobat.
11:24 Sebab Engkau mengasihi segala yang ada, dan Engkau tidak benci kepada barang apapun yang telah Kaubuat. Sebab andaikata sesuatu Kaubenci, niscaya tidak Kauciptakan.
11:25 Bagaimana sesuatu dapat bertahan, jika tidak Kaukehendaki, atau bagaimana dapat tetap terpelihara, kalau tidak Kaupanggil?
11:26 Engkau menyayangkan segala-galanya sebab itu milik-Mu adanya, ya Penguasa penyayang hidup!.
12:1 Roh-Mu yang baka ada di dalam segala sesuatu.
12:2 Dari sebab itu orang-orang yang jatuh Kauhukum berdikit-dikit, dan Kautegur dengan mengingatkan kepada mereka dalam hal manakah mereka sudah berdosa, supaya percaya kepada Dikau, ya Tuhan, setelah mereka menjauhi kejahatan itu.


2 Tes. 1:11-2:2

1:11 Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu,
1:12 sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.
2:1 Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara,
2:2 supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.


Luk. 19:1-10

19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.
19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.
19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."
19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa."
19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."
19:9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.
19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."


Pertobatan adalah Berbalik Arah

Saudara terkasih, apa yang Tuhan ajarkan hari ini adalah perjumpaan dengan Yesus yang mengubah segalanya. Perjumpaan yang menyelamatkan. Bagaimana Zakeus yang berjumpa dan dipanggil Yesus langsung memberikan sebagian hartanya sebagai wujud sesalnya. Tidak main-main apa yang ia lakukan untuk mengungkapkan sesal itu. Sesal hadir karena merasa sentuhan Tuhan secara personal, memanggil dengan namanya.
Pertobatan itu bukan semata kata, janji, atau menyatakannya, namun perubahan sikap. Ia meninggalkan hidup lamanya, dan menyesal untuk menatap hidup baru.  Berbalik arah dan kembali melangkah ke depan sebagai manusia baru.

Saudara terkasih, apa yang Tuhan inginkan adalah, keselamatan itu milik semua orang, bukan karena persamaan atas apapun, namun karena kasih Allah yang tidak ingin meninggalkan anak-anak-Nya menderita. Semua adalah ciptaan dari kasih-Nya, mana mungkin memilih yang satu dan meninggalkan yang lain. Termasuk orang berdosa yang mau berubah. Ada perubahan. BD.eLeSHa.

Sabtu, 29 Oktober 2016

Ajaran Merendahkan Diri

Sabtu Biasa Pekan XXX (H)
Fil. 1:18-26
Mzm. 42:2,3,5bcd
Luk. 14:1,7-11



Fil. 1:18-26

1:18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,
1:19 karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.
1:20 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.
1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
1:22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
1:23 Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus -- itu memang jauh lebih baik;
1:24 tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.
1:25 Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,
1:26 sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.


Luk. 14:1,7-11

14:1 Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
14:7 Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
14:8 "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu,
14:9 supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.
14:10 Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
14:11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."



Ajaran Merendahkan Diri

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja menawarkan kepada kita untuk sejenak merenungkan Sabda-Nya mengenai merendahkan diri. Ia mengatakan, barang siapa merendahkan diri akan ditinggikan, dan barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan.
Apa yang kit saksikan dalam keseharian sering kita jatuh, terpengaruh pada godaan cinta diri berlebihan, sehingga tanpa sadar meninggikan diri. Apa yang kita lakukan ini justru membuat kita diturunkan bukan karena Allah pendendam, namun sikap kita tidak pantas, apalagi jika kita meninggikan diri di depan Tuhan. Penyakit dunia ini sering lembut menghayutnya, sehingga kita abai dan terlena dan kemudian menjadi tinggi hati, sombong, dan merendahkan orang lain.
Perumpamaan yang Tuhan pakai ialah, karena banyaknya orang yang merasa terhormat dan memilih duduk di depan dalam perjamuan makan. Inilah dasar pengajaran-Nya, bagaimana orang berebut merasa pantas dan ketika diminta pindah, apa tidak lebih malu? Tuhan menghendaki kita tahu diri, bukan rendah diri dan minder, namun menempatkan diri kita tidak berlebihan.
Paus Fransiskus menujukkan sikap itu dalam banyak kejadian. Usai terpilih menjadi Uskup Roma dan Paus, beliau memilih ikut bis rombongan para kardinal, bukan mobil khusus Paus. Sebelum memberikan berkat perdana, beliau memohon umat mendoakannya agar mampu menjalankan perutusannya. Ia juga memohonkan ampun atas rekan-rekan kardinal yang telah memilihnya. Beliau sudah membeli tiket kepulangannya ke Argentina, artinya sama sekali tidak berhasrat, berpikirpun tidak kalau akan tetap tinggal di Vatikan yang tidak perlu tiket pulang.

Saudara terkasih, pilihan untuk tinggi hati atau rendah hati, baik di depan sesama atau Tuhan. Itu kita yang menentukan jika kita hidup bersama Tuhan, tentu memilih bersikap rendah hati. BD.eLeSHa.

Jumat, 28 Oktober 2016

Santo Simon dan Yudas, Rasul

Pesta S. Simon dan Yudas (M)
Ef. 2:19-11
Mzm. 19:2-3,4-5
Luk. 6:12-19



Ef. 2:19-11

2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Luk. 6:12-19

6:12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
6:13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:
6:14 Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus,
6:15 Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
6:16 Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.
6:17 Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
6:18 Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
6:19 Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.


Santo Simon dan Yudas, Rasul

Pesta kedua rasul ini dirayakan bersama hari ini, (mungkin) karena nama keduanya selalu disebutkan serentak berurutan dalam Injil-injil Sinoptik (Mat 13:55; Mrk 3:18 dan 14:3; Luk 6:16) dan karena keduanya sama-sama mengalami nasib sebagai martir di negeri Persia (sekarang: Iran).
Simon, selain dikenal sebagai saudara sepupu Yesus, juga dikenal sebagai saudara rasul Yakobus Muda dan Yudas (Lih. Mat, 13:55). Ia dijuluki 'Si Zelot', yang berarti 'yang rajin', 'yang meluap semangatnya' dalam mempelajari dan menaati Hukum Taurat Yahudi. Gelaran ini diberikan juga barangkali karena ia termasuk salah seorang penganut aliran Zelot (lih. Mrk 3:18 dst), yang sangat fanatik berpegang teguh pada Taurat dan yang turut ambil bagian dalam pemberontakan melawan penjajah Romawi tahun 67-70. Ia orang Kanaan yang dipanggil Yesus menjadi RasulNya. Kisah hidupnya dan karyanya sebagai rasul sama sekali tidak dicantumkan di dalam Injil-injil, kecuali pencantuman namanya. Kita mengetahui sedikit tentang dia dalam tradisi-tradisi kuno. Buku Menologi Santo Blasius menyebutkan bahwa Simon wafat dengan damai di Edessa, Irak. Dalam tradisi Barat yang tertera di dalam Liturgi Romawi disebutkan bahwa ia pernah mewartakan Injil di Mesir, kemudian bergabung dengan Yudas pergi ke Mesopotamia, dan dari sana mereka pergi sebagai misionaris ke negeri Persia, Iran hingga menemui ajalnya sebagai martir bersama Yudas. Tradisi lain menyebutkan bahwa setelah saudaranya Yakobus, Uskup Yerusalem, dibunuh, rasul lain memilih dia menggantikan Yakobus. Ia memegang jabatan uskup pada tahun 62 hingga kematiannya sebagai martir ketika terjadi penganiayaan umat Kristen pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus pada tahun 107.
Yudas yang disebut juga Tadeus yang berarti 'yang berani' adalah saudara rasul Yakobus Muda. Tidak diketahui bagaimana dan kapan Yesus memanggilnya menjadi Rasul. Tradisi mengakui dia sebagai penulis Surat Yudas, yang berisi dorongan semangat dan peneguhan kepada umat Kristen yang berada dalam krisis akhlak pada masa itu. Namun hal ini masih dipersoalkan oleh banyak ahli modern, mengingat Yudas bukanlah seorang yang terdidik baik sehingga mampu menulis sebaik itu. Mungkin ia menyuruh orang lain menuliskannya.
Namanya dimunculkan dalam Injil Yohanes pada waktu Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir. Dialah yang bertanya kepada Yesus: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau menyatakan diriMu kepada kami; dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." (Yoh 14:22, 23)
Setelah kenaikan Yesus, tak ada cerita Kitab Suci tentang karya Yudas. Menurut tradisi, Yudas mewartakan Injil di Mesopotamia sebelum bergabung bersama Simon di Persia, di mana keduanya bersama-sama menemui ajal sebagai martir Kristus. Sejarawan Eusebius menyebutkan bahwa ia mempunyai dua orang cucu: Zoker dan Yakobus, yang dihadapkan kepada Raja Domisianus, karena ada laporan bahwa keduanya berasal dari Kerajaan Daud. Tetapi setelah diketahui bahwa keduanya orang-orang miskin dan sederhana, maka mereka dibebaskan kembali. Santo Yudas dihormati Gereja sebagai pelindung bagi orang-orang yang mengemban tugas-tugas yang sulit. BD.eLeSHa.


Sumber: Iman Katolik



Kamis, 27 Oktober 2016

Penolakan akan Yesus

Kamis Biasa Pekan XXX (H)
Ef. 6:10-20
Mzm. 144:1,2,9-10
Luk. 13:31-35



Ef. 6:10-20

6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
6:11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
6:13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
6:14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
6:15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
6:16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
6:19 juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil,
6:20 yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.


Luk. 13:31-35

13:31 Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."
13:32 Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
13:33 Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.
13:34 Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi  kamu tidak mau.
13:35 Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata:  Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"


Penolakan akan Yesus

Saudara terkasih, penolakan Yesus juga merupakan bagian utuh atas perutusan-Nya. Kali ini orang Farisi mengatasnamakan keinginan Herodes yang akan membunuh-Nya. Legitimasi seolah mereka peduli terhadap Yesus. Ini hanyalah tak tik bahwa mereka menolak Yesus namun tidak semata-mata karena keinginan mereka, dengan seperti peduli dan melindungi Yesus mereka tentu menimpakan kesalahan kepada Herodes.
Saudara terkasih, sering kita diombang-ambingkan seolah-olah fakta dan kebenaran dan di sanalah peran Roh Kudus dan kebersamaan kita di dalam Tuhan yang memampukan mana yang tulus mana yang sebenarnya adalah sebuah siasat buruk. Kita bisa melihat, bahwa seolah ide mereka mengusir Yesus itu baik, namun sangat jahat. Di sekitar kita juga sering kita temui hal-hal demikian, atas nama bantuan sosial, namun sebenarnya hanya mau mengeruk lebih banyak namun orang tidak curiga. Mengatasnamakan pembangunan dengan mengangankan proyek yang bisa dikeruk demi kepentingan pribadi dan kelompok.

Yesus tidak terpedaya dengan pola pikir mereka yang sempit tersebut. IA tetap fokus akan perutusan-Nya yang diperoleh dari Allah Bapa. Ia taat dan demi ketaatan-Nya siap untuk menyerahkan nyawa-Nya. Dan di Yerusalemlah Ia setia hingga akhir hidup-Nya. BD.eLeSHa.

Rabu, 26 Oktober 2016

Jalan Menuju Kerajaan Allah

Rabu Pekan Biasa XXX (H)
Ef. 6:1-9
Mzm. 145:100-11,12-13ab,13cd-14
Luk. 13:22-30



Ef. 6:1-9

6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.
6:5 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus,
6:6 jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah,
6:7 dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.
6:8 Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan.
6:9 Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman. Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di sorga dan Ia tidak memandang muka.


Luk. 13:22-30

13:22 Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
13:23 Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"
13:24 Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.
13:25 Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang.
13:26 Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.
13:27 Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!
13:28 Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar.
13:29 Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.
13:30 Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."



Jalan Menuju Kerajaan Allah

Saudara terkasih, kita hari ini disajikan bahan permenungan mengenai jalan menuju Kerajaan Allah. jalan atau pintu yang harus dilewati sangat sempit, sehingga perlu perjuangan. Surga sebagai tujuan memang sudah diberikan secara cuma-cuma untuk kita anak-anak-Nya, namun tetap saja kita upayakan, usahakan, dan perjuangkan. Banyak yang ingin masuk namun sedikit yang sebenarnya  bisa memasukinya.
Jangan sampai jika sampai pintu tertutup dan kita tertinggal. Pintu tertutup dan tidak sempat memasukinya. Apa yang membuat kita terlambat masuk? Banyak sebab, ada kesempataan namun kita asyik-asyikan dengan kesibukan dan kesenangan sendiri. Contoh konkret bisa kita lihat, bagaimana di gereja, misa, namun sebentar-sebentar membuka hape atau melihat medsos kita. Saatya merayakan misa masih ngantuk karena semalam begandang melihat sepak bola.
Saudara terkasih, sering kita merasa suci, merasa paling pantas, mengaku paling saleh, namun sering melupakan mengasihi sesama, menyatakan orang lain sebagai musuh bukan saudara, meninggalkan sikap adil dan menghargai kebenaran karena cinta diri yang berlebihan. Mengasihi Tuhan namun melupakan sesama atau sebaliknya terlalu cinta diri dan sesama namun mengabaikan keberadaan Tuhan.
Apa yang Yesus sampaikan dengan arah mata angin hendak mengajarkan dari mana saja, baik Yahudi ataupun non Yahudi. Keselamatan bagi semua orang yang mau mendengarkan kehendak-Nya. Keselamatan tidak terbatas, namun berkat Allah kepada siapa Ia berkenan. BD.eLeSHa.


Selasa, 25 Oktober 2016

Kerajaan Allah

Hari Selasa Biasa XXX (H)
Ef. 5:21-33
Mzm. 128:1-2,3,4-5
Luk. 13:18-21



Ef. 5:21-33

5:21 dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.
5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
5:30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
5:33 Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.


Luk. 13:18-21

13:18 Maka kata Yesus: "Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?
13:19 Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya."
13:20 Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah?
13:21 Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."



Kerajaan Allah


Saudara terkasih,  Yesus mengajak kita untuk merenungkan seperti apa Kerajaan Surga itu. Ia mengajak kita merenungkan melalui dua perumpamaan. Pertama, dengan biji sesawi, di mana biji yang keci itu nantinya ketika telah tumbuh bisa menjadi tempat burung  bernaung dan bersarang.
Perumpaan kedua mengenai ragi, di mana sangat sedikit ragi itu diperlukan dalam sebuah adonan roti, namun bisa memberikan pengaruh yang sangat luar biasa. Dua perumpamaan yang sama untuk menggambarkan bagaimana daya kuasa Ilahi itu.
Saudara terkasih, Kerajaan Allah itu bisa menampung seluruh ciptaan, semua tanpa kecuali, jika orang di dunia ini menglaim hanya kelompoknya saja yang masuk Kerajaan Allah, bagaiamana mungkin Allah yang menciptakan semuanya berlaku tidak adil dan hanya memilih sebagian saja? Pola pikir manusiawi yang diterapkan dalam keilahian yang itu sering tidak jalan. Apa mungkin Tuhan Allah yang adalah kasih itu menghianati Dirinya sendiri? Tentu tidak mungkin bukan?

Sering kita sebagai manusia lupa menempatkan Tuhan pada posisi yang berbeda, namun mengenakan ukuran kita sendiri. Cinta kasih-Nya tak terbatas dan itu berbeda dengan kita. BD.eLeSHa.

Senin, 24 Oktober 2016

Penyembuhan di Hari Sabat

Hari Senin Biasa Pekan XXX (H)
Ef. 4:32-5:8
Mzm. 1:1-2,3,4,,6
Luk. 13:10-17



Ef. 4:32-5:8

4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
5:1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
5:3 Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.
5:4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas -- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.
5:5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
5:6 Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.
5:7 Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.
5:8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.


Luk. 13:10-17

13:10 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
13:11 Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
13:12 Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
13:13 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.
13:14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."
13:15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?
13:16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"
13:17 Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.



Penyembuhan di Hari Sabat

Saudara terkasih, bacaan hari ini masih dalam konteks perpecahan. Namun lebih jauh karena alasannya adalah penyembuhan. Sedikit berbeda, ketika ada peristiwa penyembuhan dan adanya mukjizat di sana.
Persoalan kembali hadir yang membuat keadaan memanas, karena Yesus mengadakan penyembuhan pada hari Sabat, di mana hal itu merupakan larangan, dan alasan teologis di mana Tuhan Allah pun beristirahat pada hari Sabat, namun mereka lupa, ada yang lebih mendesak dan lebih penting adalah kesembuhan tidak bisa ditunda. Bagaimana mereka yang mengritik itu lupa mereka juga memberikan makan dan minum bagi ternak mereka. Ternak mereka dibawa keluar dari kandang untuk makan dan minum.
Perempuan yang sakit sudah puluhan tahun ini jauh lebih berharga daripada  ternak. Ini yang mau disampaikan Yesus. Manusia tidak boleh kalah oleh hukum buatan manusia. Dan itu persoalan yang menjadi hal yang paling disukai kaum Farisi.


Kita juga sering bersikap demikian. Suka akan taat hukum, aturan, namun lupa soal kemanusiaan. Manusia sering demi nama orang, demi dipandang setia akan hukum namun malah membuat orang lain menderita. Inilah pusat kritik Yesus, bukan orangnya, namun sikap mereka. BD.eLeSHa.

Barang Siapa Merendahkan Diri akan Ditinggikan

HARI MINGGU BIASA PEKAN XXX (H)
Sir. 35:12-14,16-18
Mzm. 34:2-3,17-18,19-23
2 Tim. 4:6-8,16-18
Luk. 18:9-14


Sir. 35:12-14,16-18

35:12 Sebab Tuhan adalah Hakim, yang tidak memihak.
35:13 Ia tidak memihak dalam perkara orang miskin, tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya.
35:14 Jeritan yatim piatu tidak diabaikan-Nya, ataupun jeritan janda yang mencurahkan permohonannya.
35:16 Tuhan berkenan kepada siapa yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya, dan doanya naik sampai ke awan.
35:17 Doa orang miskin menembusi awan, dan ia tidak akan terhibur sampai mencapai tujuannya.
35:18 Ia tidak berhenti hingga Yang Mahatinggi memandangnya, dan memberikan hak kepada orang benar dan menjalankan pengadilan.


2 Tim. 4:6-8,16-18

4:6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
4:7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
4:16 Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku -- kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka --,
4:17 tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.
4:18 Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.


Luk. 18:9-14

18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.



Barang Siapa Merendahkan Diri akan Ditinggikan

Saudara terkasih, bacaan hari ini sangat menarik dan sangat kontekstual bagi hidup kita bersama. Bagaimana sering kita merasa lebih besar, lebih dari pada orang lain, dan akan marah ketika direndahkan. Hal yang sangat manusiawi yang sering tidak kita sadari, apalagi ketika telah menjadi karakter bahkan budaya.
Apa yang dijadikan ilustrasi di atas adalah, cerminan bagi kita, mirip Farisi itu atau mirip si pendosa. Kita sebagai manusia sering jatuh bangun, ganti berganti, kadang merasa rendah hati namun tidak jarang menjadi tinggi hati. Sikap dua orang yang berdosa itu adalah apanya kita. Kita ini adalah mereka itu yang sering menepuk dada bahkan di hadapan Tuhan, namun juga tidak jarang bersikap sebaliknya dengan sikap rendah hati dan tahu diri.
Saudara terkasih sikap orang Farisi yang legalis, taat dan benar secara huku ternyata tidak benar di hadapan Allah, karena sikap mereka yang merendahkan orang lain yang tidak seperti dirinya. Selain menilai rendah orang lain, ia juga merasa bahwa Tuhan layak memberikan balasan yang setimpal. Sikap berpamrih bahwa tindakan religius tidak patut jika menghendaki balasan.
Kerendahan hati memperlengkapi tindakan yang dilakukan, tidak cukup hanya perbuatan baik, namun motivasinya buruk, egoisme, dan mengarahkan kepada diri sendiri. Keselamatan itu berkaitan dengan belas kasih dan berkat Allah bukan semata perbuatan baik kita semata.

Pilihan ada di tangan kita, kesadaran akan belas kasih Allah jangan terkalahkan egoisme manusiawi kita. Rendah hati di hadapan sesama dan Tuhan Allah tentunya. BD.eleSHa.

Sabtu, 22 Oktober 2016

Hidup itu Berbuah dan Pertobatan

Sabtu Biasa Pekan XXIX (H)
Ef. 4:7-16
Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5
Luk. 13:1-9



Ef. 4:7-16

4:7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.
4:8 Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."
4:9 Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
4:10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
4:16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Luk. 13:1-9

13:1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.
13:2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?
13:3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
13:4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?
13:5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"



Hidup itu Berbuah dan Pertobatan

Saudara terkasih, hari ini Yesus mengajak kita untuk merenungkan bagaimana hidup kita ini harus dalam suasana pertobatan sehingga bisa menghasilkan buah. Sering orang, di sini para murid pun mengalami yang sama, menilai orang yang sedang mengalami penderitaan akibat kedosaannya. Tuhan mengajak kita berpikir yang berbeda, bukan soal dosa dan keadaan buruk, namun pertobatan. Pertobatan atau berbalik arah, bukan hanya kata namun sikap hidup yang sejati.
Tuhan Allah memberikan kesempatan untuk berubah, bertobat, dan memperbaiki diri. Hal ini disampaikan melalui perumpamaan di mana ada pohon ara yang tidak menghasilkan buah dan hendak ditebang. Namun pengelolanya mohon waktu untuk memperbaiki dengan mencangkul tanah, memberikan pupuk, dan ada penanganan, baru kemudian ditebang jika memang tidak berbuah.

Sering pula kita menilai Tuhan dalam kacamata kita, ada kesalahan akan dibalaskan, tidak demikian, Allah memberikan kesempatann dan itu sejak kisah Adam selalu berulang. Tuhan Mahabaik, bukan Pendendam dan membalaskan dengan berlebihan. Kesempatan untuk menghasilkan buah, atau bahasa gampangnya memberikan kesempatan untuk hidup yang bisa memberikan arti bagi hidupnya. BD.eLeSHa.