Senin, 06 Juni 2016

Sabda-Sabda Bahagia

Senin Biasa Pekan X (H)
1 Raj. 17:1-6
Mzm. 121:1-2,3-4,5-6,7-8
Mat. 5:1-12



1 Raj. 17:1-6

17:1 Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."
17:2 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya:
17:3 "Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.
17:4 Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana."
17:5 Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.
17:6 Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.


Mat. 5:1-12

5:1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
5:2 Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."



Sabda-Sabda Bahagia

Saudara terkasih, kita banyak belajar mengenai pribadi Yesus dalam bacaan ini. bagaimana Ia mengajar di atas gunung, mirip dengan apa yang Musa lakukan. Musa baru.  Cara mengajar yang mengucapkan ucapan bahagia mirip dengan sastra Yahudi sebagaimana dalam Kitab Ulangan juga dalam Putra Sirakh.
Saudara terkasih, apakah yang miski, menderita, dan lapar yang akan mendapatkan kebahagiaan? Dan sebaliknya yang kaya dan makmur akan mendapatkan hukuman? Tidak sesederhana itu. Apa selanjutnya juga perlu dibaca, apa yang menjadi prasyarat yaitu benar di hadapan Allah, bukan hanya yang miskin saja, yang kaya sepanjang masih benar di hadapan Allah tentu akan mendapatkan keselamatan yang sama.
Berikutnya Tuhan menghendaki kita tetap menjaga kesucian hati dengan bertindak setia pada Allah. Bagaimana cara untuk setia di dalam Tuhan? Hati yang memiliki  cara hidup, melawan kekerasan, Saudara terkasih, kita tentu menyaksikan betapa banyak kekerasan. Namun apa yang Tuhan ajak ialah kita bisa menghindari itu. Menyukai kekerasan berarti bukan murid-Nya. Berikutnya,  menolak pedang, bagaimana Petrus mendapat teguran keras karena ia memotong telingan hamba imam agung. Tuhan tidak menghendaki pedang, namun kasih yang sejati. Ketiga, mengasihi musuh. Ini taraf selanjutnya yang tidak mudah, dengan cara mengasihi musuh. Tidak suka kekerasan masih lumayan bisa, menghindari pedang, tentu makin susah, dan yang paling sulit adalah mengasihi musuh. Balas dendam, membalas, mengutuk itu sangat biasa, namun untuk mengasihi musuh, inilah inti kasih sejati itu.
Apakah kita sanggup berbuat demikian? Inilah inti kasih sejati. Mengalahkan dunia dengan mengasihi musuh. BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar