Jumat
Biasa Pekan XI (H)
2
Raj. 11:1-4,9-18,20
Mzm.
132:11,12,13-14,17-18
Mat.6:19-23
2
Raj. 11:1-4,9-18,20
11:1 Ketika Atalya, ibu
Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua
keturunan raja.
11:2 Tetapi Yoseba, anak
perempuan raja Yoram, saudara perempuan Ahazia, mengambil Yoas bin Ahazia,
menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu,
memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur, dan
menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga dia tidak dibunuh.
11:3 Maka tinggallah dia enam
tahun lamanya bersama-sama perempuan itu dengan bersembunyi di rumah TUHAN,
sementara Atalya memerintah negeri.
11:4 Dalam tahun yang ketujuh
Yoyada mengundang para kepala pasukan seratus dari orang Kari dan dari pasukan
bentara penunggu. Disuruhnyalah mereka datang kepadanya di rumah TUHAN, lalu
diikatnya perjanjian dengan mereka dengan menyuruh mereka bersumpah di rumah
TUHAN. Kemudian diperlihatkannyalah anak raja itu kepada mereka.
11:9 Para kepala pasukan
seratus itu melakukan tepat seperti yang diperintahkan imam Yoyada.
Masing-masing mengambil orang-orangnya yang selesai bertugas pada hari Sabat
bersama-sama dengan orang-orang yang masuk bertugas pada hari itu, lalu datanglah
mereka kepada imam Yoyada.
11:10 Imam memberikan kepada
para kepala pasukan seratus itu tombak-tombak dan perisai-perisai kepunyaan
raja Daud yang ada di rumah TUHAN.
11:11 Kemudian para bentara
itu, masing-masing dengan senjatanya di tangannya, mengambil tempatnya di
lambung kanan sampai ke lambung kiri rumah itu, dengan mengelilingi mezbah dan
rumah itu untuk melindungi raja.
11:12 Sesudah itu Yoyada
membawa anak raja itu ke luar, mengenakan jejamang kepadanya dan memberikan
hukum Allah kepadanya. Mereka menobatkan dia menjadi raja serta mengurapinya,
dan sambil bertepuk tangan berserulah mereka: "Hiduplah raja!"
11:13 Ketika Atalya mendengar
suara bentara-bentara penunggu dan rakyat, pergilah ia mendapatkan rakyat itu
ke dalam rumah TUHAN.
11:14 Lalu dilihatnyalah raja
berdiri dekat tiang menurut kebiasaan, sedang para pemimpin dengan para
pemegang nafiri ada dekat raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil
meniup nafiri. Maka Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berseru:
"Khianat, khianat!"
11:15 Tetapi imam Yoyada
memerintahkan para kepala pasukan seratus, yakni orang-orang yang mengepalai
tentara, katanya kepada mereka: "Bawalah dia keluar dari barisan! Siapa
yang memihak kepadanya bunuhlah dengan pedang!" Sebab tadinya imam itu
telah berkata: "Janganlah ia dibunuh di rumah TUHAN!"
11:16 Lalu mereka menangkap
perempuan itu. Pada waktu ia masuk ke istana raja dengan melalui pintu bagi
kuda, dibunuhlah dia di situ.
11:17 Kemudian Yoyada
mengikat perjanjian antara TUHAN dengan raja dan rakyat, bahwa mereka menjadi
umat TUHAN; juga antara raja dengan rakyat.
11:18 Sesudah itu masuklah
seluruh rakyat negeri ke rumah Baal, lalu merobohkannya; mereka memecahkan sama
sekali mezbah-mezbahnya dan patung-patung dan membunuh Matan, imam Baal, di
depan mezbah-mezbah itu. Kemudian imam Yoyada mengangkat penjaga-penjaga untuk
rumah TUHAN.
11:20 Bersukarialah seluruh
rakyat negeri dan amanlah kota itu, setelah Atalya mati dibunuh dengan pedang
di istana raja.
Mat.6:19-23
6:19 "Janganlah kamu
mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri
membongkar serta mencurinya.
6:20 Tetapi kumpulkanlah
bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan
pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
6:21 Karena di mana hartamu
berada, di situ juga hatimu berada.
6:22 Mata adalah pelita
tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
6:23 jika matamu jahat,
gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa
gelapnya kegelapan itu.
Orientasi
Kehidupan
Saudara terkasih, beberapa hari kemarin kita diajak
untuk merenungkan mengenai kewajiban kita. Keutamaan religius yang ada di dalam
hidup kita. Hari ini, Tuhan mengajak kita untuk merenungkan apa yang menjadi
orientasi hidup kita.
Menarik bahwa kita hidup di tengah dunia, terutama
bangsa ini yang lebih berorientasi akan kuasa, materi, dan ritual agama yang
permukaan. Bagaimana politisi bergerak, berpikir, dan menjadikan kuasa, tahta,
dan harta sebagai kepenuhan diri. Tidak heran mereka bisa menggunakan cara-cara
yang tidak baik yang penting kuasa dan materi itu bisa dimiliki.
Konkret dan sangat kontekstual merenungkan ini,
bagaimana hidup kita ini begitu dikuasai untuk dunia ini. dunia yang sementara
namun malah seolah yang hakiki dan abadi. Kita bisa terobsesi akan tubuh kita,
badan kita, dan usaha, serta kemampuan kita. Padahal Tuhan menghendaki kita
bukan untuk itu saja. Kita boleh dan tidak salah untuk mengumpulkan harta dan
kekuasaan, namun yang jauh lebih penting adalah menjalankan kehendak-Nya. Kebutuhan
kita itu nomer sekian. Saudara terkasih, kita bisa merenungkan, bagaimana hidup
kita, apakah sudah lebih memilih dan menjalani kehendak-Nya, atau kebutuhan
kita terlebih dahulu? BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar