Rabu
Biasa Pekan XI (H)
2
Raj. 2:1,6-14
Mzm.
31:20,21,24,
Mat.
6:1-6,16-18
2
Raj. 2:1,6-14
2:1 Menjelang saatnya TUHAN
hendak menaikkan Elia ke sorga dalam angin badai, Elia dan Elisa sedang
berjalan dari Gilgal.
2:6 Berkatalah Elia
kepadanya: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke sungai
Yordan." Jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri,
sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu berjalanlah keduanya.
2:7 Lima puluh orang dari
rombongan nabi itu ikut berjalan, tetapi mereka berdiri memandang dari jauh,
ketika keduanya berdiri di tepi sungai Yordan.
2:8 Lalu Elia mengambil
jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka terbagilah air itu
ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan
berjalan di tanah yang kering.
2:9 Dan sesudah mereka sampai
di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: "Mintalah apa yang hendak
kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu." Jawab Elisa:
"Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu."
2:10 Berkatalah Elia:
"Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku
terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika
tidak, tidak akan terjadi."
2:11 Sedang mereka berjalan
terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi
memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.
2:12 Ketika Elisa melihat
itu, maka berteriaklah ia: "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan
orang-orangnya yang berkuda!" Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu
direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan.
2:13 Sesudah itu dipungutnya
jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan berdiri di
tepi sungai Yordan.
2:14 Ia mengambil jubah Elia
yang telah terjatuh itu, dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru: "Di
manakah TUHAN, Allah Elia?" Ia memukul air itu, lalu terbagi ke sebelah
sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa.
Mat.
6:1-6,16-18
6:1 "Ingatlah, jangan
kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena
jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
6:2 Jadi apabila engkau
memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan
orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:3 Tetapi jika engkau
memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan
kananmu.
6:4 Hendaklah sedekahmu itu
diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu."
6:5 "Dan apabila kamu
berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya
dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya,
supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah
mendapat upahnya.
6:6 Tetapi jika engkau
berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu.
6:16 "Dan apabila kamu
berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air
mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:17 Tetapi apabila engkau
berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
6:18 supaya jangan dilihat
oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada
di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu."
Kewajiban
Keagamaan
Saudara terkasih, hari ini kita diajak oleh Gereja
untuk melihat bagaimana keutamaan kita sebagai orang beriman yaitu, berdoa,
bederma, dan berpuasa. Bagaimana sikap kita itu berkenan kepada Allah atau
hanya mendapatkan pujian sebagaimana orang munafik. Yesus menasihatkan agar kita
di dalam melakukan hal tersebut bisa bertindak tidak seperti orang munafik.
Pertama mengenai derma atau membantu orang lain.
Yesus mengajak kita untuk melakukan bukan demi popularitas namun meringankan
beban orang lain. Yesus tidak menghilangkan keutamaan religius itu. Lihat apa
yang dikritik adalah perilaku orangnya atau perbuatannya, bukan pribadinya. Bantuan
diberikan dengan tulus sebagai perwujudan kasih.
Kedua mengenai doa, komunikasi sebagai sarana
berkomunikasi yang mendalam dengan Tuhan Allah sering malah dijadikan komoditi
atau alat untuk mencari nama diri dan kebanggaan diri. Berdoa untuk mendapatkan
pujian, mencari ketenaran diri, dan biasa ditampilkan di rumah ibadat, pasar,
atau jalan-jalan. Doa sudah meleset dari esensi yang baik. Yesus mengajak para
murid untuk berdoa di dalam kamar. Doa yang tersembunyi dan tidak bertele-tele.
Ketiga, puasa, bukan menunjukkan ibadah kepada
semua orang, namun untuk menampilkan diri sebagai pribadi yang sanggup untuk
tidak menjadikan diri sendiri dan kebutuhan diri sebagai satu-satunya yang
harus dikejar dan dipenuhi. Puasa menjadi jalan pengosongan diri, asketisme
yang menyuburkan hidup seorang beriman. Yesus mengajak para murid kalau
berpuasa bukan untuk ditonton orang.
Yesus mengajak para murid untuk berbuat kebaikan
itu bukan untuk tontonan orang lain, pamer, atau berperilaku munafik, namun
biar Tuhan Allah yang tahu. Hal yang sangat konkret dan relevan untuk menjadi
pelajaran bersama bagi kita hingga hari ini. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar