Jumat
Biasa Pekan X (H)
1
Raj. 19:9b,11-16
Mzm.
27:7-8a,8b-9abc,13-14
Mat.
5:27-32
1
Raj. 19:9b,11-16
19:9b: "Apakah kerjamu
di sini, hai Elia?"
19:11 Lalu firman-Nya:
"Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" Maka
TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan
bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan
sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.
19:12 Dan sesudah gempa itu
datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu
datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.
19:13 Segera sesudah Elia
mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan
berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi:
"Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"
19:14 Jawabnya: "Aku
bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel
meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh
nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan
mereka ingin mencabut nyawaku."
19:15 Firman TUHAN kepadanya:
"Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan
setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram.
19:16 Juga Yehu, cucu Nimsi,
haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari
Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.
Mat.
5:27-32
5:27 Kamu telah mendengar
firman: Jangan berzinah.
5:28 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah
berzinah dengan dia di dalam hatinya.
5:29 Maka jika matamu yang
kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu
jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh
dicampakkan ke dalam neraka.
5:30 Dan jika tanganmu yang
kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu
jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk
neraka.
5:31 Telah difirmankan juga:
Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
5:32 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia
menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang
diceraikan, ia berbuat zinah.
Hal
Perzinahan dan Perceraian
Saudara terkasih, hari-hari ini kita diajak untuk
merenungkan apa yang dikehendaki Yesus, yang hidup dan berasal dari tradisi
Yahudi. Pokok persoalan adalah apa yang baru dan berbeda dengan ajaran-Nya,
kalau Ia menyatakan kedatangan-Nya bukan untuk
meniadakan hukum Taurat.
Ternyata di dalam kisah-kisah yang ada pada bab
lima inilah perbedaan itu diungkapkan. Apa yang kita renungkan hari ini
mengenai perzinahan dan perceraian. Soal lebih mendalam lebih dari sekedar
perilaku jahat, namun motivasi dan keinginan jahat, adalah dosa bagi Yesus. Ia
mengajarkan bahwa nenek moyang mengajarkan bahwa orang berzina layak dihukum.
Bagi Yesus memandang perempuan dengan penuh nafsu itu sudah layak dihukum. Menarik
adalah apa yang Yesus ajarkan hari ini sedang menjadi perdebatan di Indonesia. Perkosaan
dan kekerasan seksual menjadi berita yang datang silih berganti tanpa merasa
bersalah dan selalu saja berulang. Pembelaan oleh orang-orang yang tidak
memegang moralitas menjadikan perilaku mereka merajalela. Konteks menginginkan
ini sangat menarik karena banyak orang bisa dilepaskan dari jerat hukum karena
hanya diperlakukan kepada perilaku perkosaan bukan hendak memperkosa, karena
memang hukum positif berlaku demikian. Apa artinya? Bahwa standart moral Kristiani jauh lebih
tinggi dan itu perlu diterapkan sebagai bukti pengikut Yesus jauh lebih
berkualitas dan memang lebih tinggi tuntutannya.
Nenek moyang masih bisa menerbitkan surat cerai,
namun Yesus tidak lagi bisa menolerir sikap tersebut. Barang siapa menceriakan,
berarti ia telah menjerumuskan orang kepada perzinahan, dan hukumannya adalah
sama dengan pezinah, yatiu dihukum.
Saudara terkasih, mengikuti Yesus itu tidak
gampang, tuntutannya juga tidak mudah, belum lagi tantangan dari luar, begitu
melimpah? Mengapa kita sanggup? Karena Ia sendiri yang memilih kita, bukan kita
yang memilih-Nya. Jika kita yang memilih-Nya, pasti akan lari dan tidak mampu
untuk bertahan dengan apa yang terjadi. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar