Jumat, 10 Juni 2016

Hal Perzinahan dan Perceraian

Jumat Biasa Pekan X (H)
1 Raj. 19:9b,11-16
Mzm. 27:7-8a,8b-9abc,13-14
Mat. 5:27-32



1 Raj. 19:9b,11-16

19:9b: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"
19:11 Lalu firman-Nya: "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.
19:12 Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.
19:13 Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"
19:14 Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku."
19:15 Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram.
19:16 Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.

Mat. 5:27-32

5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
5:29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
5:30 Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
5:31 Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
5:32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.



Hal Perzinahan dan Perceraian

Saudara terkasih, hari-hari ini kita diajak untuk merenungkan apa yang dikehendaki Yesus, yang hidup dan berasal dari tradisi Yahudi. Pokok persoalan adalah apa yang baru dan berbeda dengan ajaran-Nya, kalau Ia menyatakan kedatangan-Nya bukan untuk  meniadakan hukum Taurat.
Ternyata di dalam kisah-kisah yang ada pada bab lima inilah perbedaan itu diungkapkan. Apa yang kita renungkan hari ini mengenai perzinahan dan perceraian. Soal lebih mendalam lebih dari sekedar perilaku jahat, namun motivasi dan keinginan jahat, adalah dosa bagi Yesus. Ia mengajarkan bahwa nenek moyang mengajarkan bahwa orang berzina layak dihukum. Bagi Yesus memandang perempuan dengan penuh nafsu itu sudah layak dihukum. Menarik adalah apa yang Yesus ajarkan hari ini sedang menjadi perdebatan di Indonesia. Perkosaan dan kekerasan seksual menjadi berita yang datang silih berganti tanpa merasa bersalah dan selalu saja berulang. Pembelaan oleh orang-orang yang tidak memegang moralitas menjadikan perilaku mereka merajalela. Konteks menginginkan ini sangat menarik karena banyak orang bisa dilepaskan dari jerat hukum karena hanya diperlakukan kepada perilaku perkosaan bukan hendak memperkosa, karena memang hukum positif berlaku demikian. Apa artinya?  Bahwa standart moral Kristiani jauh lebih tinggi dan itu perlu diterapkan sebagai bukti pengikut Yesus jauh lebih berkualitas dan memang lebih tinggi tuntutannya.
Nenek moyang masih bisa menerbitkan surat cerai, namun Yesus tidak lagi bisa menolerir sikap tersebut. Barang siapa menceriakan, berarti ia telah menjerumuskan orang kepada perzinahan, dan hukumannya adalah sama dengan pezinah, yatiu dihukum.

Saudara terkasih, mengikuti Yesus itu tidak gampang, tuntutannya juga tidak mudah, belum lagi tantangan dari luar, begitu melimpah? Mengapa kita sanggup? Karena Ia sendiri yang memilih kita, bukan kita yang memilih-Nya. Jika kita yang memilih-Nya, pasti akan lari dan tidak mampu untuk bertahan dengan apa yang terjadi. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar