HARI
MINGGU BIASA X (H)
1
Raj. 17:17-24
Mzm.
30:2,4,5-6,11,12a,13b
Gal.
1:11-19
Luk.
7:11-17
1
Raj. 17:17-24
17:17 Sesudah itu anak dari
perempuan pemilik rumah itu jatuh sakit dan sakitnya itu sangat keras sampai
tidak ada nafasnya lagi.
17:18 Kata perempuan itu
kepada Elia: "Apakah maksudmu datang ke mari, ya abdi Allah? Singgahkah
engkau kepadaku untuk mengingatkan kesalahanku dan untuk menyebabkan anakku
mati?"
17:19 Kata Elia kepadanya:
"Berikanlah anakmu itu kepadaku." Elia mengambilnya dari pangkuan
perempuan itu dan membawanya naik ke kamarnya di atas, dan membaringkan anak
itu di tempat tidurnya.
17:20 Sesudah itu ia berseru
kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Apakah Engkau menimpakan
kemalangan ini atas janda ini juga, yang menerima aku sebagai penumpang, dengan
membunuh anaknya?"
17:21 Lalu ia mengunjurkan
badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya:
"Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam
tubuhnya."
17:22 TUHAN mendengarkan
permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia
hidup kembali.
17:23 Elia mengambil anak
itu; ia membawanya turun dari kamar atas ke dalam rumah dan memberikannya
kepada ibunya. Kata Elia: "Ini anakmu, ia sudah hidup!"
17:24 Kemudian kata perempuan
itu kepada Elia: "Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman
TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar."
Gal.
1:11-19
1:11 Sebab aku menegaskan
kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil
manusia.
1:12 Karena aku bukan
menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku,
tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.
1:13 Sebab kamu telah
mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya
jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.
1:14 Dan di dalam agama
Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara
bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek
moyangku.
1:15 Tetapi waktu Ia, yang
telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih
karunia-Nya,
1:16 berkenan menyatakan
Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa
bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;
1:17 juga aku tidak pergi ke
Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku
berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.
1:18 Lalu, tiga tahun
kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang
lima belas hari di rumahnya.
1:19 Tetapi aku tidak melihat
seorang pun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.
Luk.
7:11-17
7:11 Kemudian Yesus pergi ke
suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia,
dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong.
7:12 Setelah Ia dekat pintu
gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal
ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.
7:13 Dan ketika Tuhan melihat
janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya:
"Jangan menangis!"
7:14 Sambil menghampiri
usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata:
"Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
7:15 Maka bangunlah orang itu
dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.
7:16 Semua orang itu
ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar
telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat
umat-Nya."
7:17 Maka tersiarlah kabar
tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
Membangkitkan
Anak Janda
Saudara terkasih, apa yang kita renungkan Minggu
ini mengenai hidup kembali dua anak janda. Pertama dalam bacaan pertama namun
berbeda kuasa. Di mana Elia meminta Allah menghidupkan. Bacaan Injil
menunjukkan kuasa Yesus yang begitu besar, karena kasih-Nya yang begitu besar
melihat usungan kematian, dan janda yang lepas harapan itu, Ia ambil anak muda
yang mati itu untuk dikembalikan kepadanya.
Wajah Yesus, wajah gereja, dan wajah kita yang berhadapan
dengan dunia. Dunia melihat wajah Yesus yang
penuh kasih, belas kasih menjadi wajah yang menyenangkan dan menenteramkan. Kita
ingin menampilkan wajah gereja yang demikian, namun sering malah mendapatkan
penolakan. Gereja dicurigai, Gereja diwaspadai, sikap kita di dalam menghadapi
itu sangat menentukan. Kita bisa melhat contoh faktual, sebagaimana izin mendirikan
gedung gereja saja tidak bisa, dipersulit, dan menjadi kendala. Apakah kita
mereaksi dengan sikap yang sama? Atau memberikan pengampunan? Jika kita
membalas dengan sikap yang sama, tentu bukan wajah Yesus yang berbelas kasih.
Perbuatan-perbuatan besar dan menjawab tantangan zaman
bisa menjadi terang dan garam dunia. Terang dan garam dalam berbagai cara dan
sikap. Sikap membantu yang paling lemah, bisa diwujudkan dengan janda, anak
yang putus sekolah, menyuarakan kebenaran apapun risikonya, dan memberikan
kelemahlembutan jika ada kekerasan. Perjuangan kita tidak lebih mudah, namun
itulah kualitas iman kita, bisa bersama Tuhan untuk berbelas kasih. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar