Rabu
Biasa Pekan XII (H)
2
Raj. 22:8-13;13:1-3
Mzm.
119:33-34,35,36,37,40
Mat.
7:15-20
2
Raj. 22:8-13;13:1-3
22:8 Berkatalah imam besar
Hilkia, kepada Safan, panitera itu: "Telah kutemukan kitab Taurat itu di
rumah TUHAN!" Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan
terus membacanya.
22:9 Kemudian Safan, panitera
itu, masuk menghadap raja, disampaikannyalah kabar tentang itu kepada raja:
"Hamba-hambamu ini telah mengambil seluruh uang yang terdapat di rumah
TUHAN dan memberikannya ke tangan para pekerja yang diangkat mengawasi rumah itu."
22:10 Safan, panitera itu,
memberitahukan juga kepada raja: "Imam Hilkia telah memberikan kitab
kepadaku," lalu Safan membacakannya di depan raja.
22:11 Segera sesudah raja
mendengar perkataan kitab Taurat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya.
22:12 Kemudian raja memberi
perintah kepada imam Hilkia, kepada Ahikam bin Safan, kepada Akhbor bin Mikha,
kepada Safan, panitera itu, dan kepada Asaya, hamba raja, katanya:
22:13 "Pergilah,
mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi rakyat dan bagi seluruh Yehuda, tentang perkataan
kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang
bernyala-nyala terhadap kita, oleh karena nenek moyang kita tidak mendengarkan
perkataan kitab ini dengan berbuat tepat seperti yang tertulis di
dalamnya."
23:1 Sesudah itu raja menyuruh orang mengumpulkan semua tua-tua Yehuda
dan Yerusalem.
23:2 Kemudian pergilah raja
ke rumah TUHAN dan bersama-sama dia semua orang Yehuda dan semua penduduk
Yerusalem, para imam, para nabi dan seluruh orang awam, dari yang kecil sampai
yang besar. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab
perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu.
23:3 Sesudah itu berdirilah
raja dekat tiang dan diadakannyalah perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup
dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya,
peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hati dan
dengan segenap jiwa dan untuk menepati perkataan perjanjian yang tertulis dalam
kitab itu. Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu.
Mat.
7:15-20
7:15 "Waspadalah
terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
7:16 Dari buahnyalah kamu
akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau
buah ara dari rumput duri?
7:17 Demikianlah setiap pohon
yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik
menghasilkan buah yang tidak baik.
7:18 Tidak mungkin pohon yang
baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu
menghasilkan buah yang baik.
7:19 Dan setiap pohon yang
tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
7:20 Jadi dari buahnyalah
kamu akan mengenal mereka.
Pengajar
yang Baik dan Buruk
Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak
kita untuk merenungkan mengenai nabi atau guru. Bagaimana guru atau pengajar
itu bisa menyamar menjadi seekor serigala berbulu domba. Apa artinya? Di dalam
dunia ini banyak orang yang bersikap
baik, mengajarkan mengenai hal yang suci, dan suka akan yang rohani-rohani,
namun ternyata tidak demikian. Hal yang sangat konkret bisa kita saksikan dalam
perpolitikan kita.
Menggunakan ayat-ayat Kitab Suci, menyatakan bersih
dan baik, namun nyatanya, sama saja. Lebih berbahaya adalah ketika sudah tidak
lagi bisa membedakan mana yang baik dan benar dengan yang jahat dan buruk
karena begitu licik dan culasnya di dalam membangun opini dan pemberitaan yang
memang sudah dibuat sesuai dengan kepentingan.
Saudara terkasih, Tuhan mengajak kita untuk
mengenal buah. Tidak ada buah yang baik dihasilkan dari pohon yang buruk. Kita bisa
belajar kalau orang mengatakan hal yang baik, suci, dan saleh, namun tega
menyakiti, merugikan orang lain, dan apalagi kalau mengambil yang bukan haknya,
kita patut untuk hati-hati. Tidak jarang orang yang mengatakan mampu berbahasa
Roh, namun hanya salah sound system
saja marahnya seperti kejadian yang sangat merugikan, atau karena salah
mengangkat piano sudah membentak pianisnya di depan umum. Jelas bahwa hal yang
berbau rohani itu akan bisa kita lihat, rasakan, dan telusuri dari perbuatan,
perilaku, dan pilihan dalam hidup sehari-hari. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar