Kamis
Biasa Sesudah Penampakan Tuhan (P)
1
Yoh. 4:19-5:4
Mzm.
72:2,14,15bc,17
Luk.
4:14-22a
1
Yoh. 4:19-5:4
4:19 Kita mengasihi, karena
Allah lebih dahulu mengasihi kita.
4:20 Jikalau seorang berkata:
"Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah
pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak
mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
4:21 Dan perintah ini kita
terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi
saudaranya.
5:1 Setiap orang yang
percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang
mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari pada-Nya.
5:2 Inilah tandanya, bahwa
kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta
melakukan perintah-perintah-Nya.
5:3 Sebab inilah kasih kepada
Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya
itu tidak berat,
5:4 sebab semua yang lahir
dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia:
iman kita
Luk.
4:14-22a
4:14 Dalam kuasa Roh
kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah
itu.
4:15 Sementara itu Ia
mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia.
4:16 Ia datang ke Nazaret
tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke
rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
4:17 Kepada-Nya diberikan
kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada
tertulis:
4:18 "Roh Tuhan ada
pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik
kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
4:19 untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat
Tuhan telah datang."
4:20 Kemudian Ia menutup
kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang
dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
4:21 Lalu Ia memulai mengajar
mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarnya."
4:22 Dan semua orang itu
membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya.
Tahun
Rahmat Tuhan Telah Datang
Saudara terkasih, apakah saat Tuhan itu? Yaitu di mana Tuhan menjadi Raja, memerintah dan
bertahta di dalam Kerajaan Surga. Waktu di mana tidak ada orang yang tertawan,
orang yang buta bisa melihat, orang yang tertindas menjadi bebas dan merdeka, dan
orang miskin memiliki pengharapan. Orang tawanan bisa dalam arti orang yang
dikuasai ketamakan, kerakusan, keserakahan dan melakukan tindakan kriminal
untuk memperkaya diri sendiri. Tertawan oleh cinta diri dan keegoisan semata. Yang
penting aku dan orang lain biar saja. Yesus datang untuk membuka itu, cinta
diri bukan lagi saatnya. Waktu untuk lebih mengasihi Tuhan dan sesama.
Bacaan pertama memberikan kepada kita gambaran, di
mana kita mengasihi Allah tidak akan pernah bisa tanpa mengasihi sesama kita. Bagaimana
mengatasnamakan Tuhan kemudian membacok, memunuh, memukuli orang yang sedang
berdoa dan bersembah kepada Tuhan yang sama, hanya jalan yang berbeda. Saudara terkasih,
kita bisa pula terpelosok mencintai Tuhan secara berlebihan yang sejatinya
adalah cinta diri, mencintai diri dengan mengatakan mengasihi Allah. Hal itu
terjadi ketika kita menyakiti sesama kita, orang-orang di sekitar kita
terabaikan karena perilaku kita. Menyangkal dunia dan kehendak dunia, tanda
bahwa kita telah bisa memahami esensi kasih. Allah yang mengasihi kita terlebih
dahulu, juga selayaknya kalau kita mengasihi-Nya dan mengasihi sesama kita.
Saudara terkasih, kasih itu bukan persoalan sulit
dan rumit. Bagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain, lakukanlah itu,
dan itu sudah minimal berbuat kasih. Apalagi kalau mampu mendoakan yang
menganiaya, mengampuni yang bersalah kepada kita, dan membantu yang pernah
menghina, menolong orang yang pernah
menganiaya kita. Apakah bisa? Pasti bisa, karena Allah pernah melakukannya bagi
kita. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar