Rabu
Pekan Biasa I (H)
1
Sam. 3:1-10, 19-20
Mzm.
40:2,5,7-8a-9,10
Mrk.
1:29-39
1
Sam. 3:1-10, 19-20
3:1 Samuel yang muda itu
menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN
jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering.
3:2 Pada suatu hari Eli, yang
matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di
tempat tidurnya.
3:3 Lampu rumah Allah belum
lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.
3:4 Lalu TUHAN memanggil:
"Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa."
3:5 Lalu berlarilah ia kepada
Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi
Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah
ia tidur.
3:6 Dan TUHAN memanggil
Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta
berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata:
"Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali."
3:7 Samuel belum mengenal
TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
3:8 Dan TUHAN memanggil
Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangunlah, lalu pergi
mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil
aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa TUHANlah yang memanggil anak itu.
3:9 Sebab itu berkatalah Eli
kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau,
katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka
pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya.
3:10 Lalu datanglah TUHAN,
berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel!
Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini
mendengar."
3:19 Dan Samuel makin besar
dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang
dibiarkan-Nya gugur.
3:20 Maka tahulah seluruh
Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan
nabi TUHAN
Mrk.
1:29-39
1:29 Sekeluarnya dari rumah
ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.
1:30 Ibu mertua Simon
terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada
Yesus.
1:31 Ia pergi ke tempat
perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu
lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.
1:32 Menjelang malam, sesudah
matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan
yang kerasukan setan.
1:33 Maka berkerumunlah
seluruh penduduk kota itu di depan pintu.
1:34 Ia menyembuhkan banyak
orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia
tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.
1:35 Pagi-pagi benar, waktu
hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi
dan berdoa di sana.
1:36 Tetapi Simon dan
kawan-kawannya menyusul Dia;
1:37 waktu menemukan Dia
mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."
1:38 Jawab-Nya: "Marilah
kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga
Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."
1:39 Lalu pergilah Ia ke
seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan
mengusir setan-setan.
Panggilan Tuhan
Saudara terkasih, dalam bacaan kali ini kita diajak
Bunda Gereja untuk merenungkan mengenai panggilan. Pertama dan bacaan pertama
kita diajak untuk melihat dan mencerna panggilan Samuel, dan bacaan Injil kita
diajak untuk merenungkan panggilan dan perutusan Yesus di dunia.
Samuel, dipanggil oleh Tuhan secara langsung dengan
bimbingan dan pembinaan serta pengajaran oleh Eli. Tuhan hadir dalam
kesederhaan Samuel yang dimengerti oleh Eli. Ada pendamping yang bisa mencerna
kehendak Allah.
Panggilan dan perutusan Yesus, selalu diawali
dengan berdoa, komunikasi dengan Allah Bapa, yang membuat-Nya mengerti akan
rancangan Tuhan. Bagaimana Ia meninggalkan orang-orang yang mencari-Nya? Ia
tidak mau bahwa karya-Nya terhambat karena kehendak manusia yang menghendaki
Yesus hanya untuk mereka. Kebiasaan manusiawi, bahwa rahmat itu khusus untuk
mereka saja, orang lain tidak boleh mendapatkannya. Lihat apa yang dilakukan
Tuhan bukan seperti apa yang diinginkan dunia ini.
Kita diajak untuk mengerti kehendak Tuhan terlebih
dahulu. Bagaimana Tuhan hendak menyelamatkan bagi banyak orang dan bangsa. Rahmat
Tuhan tidak terbatas dan selalu bersifat universal. Ketika orang berfikir
keakuan, masih perlu dipertanyakan kembali apakah benar iru karya Allah atau
karya lain yang menyaru seolah Allah. Perhi ke kota dan daerah lain untuk
membawa keselamatan. Keselamatan dan kehidupan bagi semua orang yang mau
mendengarkan-Nya.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar