Rabu, 13 Januari 2016

Panggilan Tuhan

Rabu Pekan Biasa I (H)
1 Sam. 3:1-10, 19-20
Mzm. 40:2,5,7-8a-9,10
Mrk. 1:29-39


1 Sam. 3:1-10, 19-20

3:1 Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering.
3:2 Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya.
3:3 Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.
3:4 Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa."
3:5 Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah ia tidur.
3:6 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali."
3:7 Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
3:8 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa TUHANlah yang memanggil anak itu.
3:9 Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya.
3:10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar."
3:19 Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
3:20 Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN


Mrk. 1:29-39

1:29 Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.
1:30 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus.
1:31 Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.
1:32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.
1:33 Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu.
1:34 Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.
1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
1:36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia;
1:37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."
1:38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."
1:39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.



Panggilan Tuhan

Saudara terkasih, dalam bacaan kali ini kita diajak Bunda Gereja untuk merenungkan mengenai panggilan. Pertama dan bacaan pertama kita diajak untuk melihat dan mencerna panggilan Samuel, dan bacaan Injil kita diajak untuk merenungkan panggilan dan perutusan Yesus di dunia.
Samuel, dipanggil oleh Tuhan secara langsung dengan bimbingan dan pembinaan serta pengajaran oleh Eli. Tuhan hadir dalam kesederhaan Samuel yang dimengerti oleh Eli. Ada pendamping yang bisa mencerna kehendak Allah.
Panggilan dan perutusan Yesus, selalu diawali dengan berdoa, komunikasi dengan Allah Bapa, yang membuat-Nya mengerti akan rancangan Tuhan. Bagaimana Ia meninggalkan orang-orang yang mencari-Nya? Ia tidak mau bahwa karya-Nya terhambat karena kehendak manusia yang menghendaki Yesus hanya untuk mereka. Kebiasaan manusiawi, bahwa rahmat itu khusus untuk mereka saja, orang lain tidak boleh mendapatkannya. Lihat apa yang dilakukan Tuhan bukan seperti apa yang diinginkan dunia ini.

Kita diajak untuk mengerti kehendak Tuhan terlebih dahulu. Bagaimana Tuhan hendak menyelamatkan bagi banyak orang dan bangsa. Rahmat Tuhan tidak terbatas dan selalu bersifat universal. Ketika orang berfikir keakuan, masih perlu dipertanyakan kembali apakah benar iru karya Allah atau karya lain yang menyaru seolah Allah. Perhi ke kota dan daerah lain untuk membawa keselamatan. Keselamatan dan kehidupan bagi semua orang yang mau mendengarkan-Nya.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar