Selasa, 12 Januari 2016

Engkau Yang Kudus dari Allah

 Selasa Pekan Biasa I (H)
1 Sam. 1:9-20
1 Sam. 2:1,4-5,6-7,8abcd
Mrk 1:21b-28


1 Sam. 1:9-20

1:9 Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci TUHAN,
1:10 dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.
1:11 Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya."
1:12 Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN, maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu;
1:13 dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka perempuan itu mabuk.
1:14 Lalu kata Eli kepadanya: "Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu."
1:15 Tetapi Hana menjawab: "Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN.
1:16 Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian lama."
1:17 Jawab Eli: "Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya."
1:18 Sesudah itu berkatalah perempuan itu: "Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu." Lalu keluarlah perempuan itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi.
1:19 Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan TUHAN; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, TUHAN ingat kepadanya.
1:20 Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: "Aku telah memintanya dari pada TUHAN."

Mrk 1:21b-28

1:21b Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.
1:22 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.
1:23 Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak:
1:24 "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
1:25 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"
1:26 Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.
1:27 Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya."
1:28 Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.



Engkau Yang Kudus dari Allah

Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan siapakah Yesus itu. Yesus adalah yang berkuasa atas langit dan bumi. Bagaimana orang yang mendengarkan pengajaran-Nya merasakan daya dan wibawa yang Ia miliki. Mereka merasakan kuasa itu membuat mereka takjub. Setan pun yang sedang merasuki seseorang merasakan dan menyatakan apa yang ia pahami dan tahu betapa besar kuasa Yesus, sehingga ia berteriak.
Mengapa teriakan iblis dilarang Tuhan? Pertama, Ia tidak ingin yang mewartakan IA adalah kuasa gelap. Aneh dan lucu ketika Khabar Gembira diwartakan oleh kuasa gelap. Kedua, waktu-Nya belum tiba, banyak orang yang bisa tersesat, sehingga  mengikuti-Nya karena pengenalan yang tidak semestinya. Jemaat ikut DIA karena ingin kenyang, tenar, atau Pribadi Yesus yang bukan seharusnya. Ketiga, persiapan masih belum cukup, sehingga jemaat nantinya hanya ikut secara emosional dan bukan karena pilihan yang dewasa dan bijaksana.
Saudara terkasih, mengikuti Yesus ikut segala apa yang ada di dalam Diri-Nya, memikul salib dan mengikuti-Nya. Ketika belum siap, dan belum ada dasar yang perlu, tentu berbahaya bagi karya-Nya yang belum baik dipahami oleh jemaat.

Khabar gembira sebagaimana di alami Hana perlu pula dialami umat Allah, mukjizat dalam hidup sehari-hari, bukan sesuatu yang luar biasa atau luar nalar. Karya-Nya bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk dalam hidup sehari-hari. Bagaimana kita mampu hidup, tanpa pernah kita memprogramnya dan melakukan perencanaan. Semua sudah IA atur dan kita tinggal ikuti saja. Karya-Nya selalu luar biasa dan di dalam kebiasaan sehari-hari kita.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar