Sabtu, 02 Januari 2016

Aku Membaptis dengan Air.....

Pw. S. Basilius Agung dan Gregorius dr Nazianze, UskPujG (P)
1 Yoh. 2:22-28
Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4
Yoh. 1:19-28


1 Yoh. 2:22-28

2:22 Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
2:23 Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.
2:24 Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa.
2:25 Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal.
2:26 Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu.
2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

Yoh. 1:19-28

1:22 Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"
1:23 Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."
1:24 Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi.
1:25 Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?"
1:26 Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal,
1:27 yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."
1:28 Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.


Aku Membaptis dengan Air.....

Saudara terkasih, apa yang dinyatakan Yohanes Pembaptis membuktikan kerendahan hati, sangat tahu diri, dan sikap terbuka akan kehendak Tuhan di atas segalanya. Bagaimana ia menyatakan membuka tali kasut-Nya, sebuah tindakan sangat rendah dan remeh saja tidak layak. Lihat bagaimana guru besar dengan begitu banyak pengikut bisa bersikap demikian. sikap yang menginspirasi banyak pihak hingga kita hari ini, lebih banyak memegahkan diri agar kita mudah dipengaruhi dunia ini. Karya dan hati yang hebat dari Yohanes Pembaptis di dalam menyiapkan jalan Yesus dan mengormati-Nya melebihi diri sendiri. Tindakan Luar biasa.
Hari ini Gereja juga memperingati St. Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianse. Dua sahabat yang menghadapi gereakan Arian. Bahasa dan pendekatan lemah lembut dan bahasa baik sehingga mereka akhirnya kembali ke dalam pangkuan Gereja. Gregorius memeilih menyepi dan mengajar dengan menulis buku. Ajaran-ajarannya yang ia tuliskan merupakan kekayaan gereja hingga hari ini. Sahabatnya. Basilius Agung berasal dari keluarga yang saleh, sama dengan Gregorius, keluarga mereka banyak yang dianugerahi sebagai kudus. Basilius cerdas dalam ilmu berpidato, pengajar terkenal ini, banyak mendapatkan pujian, namun menjadikannya jatuh pada kesombongan. Pembinaan dan pendampingan dari keluarganya, adik-adiknya, dan kakaknya, akhirnya ia ikut hidup membiara. Menghadapi serangan Arianisme ia banyak menuliskan buku dan surat, masih ada 300 suratnya hingga kini yang masih bisa dipelajari. Sikap rendah hati, sederhana, dan tegas menjadikannya pribadi yang menarik. Uskup yang  peduli kepada orang miskin, dan tidak segan-segan mengkritik umat yang kaya namun abai kepada saudaranya yang miskin ini memiliki tubuh yang kurus karena ketatnya hidup pertapanya.
Saudara terkasih, banyak inspirasi dari Kitab Suci dan tokoh Gereja yang hidup di masa lampau, dan tetap memberikan warna ke dalam Gereja kita. Bagaimana kesederhanaan, kerendahatian, dan keterbukaan dalam menjalani kehendak Tuhan dalam hidup kita. Tuhan hadir dalam hati dan diri kita dengan banyak cara.BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar