Pw.
S. Marta (P)
Kel.
34:29-35
Mzm.
99:5-7,9
Luk.
10:38-42
Kel.
34:29-35
34:29 Ketika Musa turun dari
gunung Sinai -- kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari
gunung itu -- tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia
telah berbicara dengan TUHAN.
34:30 Ketika Harun dan segala
orang Israel melihat Musa, tampak kulit mukanya bercahaya, maka takutlah mereka
mendekati dia.
34:31 Tetapi Musa memanggil
mereka, maka Harun dan segala pemimpin jemaah itu berbalik kepadanya dan Musa
berbicara kepada mereka.
34:32 Sesudah itu mendekatlah
segala orang Israel, lalu disampaikannyalah kepada mereka segala perintah yang
diucapkan TUHAN kepadanya di atas gunung Sinai.
34:33 Setelah Musa selesai
berbicara dengan mereka, diselubunginyalah mukanya.
34:34 Tetapi apabila Musa
masuk menghadap TUHAN untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung
itu sampai ia keluar; dan apabila ia keluar dikatakannyalah kepada orang Israel
apa yang diperintahkan kepadanya.
34:35 Apabila orang Israel
melihat muka Musa, bahwa kulit muka Musa bercahaya, maka Musa menyelubungi
mukanya kembali sampai ia masuk menghadap untuk berbicara dengan TUHAN.
Luk.
10:38-42
10:38 Ketika Yesus dan
murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang
perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
10:39 Perempuan itu mempunyai
seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus
mendengarkan perkataan-Nya,
10:40 sedang Marta sibuk
sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau
peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia
membantu aku."
10:41 Tetapi Tuhan
menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan
banyak perkara,
10:42 tetapi hanya satu saja
yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil
dari padanya."
Pilihan
dan Pemuridan
Saudara terkasih, kisah Marta dan Maria ini sungguh
menarik untuk kita renungkan. Keduanya memiliki bagian yang mereka pilih
sendiri. Marta memilih untuk melayani Tuhan dengan sibuk sekali. Kesibukan dalam
arti rohaniah, menyiapkan makan minum, bebersih rumah dan sebagainya. Kedua pilihan
Maria yang duduk di kaki Tuhan. Konteks zaman itu, seorang murid ialah duduk di
kaki gurunya dan mendengarkan setiap perkataan dan kalimat yang diucapkan guru
tersebut dengan tekun.
Marta memilih bagian yang tidak tepat, karena Tuhan
hadir untuk melayani bukan untuk dilayani. Tuhan menegor saat Marta menyatakan
penghakiman atas pilihan Maria. Kesibukan Marta juga penting namun bukan itu
yang Tuhan kehendaki.
Saudara terkasih, kita sering merasa bahwa kita
telah sibuk dengan berbagai hal, namun melupakan apa yang Tuhan kehendaki.
Tuhan mengajak murid termasuk kita dengan panggilan-Nya untuk duduk di kaki-Nya
dan mendengarkan apa yang Ia sabdakan dan kemudian menjalani apa yang Ia
katakan. Kesibukan yang sepertinya kita lakukan demi Tuhan, namun lebih banyak
yang kita lakukan demi kita sendiri. Pencarian kepuasan sendiri. Kita dapat
merenungkan bagaimana kita menghabiskan begitu banyak waktu untuk kepentingan
kita sendiri dari pagi hingga pagi lagi, namun berapa waktu yang kita sediakan
bagi Sang Pemberi waktu itu? Sejenak bersama Tuhan dalam waktu yang spesial,
untuk merenungkan sabda-Nya, duduk diam dan menjalin relasi dengan-Nya,
memberikan waktu untuk mengadakan refleksi dan evaluasi atas hidup kita yang
berlimpah dengan kasih setia-Nya.
Pilihan kita harus dijalankan dengan penuh
keterbukaan diri, tidak perlu mencampuri dan menghakimi pilihan sesama kita. Memilih
sebagai murid di dalam Tuhan, mengenal Pribadi Yesus dengan lebih baik, mendengarkan
Sabda-Nya, dan menjalankan apa yang telah kita dengar dan lihat.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar