Jumat, 24 Juli 2015

Penjelasan Perumpamaan Seorang Penabur

Jumat Biasa Pekan XVI (H)
Kel. 20:1-17
Mzm. 19:8,9,10,11
Mat. 13:18-23


Kel. 20:1-17

20:1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
20:6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
20:13 Jangan membunuh.
20:14 Jangan berzinah.
20:15 Jangan mencuri.
20:16 Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
20:17 Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu."


Mat. 13:18-23

13:18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.
13:19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
13:20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
13:21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.
13:22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
13:23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."



Penjelasan Perumpamaan Seorang Penabur

Saudara terkasih, Gereja hari ini mengajak kita merenungkan bagaimana penjelasan Yesus mengenai kisah penabur. Yesus menggunakan perumpamaan dan kepada para murid memberikan penjelasan dengan gamblang apa yang Ia maksudkan. Apa yang dimaksudkan dalam kisah ini ialah adanya penolakan dan penerimaan apa yang telah Ia wartakan.
Perhatian Yesus bukan hanya yang menerima, yaitu mereka yang menghasilkan buah melimpah. Mereka bisa berbuah karena menerima sabda-Nya bukan sebatas intelektualitas, tahu sebagai pengetahuan namun mendarah daging dan meresap di dalam hidup sehari-hari. Di balik itu, ada pula yang jatuh pada tempat yang tidak semestinya, maka tidak heran kalau mudah jatuh ke dalam kemurtadan, kecemasan, dan akhirnya matinya iman mereka.

Saudara terkasih, kita hidup di dalam dunia yang bisa memberikan banyak hal terhadap keimanan kita. Kita bisa tertindas, bisa pula di tengah-tengah semak duri yang akan menghimpit hidup beriman kita. Kehidupan beriman dan kesetiaan kita mendengarkan serta menghidupi sabda-Nya akan membantu kita untuk mampu bertahan dengan baik. Kita tidak bisa keluar dari keadaan dunia, namun kita mampu bertahan kalau kita berserah pada kesatuan kasih-Nya yang tidak terbatas. Berkaitan dengan kondisi yang sama, ketika kita memperoleh berkat jatuh di tempat yang subur, namun jangan melupakan pula kondisi saudara yang jatuh di tempat yang tidak kondusif. Kita memiliki tanggung jawab untuk mengulurkan tangan agar merek bisa bertahan, alangkah membahagiaakan ketika mampu membawa mereka keluar dan hidup di tengah-tengah tanah yang baik dan subur sehingga bisa menghasilkan buah melimpah.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar