Senin
Biasa Pekan XII (H)
Kel.
32:15-24, 30-34
Mzm.
106:19-20,21-22,23
Mat.
13:31-35
Kel.
32:15-24, 30-34
32:15 Setelah itu
berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam
tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis
sebelah-menyebelah.
32:16 Kedua loh itu ialah
pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu.
32:17 Ketika Yosua mendengar
suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak
peperangan kedengaran di perkemahan."
32:18 Tetapi jawab Musa:
"Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi
orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
32:19 Dan ketika ia dekat ke
perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka
bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan
dipecahkannya pada kaki gunung itu.
32:20 Sesudah itu
diambilnyalah anak lembu yang dibuat mereka itu, dibakarnya dengan api dan digilingnya
sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan disuruhnya diminum oleh
orang Israel.
32:21 Lalu berkatalah Musa
kepada Harun: "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau
mendatangkan dosa yang sebesar itu kepada mereka?"
32:22 Tetapi jawab Harun:
"Janganlah bangkit amarah tuanku; engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini
jahat semata-mata.
32:23 Mereka berkata
kepadaku: Buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa
ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu
apa yang telah terjadi dengan dia.
32:24 Lalu aku berkata kepada
mereka: Siapa yang empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya
kepadaku dan aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."
32:30 Keesokan harinya
berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini telah berbuat dosa besar,
tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat
mengadakan pendamaian karena dosamu itu."
32:31 Lalu kembalilah Musa
menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar,
sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
32:32 Tetapi sekarang,
kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah
kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."
32:33 Tetapi TUHAN berfirman
kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan
Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.
32:34 Tetapi pergilah
sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan
berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan
membalaskan dosa mereka kepada mereka."
Mat.
13:31-35
13:31 Yesus membentangkan
suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga
itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.
13:32 Memang biji itu yang
paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu
lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga
burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
13:33 Dan Ia menceriterakan
perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi
yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat
sampai khamir seluruhnya."
13:34 Semuanya itu
disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan
suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka,
13:35 supaya genaplah firman
yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan
perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia
dijadikan."
Perumpamaan tentang Biji Sesawi dan Ragi
Saudara terkasih hari ini Gereja mengajak kita
merenungkan mengenai pewartaan Kerajaan Allah, khususnya mengenai kualitas
Kerajaan Allah itu sendiri. Beberapa saat ini kita diajak merenungkan mengenai
penolakan kehadiran Kerajaan Allah atau penerimaannya, hari ini mengenai
Kerajaan Allah itu sendiri. Pertama, Yesus mengumpamakan Kerajaan Allah seperti
biji sesawi, biji yang sangat kecil namun memberikan dampak besar bagi
lingkungan sekitarnya. Meskipun ada halangan, rintangan, bahkan penolakan tetap
tumbuh dan memberikan arti bagi sekitarnya.
Kedua. Kerajaan Surga itu seperti ragi yang hanya
sedikit, namun mampu memberikan pengaruh, mengubah, dan menjadikan tepung berkembang
dan memiliki cita rasa yang baru. Ragi itu tidak perlu banyak dan kualitas yang
diberikan jauh mengatasi tepung yang memiliki jumplah berlipat-lipat.
Saudara terkasih, kita beriman Kristiani telah
memperoleh jaminan dari Tuhan Allah sendiri untuk mampu menjalankan perutusan
kita apapun keadaannya. Tidak perlu was-was dan takut karena ada Roh Kudus yang
akan membantu dan menyempurnakan. Sedikit, kecil, tidak berdaya bukan alasan
untuk tidak berbuat. Tantangan dunia makin keras, buas, dan beraneka macam,
Tuhan hadir menguatkan kita. Tanggung jawab kita sepanjang mampu menjalankan,
jalani dengan suka cita, mengenai hasil dan perubahan ada di tangan Tuhan. Kita
ini tangan-Nya, ragi-Nya, dan kaki-Nya, penghasilnya ialah IA yang berkuasa
atas hidup ini. Tidak perlu ragu atau cemas menghadai cemoohan, penolakan, atau
permusuhan karena kita mengikuti DIA. Dia akan memberikan jalan keluar untuk
kita dan semua akan selesai dengan baik. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar