Sabtu, 04 Juli 2015

Hal Berpuasa

Sabtu Biasa Pekan XIII (H)
Kej. 27:1-5,15-29
Mzm. 135:1-2,3-4,5-6
Mat. 9:14-17


Kej. 27:1-5,15-29

27:1 Ketika Ishak sudah tua, dan matanya telah kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi, dipanggilnyalah Esau, anak sulungnya, serta berkata kepadanya: "Anakku." Sahut Esau: "Ya, bapa."
27:2 Berkatalah Ishak: "Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu bila hari kematianku.
27:3 Maka sekarang, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang;
27:4 olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari, sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati."
27:5 Tetapi Ribka mendengarkannya, ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya. Setelah Esau pergi ke padang memburu seekor binatang untuk dibawanya kepada ayahnya,
27:15 Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.
27:16 Dan kulit anak kambing itu dipalutkannya pada kedua tangan Yakub dan pada lehernya yang licin itu.
27:17 Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya itu kepada Yakub, anaknya.
27:18 Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata: "Bapa!" Sahut ayahnya: "Ya, anakku; siapakah engkau?"
27:19 Kata Yakub kepada ayahnya: "Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan, seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini, agar bapa memberkati aku."
27:20 Lalu Ishak berkata kepada anaknya itu: "Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!" Jawabnya: "Karena TUHAN, Allahmu, membuat aku mencapai tujuanku."
27:21 Lalu kata Ishak kepada Yakub: "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan."
27:22 Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: "Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau."
27:23 Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia,
27:24 tetapi ia masih bertanya: "Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya: "Ya!"
27:25 Lalu berkatalah Ishak: "Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau." Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum.
27:26 Berkatalah Ishak, ayahnya, kepadanya: "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku."
27:27 Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN.
27:28 Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah.
27:29 Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."

Mat. 9:14-17

9:14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"
9:15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
9:16 Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.
9:17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."



Hal Berpuasa

 Saudara terkasih, puasa dalam hal ini ialah puasa dalam bentuk atau wujud kesalehan bukan puasa agung dalam Hari Penebusan atau puasa wajib sebagaimana lazimnya budaya dan agama Yahudi. Namun nampaknya Yesus juga tidak meminta atau menyuruh para murid-Nya untuk berpuasa. Hal ini berkaitan dengan keberadaan Yesus di sisi mereka. Simbol atau perumpamaan mengenai mempelai laki-laki ada di antara mereka tentu sahabat-sahabat mempelai tidak mungkin berpuasa, justru berpesta. Sukacita pernikahan menjadi gambaran suka cita dan kegembiraan para murid yang ada di sisi Yesus. Keprihatinan yang ditunjukkan melalui puasa tentunya ketika Ia sudah tidak ada lagi bersama mereka.
Perikop ini juga memberikan gambaran cara hidup bersama secara baru bagi para murid. Cara lama an cara yang baru tidak akan bisa menyatu atau justru akan sama-sama rusak dan tidak ada gunanya. Mereka perlu mengubah cara pandang dan cara hidup mereka agar selaras dengan sistem dan rencana Yesus yang jauh berbeda dengan cara hidup lama. Penanya, juga para murid masih berpedoman dalam budaya dan kepercayaan lama mereka, padahal Yesus membawa kebaruan dan mereka belum paham sepenuhnya. Cara Yesus yang harus mereka ikuti bukan milik bangsanya yang telah lama dan perlu adanya perubahan agar lebih baik.
Saudara terkasih, kita sering membawa manusia lama kita, namun ingin hidup baru juga merasakannya. Dua dunia yang kita bawa membuat semuanya saling meniadakan, bukan untuk memperkokoh. Keberanian menuju ke yang  baru dengan meninggalkan yang lama akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi baru dan hidup yang baru pula.BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar