Pesta S. Yakobus, Ras. (M)
2 Kor. 4:7-15
Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6
Mat. 20:20-28
2 Kor. 4:7-15
4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah
liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah,
bukan dari diri kami.
4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak
terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian,
kami dihempaskan, namun tidak binasa.
4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam
tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus
diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di
dalam tubuh kami yang fana ini.
4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan
hidup giat di dalam kamu.
4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama,
seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka
kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.
4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah
membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan
Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.
4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu,
supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya
orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi
kemuliaan Allah.
Mat. 20:20-28
20:20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta
anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu
kepada-Nya.
20:21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?"
Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di
dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di
sebelah kiri-Mu."
20:22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak
tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus
Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku
memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah
kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang
bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain
kepada kedua saudara itu.
20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata:
"Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya
dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas
mereka.
20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa
ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara
kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang."
Permintaan Ibu Yakobus dan Yohanes
Saudara
terkasih, hari ini Gereja mengajak kita mengenai keinginan seorang ibu. Wajar dan
sangat manusiawi bahwa seorang ibu menghendaki kedudukan dan tempat yang
terbaik bagi anak-anaknya, demikian juga ibu anak-anak Zebedeus ini. Ia datang
kepada Yesus dan meminta duduk di kanan dan kiri-Nya. Yesus tidak menolak apa
yang diinginkan ibu ini, namun menjawab dan mengatakan bahwa itu telah Bapa
sediakan di mana Bapa berkenan.
Tempat
istimewa itu bukan sebagai balas jasa atau upah bagi yang mengikuti-Nya, namun
telah Tuhan Allah Bapa sediakan. Yesus mengajak mereka menjalankan apa yang menjadi
tugas perutusan masing-masing tanpa memikirkan apa yang akan diperoleh.
Kemarahan para
murid yang lain, justru menjadi sarana bagi Yesus untuk menerangkan kembali
mengenai yang terbesar dan paling terkemuka, yaitu yang melayani satu sama
lain. Kebesaran di dalam DIA adalah pelayanan. Siapa yang ingin menjadi
terkemuka ia harus menjadi hamba satu sama lain. Model dan keteladanan dari
Diri Yesus sendiri yang datang dalam rupa hamba dan melayani bukan untuk
dilayani.
Saudara terkasih,
kita harus berani melepaskan diri sendiri, obsesi, keinginan, dan apapun ketika
itu justru menjauhkan diri dari Tuhan. Sikap melayani dan menjadi hamba
memerlukan kerendahan hati, keterbukaan budi, dan kehendak yang kuat dalam hal
mengalahkan diri sendiri yang memiliki kecenderungan egois dan minta dilayani.
Tuhan Yesus telah memulai dan Ia bisa, kita pun diharapak-Nya mampu, dan pasti
mampu di dalam DIA. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar