Jumat, 31 Juli 2015

Seorang Nabi Tidak Ada yang Dihormati Di Tempat Asalnya

Pw. S. Ignatius dr Loyola (P)
Im. 23:1,4-11,15-16,27,34-37
Mzm. 81:3-4,5-6ab,
Mat. 13:54-58


Im. 23:1,4-11,15-16,27,34-37

23:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:4 Inilah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap.
23:5 Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN.
23:6 Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak Beragi bagi TUHAN; tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak beragi.
23:7 Pada hari yang pertama kamu harus mengadakan pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
23:8 Kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN tujuh hari lamanya; pada hari yang ketujuh haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat."
23:9 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:10 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam,
23:11 dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan TUHAN, supaya TUHAN berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu
23:15 Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu;
23:16 sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN
23:27 "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN.
23:34 "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.
23:35 Pada hari yang pertama haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
23:36 Tujuh hari lamanya kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, dan pada hari yang kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. Itulah hari raya perkumpulan, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
23:37 Itulah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, yaitu korban bakaran dan korban sajian, korban sembelihan dan korban-korban curahan, setiap hari sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu,

Mat. 13:54-58

13:54 Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?
13:55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
13:56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
13:57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
13:58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.


Seorang Nabi Tidak Ada yang Dihormati Di Tempat Asalnya

Saudara terkasih, hari ini bacaan sabda Tuhan mulai menunjukkan penolakan akan warta mengenai Kerajaan Allah. Bukan hanya wartanya saja namun juga pewartanya mereka tolak dengan tegas. Yesus yang mewartakan Kerajaan Surga mereka tolak dengan alasan mereka mengenal asal-usul dan keberadaan Yesus yang merupakan tetangga mereka. Mereka tidak mau tahu mengenai kuasa, mukjizat, dan hal-hal yang telah menarik perhatian mereka. Sikap iri, tidak mampu menangkap, gengsi dan sikap yang senada sering membuat kita langsung menyatakan bahwa itu buruk.
Saudara terkasih, Yesus tahu dengan baik apa yang akan Ia terima sebagai tanggapan dari umat sekotanya, dan itu terjadi. Ia mengatakan bahwa nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menyaksikan hal demikian. Bangsa ini tidak kurang orang cerdas namun merasa tidak diterima akhirnya hidup di luar negeri dan menjadi peneliti atau meniti karir di sana. Ada sebuah cerita, bagaimana lulus doktoral Australia, melamar di departemen dan dinas di Indonesia, malah dipanggil oleh Amerika yang melihat potensinya. Kita mengedepankan iri, mengamankan posisinya agar tidak ada pesaing apalagi lebih segalanya, akhirnya tidak akan ada perubahan yang penting bagi hidup bersama.

Saudara terkasih, Yesus memberikan kepada kita kekuatan dan keteladanan ketika kita menerima penolakan dan kecurigaan, jawaban yang terbuka dan rendah hati. Sikap positif bukan negatif untuk melawan dan bertahan yang tidak berguna.BD.eLeSHa.

Kamis, 30 Juli 2015

Perumpamaan Mengenai Pukat

Kamis Biasa Pekan XVII (H)
Kel. 40:16-21:34-38
Mzm. 84:3,4,5-6a,8a,11
Mat. 13:47-53


Kel. 40:16-21:34-38


40:16 Dan Musa melakukan semuanya itu tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, demikianlah dilakukannya.
40:17 Dan terjadilah dalam bulan yang pertama tahun yang kedua, pada tanggal satu bulan itu, maka didirikanlah Kemah Suci.
40:18 Musa mendirikan Kemah Suci itu, dipasangnyalah alas-alasnya, ditaruhnya papan-papannya, dipasangnya kayu-kayu lintangnya dan didirikannya tiang-tiangnya.
40:19 Dikembangkannyalah atap kemah yang menudungi Kemah Suci dan diletakkannyalah tudung kemah di atasnya -- seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
40:20 Diambilnyalah loh hukum Allah dan ditaruhnya ke dalam tabut, dikenakannyalah kayu pengusung pada tabut itu dan diletakkannya tutup pendamaian di atas tabut itu.
40:21 Dibawanyalah tabut itu ke dalam Kemah Suci, digantungkannyalah tabir penudung dan dipasangnya sebagai penudung di depan tabut hukum Allah -- seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa
40:34 Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci,
40:35 sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci.
40:36 Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari setiap tempat mereka berkemah.
40:37 Tetapi jika awan itu tidak naik, maka mereka pun tidak berangkat sampai hari awan itu naik.
40:38 Sebab awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah.

Mat. 13:47-53

13:47 "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.
13:48 Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang.
13:49 Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar,
13:50 lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
13:51 Mengertikah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti."
13:52 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."
13:53 Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ.


Perumpamaan Mengenai Pukat

Saudara terkasih, hari ini Gereja kembali mengajak kita merenungkan perihal Kerajaan Surga. Pada kesempatan ini Yesus menggunakan perumpamaan mengenai pukat. Pukat yang menampung ikan hasil tangkapan, sebagaimana dunia yang penuh dengan manusia, ada yang baik dan ada yang jahat. Hasil tangkapan di dalam pukat itu dipisah-pisahkan menurut kriteria baik dan buruk. Apa yang etrjadi selanjutnya? Sangat jelas daan gamblang, yang baik akan dikumpulkan dan kemudian dibawa pulang atau dijual, sedangkan yang buruk atau jelek dalam hal ini busuk akan dibuang begitu saja, mau kembali ke danau atau laut, atau hanya terhampar di pantai tidak peduli.
Saudara terkasih, kita layang merenungkan kehidupan kita, jelas saja kalau baik tentu akan bersatu dalam Kerajaan Allah di mana Allah yang meraja penuh dengan damai sejahtera, kasih yang tidak berkesudahan, berbagai kelimpahan. Namun pernahkah kita berikan waktu untuk kita sejenak merenungkan bagaimana sekiranya hidup kita itu tidak berkualitas saat penghakiman dan kita dibuang begitu saja oleh malaikat? Kita hendak ke mana, jatuh di mana, dan apa yang akan terjadi? Boleh kita menyatakan ada Tuhan yang telah menebus kog, namun penebusan juga memerlukan jawaban yang sepadan dan usaha kita terus menerus mendekatkan diri kepada-Nya. Penebusan bukan berarti enak-enakan menimpakan beban sepenuhnya apda pundak Sang Penebus, sedang kita berleha-leha. Ikan yang dibuang itu setragis kalau kita tidak berbuat kasih dan baik di dunia, bagaimana ikan busuk yang dibuang ke mana saja itu, bisa di makan anjing, kucing, burung liar, terinjak-injak orang, ditendang-tendang anak iseng, dikerubuti lalat dan aneka serangga yang menjijikan, kalau masuk kembali ke air bisa jadi santapan binatang air lainnya, dicabik-cabik dan dijadikan santapan bagi predator air.

Saudara terkasih, pilihan kita lah sebagai jawaban Penebusan yang telah Yesus lakukan. Penebusan bukan berarti kita kemudian boleh berbuat semau-maunya sendiri dan menimpakan beban kepada Sang Penebus dengan perbuatan liar kita.BD.eLeSHa.

Rabu, 29 Juli 2015

Pilihan dan Pemuridan

Pw. S. Marta (P)
Kel. 34:29-35
Mzm. 99:5-7,9
Luk. 10:38-42



Kel. 34:29-35

34:29 Ketika Musa turun dari gunung Sinai -- kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu -- tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN.
34:30 Ketika Harun dan segala orang Israel melihat Musa, tampak kulit mukanya bercahaya, maka takutlah mereka mendekati dia.
34:31 Tetapi Musa memanggil mereka, maka Harun dan segala pemimpin jemaah itu berbalik kepadanya dan Musa berbicara kepada mereka.
34:32 Sesudah itu mendekatlah segala orang Israel, lalu disampaikannyalah kepada mereka segala perintah yang diucapkan TUHAN kepadanya di atas gunung Sinai.
34:33 Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah mukanya.
34:34 Tetapi apabila Musa masuk menghadap TUHAN untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar; dan apabila ia keluar dikatakannyalah kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya.
34:35 Apabila orang Israel melihat muka Musa, bahwa kulit muka Musa bercahaya, maka Musa menyelubungi mukanya kembali sampai ia masuk menghadap untuk berbicara dengan TUHAN.

Luk. 10:38-42

10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."



Pilihan dan Pemuridan

Saudara terkasih, kisah Marta dan Maria ini sungguh menarik untuk kita renungkan. Keduanya memiliki bagian yang mereka pilih sendiri. Marta memilih untuk melayani Tuhan dengan sibuk sekali. Kesibukan dalam arti rohaniah, menyiapkan makan minum, bebersih rumah dan sebagainya. Kedua pilihan Maria yang duduk di kaki Tuhan. Konteks zaman itu, seorang murid ialah duduk di kaki gurunya dan mendengarkan setiap perkataan dan kalimat yang diucapkan guru tersebut dengan tekun.
Marta memilih bagian yang tidak tepat, karena Tuhan hadir untuk melayani bukan untuk dilayani. Tuhan menegor saat Marta menyatakan penghakiman atas pilihan Maria. Kesibukan Marta juga penting namun bukan itu yang Tuhan kehendaki.
Saudara terkasih, kita sering merasa bahwa kita telah sibuk dengan berbagai hal, namun melupakan apa yang Tuhan kehendaki. Tuhan mengajak murid termasuk kita dengan panggilan-Nya untuk duduk di kaki-Nya dan mendengarkan apa yang Ia sabdakan dan kemudian menjalani apa yang Ia katakan. Kesibukan yang sepertinya kita lakukan demi Tuhan, namun lebih banyak yang kita lakukan demi kita sendiri. Pencarian kepuasan sendiri. Kita dapat merenungkan bagaimana kita menghabiskan begitu banyak waktu untuk kepentingan kita sendiri dari pagi hingga pagi lagi, namun berapa waktu yang kita sediakan bagi Sang Pemberi waktu itu? Sejenak bersama Tuhan dalam waktu yang spesial, untuk merenungkan sabda-Nya, duduk diam dan menjalin relasi dengan-Nya, memberikan waktu untuk mengadakan refleksi dan evaluasi atas hidup kita yang berlimpah dengan kasih setia-Nya.
Pilihan kita harus dijalankan dengan penuh keterbukaan diri, tidak perlu mencampuri dan menghakimi pilihan sesama kita. Memilih sebagai murid di dalam Tuhan, mengenal Pribadi Yesus dengan lebih baik, mendengarkan Sabda-Nya, dan menjalankan apa yang telah kita dengar dan lihat.BD.eLeSHa.


Selasa, 28 Juli 2015

“Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Selasa Biasa Pekan XVII (H)
Kel. 33:7-11;34:5-9,28
Mzm. 103:6-7,8-9,10-11,12-13
Mat. 13:36-43


Kel. 33:7-11;34:5-9,28

33:7 Sesudah itu Musa mengambil kemah dan membentangkannya di luar perkemahan, jauh dari perkemahan, dan menamainya Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari TUHAN, keluarlah ia pergi ke Kemah Pertemuan yang di luar perkemahan.
33:8 Apabila Musa keluar pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa itu dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah.
33:9 Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa di sana.
33:10 Setelah seluruh bangsa itu melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya.
33:11 Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu
34:5 Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN.
34:6 Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,
34:7 yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."
34:8 Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah
34:9 serta berkata: "Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami; sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang tegar tengkuk, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami; ambillah kami menjadi milik-Mu."
34:28 Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.

Mat. 13:36-43

13:36 Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
13:37 Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia;
13:38 ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.
13:39 Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.
13:40 Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
13:41 Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
13:42 Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
13:43 Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"


“Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan separasi atau pemisahan atas panenan dari pilihan kita. Tuhan menaburkan kita ke dunia ini sama dalam segala sesuatunya, sebagai benih di lahan yang sama yaitu dunia, dan pilihan kitalah yang menentukan. Tuhan yang penuh kasih itu memberikan kebebasan sepenuh-penuhnya bagi kita. Mau ikut DIA atau meninggalkan DIA.
Dunia tidak lepas dari pengaruh dan kuasa iblis yang memberikan tawaran dan iming-iming untuk mengikutinya. Seperti pasar yang menawarkan dagangannya. Kita bebas meilih mana yang mau diikuti iblis dengan konsekuensinya atau ikut Tuhan dengan konsekuensinya pula tentunya.
Hebat dan luar biasanya Tuhan kita yang membberikan kebebasan bahkan untuk meninggalkan-Nya sekalipun. Sama sekali DIA tidak menahan atau mengekang kita dengan berbagai dalih, kalau menyelamatkan, memberikan tawaran iya, namun bukan memaksa kita untuk kembali. Tidak heran apa yang IA nyatakan ialah Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! Bagi-Nya yang tidak mendengar ya mau apa lagi, karena konsekuensi  kasih-Nya yang tak terbatas ialah ada kemungkinan di antara kita ini meninggalkan-Nya. Kurang sabar dalam menunggu jawaban-Nya, tidak suka dengan cara IA menyelamatkan seperti ditampilkan Yudas, atau banyak hal dan alasan yang bisa kita jadikan alasan untuk meninggalkan-Nya.


Kita semua dianugerahi telinga yang sama, dua dan lebih banyak yang baik daripada yang maaf buruk. Namun jangan salah bahwa yang waras telinganya bisa mendengarkan apa yang Tuhan sampaikan. Kesibukan di tengah dunia, hingar bingarnya tawaran indah dari dunia bisa saja membuat telinga kita tidak mendengar dan mengetahui apa yang telah IA sampaikan.BD.eLeSHa.

Senin, 27 Juli 2015

Perumpamaan tentang Biji Sesawi dan Ragi

Senin Biasa Pekan XII (H)
Kel. 32:15-24, 30-34
Mzm. 106:19-20,21-22,23
Mat. 13:31-35


Kel. 32:15-24, 30-34

32:15 Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah.
32:16 Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu.
32:17 Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
32:18 Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
32:19 Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.
32:20 Sesudah itu diambilnyalah anak lembu yang dibuat mereka itu, dibakarnya dengan api dan digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan disuruhnya diminum oleh orang Israel.
32:21 Lalu berkatalah Musa kepada Harun: "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa yang sebesar itu kepada mereka?"
32:22 Tetapi jawab Harun: "Janganlah bangkit amarah tuanku; engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata.
32:23 Mereka berkata kepadaku: Buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.
32:24 Lalu aku berkata kepada mereka: Siapa yang empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku dan aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."
32:30 Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu."
32:31 Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
32:32 Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."
32:33 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.
32:34 Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."

Mat. 13:31-35

13:31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.
13:32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
13:33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."
13:34 Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka,
13:35 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."


Perumpamaan  tentang Biji Sesawi dan Ragi

Saudara terkasih hari ini Gereja mengajak kita merenungkan mengenai pewartaan Kerajaan Allah, khususnya mengenai kualitas Kerajaan Allah itu sendiri. Beberapa saat ini kita diajak merenungkan mengenai penolakan kehadiran Kerajaan Allah atau penerimaannya, hari ini mengenai Kerajaan Allah itu sendiri. Pertama, Yesus mengumpamakan Kerajaan Allah seperti biji sesawi, biji yang sangat kecil namun memberikan dampak besar bagi lingkungan sekitarnya. Meskipun ada halangan, rintangan, bahkan penolakan tetap tumbuh dan memberikan arti bagi sekitarnya.
Kedua. Kerajaan Surga itu seperti ragi yang hanya sedikit, namun mampu memberikan pengaruh, mengubah, dan menjadikan tepung berkembang dan memiliki cita rasa yang baru. Ragi itu tidak perlu banyak dan kualitas yang diberikan jauh mengatasi tepung yang memiliki jumplah berlipat-lipat.
Saudara terkasih, kita beriman Kristiani telah memperoleh jaminan dari Tuhan Allah sendiri untuk mampu menjalankan perutusan kita apapun keadaannya. Tidak perlu was-was dan takut karena ada Roh Kudus yang akan membantu dan menyempurnakan. Sedikit, kecil, tidak berdaya bukan alasan untuk tidak berbuat. Tantangan dunia makin keras, buas, dan beraneka macam, Tuhan hadir menguatkan kita. Tanggung jawab kita sepanjang mampu menjalankan, jalani dengan suka cita, mengenai hasil dan perubahan ada di tangan Tuhan. Kita ini tangan-Nya, ragi-Nya, dan kaki-Nya, penghasilnya ialah IA yang berkuasa atas hidup ini. Tidak perlu ragu atau cemas menghadai cemoohan, penolakan, atau permusuhan karena kita mengikuti DIA. Dia akan memberikan jalan keluar untuk kita dan semua akan selesai dengan baik. BD.eLeSHa.




Minggu, 26 Juli 2015

Lima Roti dan Dua Ikan

Hari Minggu Biasa Pekan XVII (H)
2 Raj. 4:42-44
Mzm. 145:10-11,15-16,17-18
Ef.4:1-6
Yoh. 6:1-15



2 Raj. 4:42-44


4:42 Datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi abdi Allah roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa: "Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan."
4:43 Tetapi pelayannya itu berkata: "Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?" Jawabnya: "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya."
4:44 Lalu dihidangkannyalah di depan mereka, maka makanlah mereka dan ada sisanya, sesuai dengan firman TUHAN


Ef.4:1-6

4:1 Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
4:2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
4:3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
4:4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
4:5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
4:6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.


Yoh. 6:1-15

6:1 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias.
6:2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
6:3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
6:4 Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.
6:5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"
6:6 Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.
6:7 Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."
6:8 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya:
6:9 "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
6:10 Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
6:11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
6:12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
6:13 Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
6:14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."
6:15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.



Lima Roti dan Dua Ikan

Saudara tekasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan mengenai Kuasa Yesus. Lebih tepatnya mengenai kasih-Nya yang besar sehingga belas kasih-Nya menggerakkan-Nya menyediakan hidangan dan makanan hingga kenyang bagi sekian banyaknya orang. Jumlah yang besar itu dinyatakan dengan 5000 laki-laki. Ingat bahwa masa itu perempuan dan anak-anak tidak termasuk hitungan. Namun Yesus menyatakan di sana bahwa anaklah yang memiliki roti dan ikan.
Para pendengar dan pengikut Yesus mengikuti Yesus yang berlayar dengan berjalan kaki mengelilingi danau Tiberias. Perjalanan yang digerakkan oleh keinginan dekat dengan Orang Besar, mukjizat, dan karena kekuatan yang dimiliki-Nya. Tidak heran mereka berusaha keras dan luar biasa untuk tetap di berada di sekitarnya.
Kali ini Yesus berinisiatif untuk melihat kemampuan dan pemahaman murid-Nya, Filipus dan Andreas. Ia mencobai Filipus bagaimana ia akan bertindak untuk menghadappi sekian banyak orang yang sedang lapar. Kedua bagaimana makanan yang sedikit itu untuk ribuan orang. Saudara terkasih, Yesus tidak memberikan jawaban secara langsung dan lisan, namun mengajak mereka untuk menyaksikan sendiri apa yang akan terjadi.
Konsep, pemahaman, pengenala, para murid dan pendengar secara umum memang masih perlu perjuangan bagi Yesus agar mereka menjadi lebih tepat mengenal-Nya. Bagaimana mereka menanggapi itu sebagai bagian dari pengetahuan yang sepenggal-sepenggal, mereka mengenal-Nya sebagai Nabi yang berkaitan dengan Raja, dan akan memaksakan diri sebagai Raja. Oleh karena itu menarik kita simak dan jadikan sebagai permenungan kita bagaimana kepemimpinan dari Yesus ialah melayani. Lihat hendak dijadikan Raja malah menyingkir, kita saksikan bangsa ini justru menggunakan segala cara untuk menjadi “raja” bahkan cara-cara buruk pun menjadi panglima yang penting menang.

Saudara terkasih, mengikuti Yesus berarti mengenal-Nya secara utuh dan melakukan apa yang Ia kehendaki bukan setengah-setengah saja, sesuai dengan keinginan kita dan kerinduan kita. Bagi yang belum mengenal-Nya dengan baik tidak perlu khawatir karena IA selalu datang untuk memperkenalkan diri secara terus menerus. BD.eLeSHa.

Sabtu, 25 Juli 2015

Permintaan Ibu Yakobus dan Yohanes

Pesta S. Yakobus, Ras. (M)
2 Kor. 4:7-15
Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6
Mat. 20:20-28



2 Kor. 4:7-15

4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.
4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.
4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.
4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.
4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.

Mat. 20:20-28

20:20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
20:21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
20:22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."


Permintaan Ibu Yakobus dan Yohanes

Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita mengenai keinginan seorang ibu. Wajar dan sangat manusiawi bahwa seorang ibu menghendaki kedudukan dan tempat yang terbaik bagi anak-anaknya, demikian juga ibu anak-anak Zebedeus ini. Ia datang kepada Yesus dan meminta duduk di kanan dan kiri-Nya. Yesus tidak menolak apa yang diinginkan ibu ini, namun menjawab dan mengatakan bahwa itu telah Bapa sediakan di mana Bapa berkenan.
Tempat istimewa itu bukan sebagai balas jasa atau upah bagi yang mengikuti-Nya, namun telah Tuhan Allah Bapa sediakan. Yesus mengajak mereka menjalankan apa yang menjadi tugas perutusan masing-masing tanpa memikirkan apa yang akan diperoleh.
Kemarahan para murid yang lain, justru menjadi sarana bagi Yesus untuk menerangkan kembali mengenai yang terbesar dan paling terkemuka, yaitu yang melayani satu sama lain. Kebesaran di dalam DIA adalah pelayanan. Siapa yang ingin menjadi terkemuka ia harus menjadi hamba satu sama lain. Model dan keteladanan dari Diri Yesus sendiri yang datang dalam rupa hamba dan melayani bukan untuk dilayani.

Saudara terkasih, kita harus berani melepaskan diri sendiri, obsesi, keinginan, dan apapun ketika itu justru menjauhkan diri dari Tuhan. Sikap melayani dan menjadi hamba memerlukan kerendahan hati, keterbukaan budi, dan kehendak yang kuat dalam hal mengalahkan diri sendiri yang memiliki kecenderungan egois dan minta dilayani. Tuhan Yesus telah memulai dan Ia bisa, kita pun diharapak-Nya mampu, dan pasti mampu di dalam DIA. BD.eLeSHa.

Jumat, 24 Juli 2015

Penjelasan Perumpamaan Seorang Penabur

Jumat Biasa Pekan XVI (H)
Kel. 20:1-17
Mzm. 19:8,9,10,11
Mat. 13:18-23


Kel. 20:1-17

20:1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
20:6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
20:13 Jangan membunuh.
20:14 Jangan berzinah.
20:15 Jangan mencuri.
20:16 Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
20:17 Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu."


Mat. 13:18-23

13:18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.
13:19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
13:20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
13:21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.
13:22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
13:23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."



Penjelasan Perumpamaan Seorang Penabur

Saudara terkasih, Gereja hari ini mengajak kita merenungkan bagaimana penjelasan Yesus mengenai kisah penabur. Yesus menggunakan perumpamaan dan kepada para murid memberikan penjelasan dengan gamblang apa yang Ia maksudkan. Apa yang dimaksudkan dalam kisah ini ialah adanya penolakan dan penerimaan apa yang telah Ia wartakan.
Perhatian Yesus bukan hanya yang menerima, yaitu mereka yang menghasilkan buah melimpah. Mereka bisa berbuah karena menerima sabda-Nya bukan sebatas intelektualitas, tahu sebagai pengetahuan namun mendarah daging dan meresap di dalam hidup sehari-hari. Di balik itu, ada pula yang jatuh pada tempat yang tidak semestinya, maka tidak heran kalau mudah jatuh ke dalam kemurtadan, kecemasan, dan akhirnya matinya iman mereka.

Saudara terkasih, kita hidup di dalam dunia yang bisa memberikan banyak hal terhadap keimanan kita. Kita bisa tertindas, bisa pula di tengah-tengah semak duri yang akan menghimpit hidup beriman kita. Kehidupan beriman dan kesetiaan kita mendengarkan serta menghidupi sabda-Nya akan membantu kita untuk mampu bertahan dengan baik. Kita tidak bisa keluar dari keadaan dunia, namun kita mampu bertahan kalau kita berserah pada kesatuan kasih-Nya yang tidak terbatas. Berkaitan dengan kondisi yang sama, ketika kita memperoleh berkat jatuh di tempat yang subur, namun jangan melupakan pula kondisi saudara yang jatuh di tempat yang tidak kondusif. Kita memiliki tanggung jawab untuk mengulurkan tangan agar merek bisa bertahan, alangkah membahagiaakan ketika mampu membawa mereka keluar dan hidup di tengah-tengah tanah yang baik dan subur sehingga bisa menghasilkan buah melimpah.BD.eLeSHa.

Kamis, 23 Juli 2015

Memiliki Mata namun Tidak Melihat dan Mempunyai Telinga namun Tidak Mendengar

Kamis Biasa Pekan XVI (H)
Kel. 19:1-2,9-11,16-20
Dan. 3:52,53,54,56
Mat. 13:10-17



Kel. 19:1-2,9-11,16-20

19:1 Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai pada hari itu juga.
19:2 Setelah mereka berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung itu.
19:9 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu apabila Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu." Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN.
19:10 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah kepada bangsa itu; suruhlah mereka menguduskan diri pada hari ini dan besok, dan mereka harus mencuci pakaiannya.
19:11 Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap, sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di depan mata seluruh bangsa itu di gunung Sinai.
19:16 Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
19:17 Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung.
19:18 Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.
19:19 Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.
19:20 Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.

Mat. 13:10-17

13:10 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?"
13:11 Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
13:12 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
13:13 Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.
13:14 Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
13:15 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
13:16 Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.
13:17 Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya



Memiliki Mata namun Tidak Melihat dan Mempunyai Telinga namun Tidak Mendengar

Saudara terkasih, mengenai mata dan telinga ini, hari-hari ini, zaman ini makin jelas dan nyata bahwa itu sedang menggejala dan menjadi trend. Bukan urusanku biar saja, biar diurus oleh pihak yang berkepentingan, ngapain repot kita sendiri saja banyak masalah dan ngapain nambah perkara. Acuh tak acuh dan sikap abai serta tidak peduli makin marak. Egoisme menjadi gaya hidup. mata melihat, telinga mendengar, hati merasakan keadaan dunia sekitar, lingkungan, dan kondisi yang tidak semestinya, namun diam saja, tidak berbuat dan bertindak, jauh lebih memprihatinkan justru ikut terlibat dengan menebalkan mata, telinga, dan hatinya.
Hampir semua lini kehidupan berbangsa kita sekarang ini sedang demikian, seperti Sabda Yesus, tidak menggunakan mata, telinga, dan hatinya. Kerugian pihak lain tidak menjadi masalah, asal mendapatkan untung yang membuat kaya. Materi menjadi tujuan, sehingga menggunakan segala cara, tidak peduli cara itu baik atau tidak. Guru, tidak bisa melawan sistem yang menuntut nilai harus tinggi meskipun jauh dari kenyataan. Politisi main suap dan kolutif demi kuasa, memutarbalikan fakta dan hukum demi kepentingan sendiri dan kelompok.

Saudara terkasih, kita sama memliki dua telinga dua mata, namun sering kita dengan sengaja membutakan pandangan kita, menutup telinga meskipun mendengar ada sapaan untuk meninggalkan keburukan tersebut. Bagaimanakah kita ketika melihat, mendengar ketidakadilan dan kebenaran diselewengkan?BD.eLeSHa.

Rabu, 22 Juli 2015

Maria Magdalena Saksi Kebangkitan

Pw. S. Maria Magdalena (P)
2 Kor. 5:14-17
Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9
Yoh. 20:1,11-18


2 Kor. 5:14-17

5:14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.
5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
5:16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.
5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang


Yoh. 20:1,11-18

20:1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.
20:11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,
20:12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
20:13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."
20:14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
20:15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."
20:16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.
20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.


Maria Magdalena Saksi Kebangkitan

Saudara terkasih, hari ini Gereja memperingati Perayaan Wajib Maria Magdalena. Pribadi menarik, di mana Santa Maria dari Magdala ini sering diasumsikan sebagai pelacur yang dipertobatan oleh Yesus. Memang masih banyak pro dan kontra siapakah pribadinya, benarkah pelacur itu atau yang lain. Pihak yang meyakini perempuan yang diampuni Yesus karena Magdalena atau Magdala merupakan kota pelabuhan yang bisa dimaklumi kalau pernah berperilaku buruk dan menjadi bertobat. Namun jauh lebih penting dan menarik ialah siapakah ia yang menjadi saksi pertama akan kebangkitan.
Kitab Suci melaporkan bahwa Maria Magdalenalah yang dipilih Allah untuk menjadi saksi pertama akan kebangkitan-Nya. Bukan Petrus atau Yohanes, atau yang lain namun Maria Magdalena. Saudara terkasih, apakah artinya bagi kita? Tuhan Allah memanggil dan menggunakan semua orang untuk mewartakan karya Kasih dan Keselamatan-Nya. Tidak harus laki-laki atau bangsa tertentu. Keberanian Maria patut kita jadikan teladan bagaimana ia pergi ke kubur dan mencari-cari dan Yesus hadir dan memperkenalkan DIRI-Nya. Kemudian kembali kepada para murid laki-laki yang masih ada di rumah.


Pelajaran berikut ialah, apapun yang kita lakukan, usaha sebesar apapun tanpa Ia, Yesus yang memperkenalkan Diri, manusia tidak akan mampu mengenali-Nya. Inisiatif pertama ialah Tuhan dan manusia memberikan tanggapan. Saudara terkasih, Tuhan selalu menyapa, memberikan tawaran kepada kita, dan tanggapan kita memegang peran penting, karena kebebasan Tuhan tidak memaksa kita untuk selalu menerima tawaran-Nya tersebut. Apakah pilihan kita sudah tepat? BD.eLeSHa.