Kamis, 20 November 2014

Yesus menangisi Yerusalem

Kamis Biasa (H)
Why. 5:1-10
Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a, 9b
Luk. 19:41-44


Why. 5:1-10

5:1 Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.
5:2 Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?"
5:3 Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
5:4 Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.
5:5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
5:6 Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
5:7 Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
5:8 Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
5:10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."


Luk. 19:41-44

19:41 Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya,
19:42 kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
19:43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan,
19:44 dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."



Yesus menangisi Yerusalem

Saudara terkasih, konteks tangisan Yesus, bukan semata karena akan runtuhnya Bait Allah, namun kedegilan hati orang-orang Yerusalem yang berpaling dari Sumber Damai yang telah datang. Mereka berpaling karena mereka mengganggap diri lebih baik. Lebih pintar, dan lebih segalanya, sehingga meremehkan justru Raja Damai itu sendiri. Mereka menjadi “buta” dan tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Kenyataan yang ada, fakta yang terjadi menjadi kabur karena tertutupi oleh keangkuhan mereka sendiri. Pengepungan kota dan kehancuran  dan kehancurannya pernah terjadi, saat itu mereka menolak Nabi Yeremia dan nabi-nabi lain, kali ini karena menolak untuk menerima Mesias.

Saudara terkasih, sering kita memohon dan berdoa sepanjang hari dan sepanjang malam, ketika Tuhan hadir dan memberikan berkat itu, kita mengeluh Tuhan belum juga menjawab doaku. Benarkah Tuhan tidak hadir dan mengulurkan tangan? Tuhan sudah hadir dan memberikan apa yang kita minta, namun bukan sama persis dengan apa yang kita idam-idamkan, Tuhan memberikans sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya. DIA tahu yang terbaik bagi kita, belum tentu yang kita inginkan itu justru membawa kebaikan. Konsep, harapan, dan keinginan, serta pemikiran kita sering membelenggu dan mengikat kita sehingga kita justru tidak melihat kehadiran Tuhan di depan kita. Kita salah mengenali Tuhan dan karya-Nya. BD. eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar