Senin
Biasa (H)
Flp.
2:1-4
Mzm.
131:1,2,3
Luk.
14:12-14
Flp.
2:1-4
2:1 Jadi karena dalam Kristus
ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan
belas kasihan,
2:2 karena itu sempurnakanlah
sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu
jiwa, satu tujuan,
2:3 dengan tidak mencari
kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan
rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya
sendiri;
2:4 dan janganlah tiap-tiap
orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain
juga.
Luk.
14:12-14
14:12 Dan Yesus berkata juga
kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan
siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau
saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya,
karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan
demikian engkau mendapat balasnya.
14:13 Tetapi apabila engkau
mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang
lumpuh dan orang-orang buta.
14:14 Dan engkau akan
berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu.
Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang
benar."
Ketulusan
di tengah keculasan
Saudara terkasih, Paulus menyatakan kepada kita, apa
yang perlu kita lakukan, yaitu hidup dalam Kristus. Hidup di dalam DIA ada
penghiburan, ada persekutuan, ada kasih mesra, dan ada belas kasihan. Semua itu
akan diperoleh, ketika kita mengalahkan kepentingan diri, dan lebih penuh
kerendahan hati memberikan prioritas kepada orang lain terlebih dahulu.
Nasihat luar biasa indah bagi kita, terutama bangsa
ini yang lebih berkutat pada keegoisan, memikirkan kelompok dan kepentingan
diri, kelompok, dan keakuan. Persoalan lain muncul ialah mencurigai pihak yang dengan
tulus memberikan perhatian kepada pihak yang kurang beruntung. Gereja yang menjalankan
perutusan sesuai sabda Tuhan sering
dicurigai dan disalahmengerti, karena memang keadaan yang berbeda.
Yesus jauh lebih ekstrim ketika mengajarkan kepada
kita untuk mengundang siapa saja justru yang tidak akan mampu membalas apa yang
telah kita lakukan. Perintah Tuhan yang sebenarnya jauh lebih logis dan
bermakna. Kita memberi saudara yang mampu itu jelas akan mendapatkan balasan setimpal
atau kalau tidak akan memberikan balasan berlebih. Daya guna dan manfaat justru
kurang berfungsi dengan semestinya. Lihat, kalau kita memberika kepada saudara
kita yang berkekurangan, apa yang kita berikan sangat membantu, bahkan sepele
bagi kita, namun memberikan uluran tangan yang bisa berupa kehidupan. Contoh
konkret, kalau kita memberikan satu dus nasi kepada orang kaya, bisa saja akan
diberikan kepada anjing atau peliharaannya. Nasi yang sama bagi orang miskin
mampu memberikan ketenangan perut anak yang seharian menangis, dan ketenangan
batin bapak ibu yang seharian sedih melihat anaknya kelaparan.
Kebaikan yang tulus, tidak akan menyurutkan langkah
apapun yang akan dilakukan. Sering kita takut dicurigai, dianggap kristenisasi,
dan banyak persoalan lain, namun kalau kita menjalankan dalam nama Tuhan semua
tidak akan menjadi persoalan. Semua demi Tuhan tanpa pamrih bukan menjadi
masalah.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar