Selasa, 04 November 2014

"Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa

Pw. S. Carolus Borromeus (P)
Fil. 2:5-11
Mzm. 22:26b-27, 28-30a, 31-32
Luk. 14:15-24


Fil. 2:5-11

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa


Luk. 14:15-24

14:15 Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."
14:16 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang.
14:17 Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.
14:18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.
14:19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.
14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.
14:21 Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh.
14:22 Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat.
14:23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.
14:24 Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."


"Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa

Saudara terkasih, Ahok menyatakan bahwa bahaya bagi pejabat ialah takut kehilangan jabatannya dan takut kehilangan nyawanya. Kalau sudah takut akan dua hal itu pasti akan tidak mampu berbuat apa-apa karena takut terhadap pemilihnya dan takut berbuat lebih jauh untuk membuat perubahan karena adanya perubahan bisa membahayakan kedua hal tersebut, nyawa atau jabatannya, bisa juga keduanya. Ahok sungguh menjalankan apa yang Yesus lakukan, Yesus sebagai Anak Allah, bukan menggenggam status itu justru mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba. Banyak di antara kita justru sering menginginkan status yang sering itu adalah mengaku-aku. Misalnya mengaku kenal orang besar dengan cara berphoto dan dipamer-pamerkan, ada pula yang mencari pengakuan ke mana-mana, ada yang sok akrab kepada orang besar atau tenar namun tidak mau kenal kepada orang yang kurang beruntung.
Yesus kembali mengingatkan undangan itu berlaku bagi bangsa Israel, namun undangan itu kembali diabaikan. Pengabaian itu membuat undangan yang telah ditolak tidak akan mereka terima dan miliki lagi. Allah Mahabaik selalu mengulurkan tangan-Nya untuk menopang manusia yang penuh kelemahan dan dosa. Berkat dan rahmat adalah Kasih Allah yang tidak berkesudahan, rahmat memerlukan tanggapan dari pihak manusia, yaitu dengan kesiapsediaan. Apa yang sering kita lakukan ialah banyak alasan dan pembenar atas penolakan itu. Kesibukan, adanya aktivitas lain, atau karena panggilan Tuhan sering tidak menarik dibandingkan panggilan dunia. Tidur lebih enak dibandingkan doa dini hari, bangun siang lebih menyenangkan adri pada bangun pagi untuk memuji Allah dengan berolah raga dan menikmati keindahan alam ciptaan.
Saudara terkasih, panggilan Ilahi tidak akan pernah berubah, kasih-Nya selalu sama. Tanggapan kita sudah selayaknya untuk menjawab sapaan itu semestinya yang layak, sebagaimana DIA dengan penuh kasih menyapa dan menyelamatkan kita.BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar