Sabtu, 15 November 2014

Hakim yang Jahat dan Janda

Sabtu Biasa (H)
3 Yoh. 5-8
Mzm. 112:1-2,3-4,5-6
Luk. 18:1-8

3 Yoh. 5-8

1:5 Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing.
1:6 Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah.
1:7 Sebab karena nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak menerima sesuatu pun dari orang-orang yang tidak mengenal Allah.
1:8 Kita wajib menerima orang-orang yang demikian, supaya kita boleh mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran


Luk. 18:1-8

18:1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
18:2 Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun.
18:3 Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
18:4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun,
18:5 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."
18:6 Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!
18:7 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"


Hakim yang Jahat dan Janda

Saudara terkasih, rupanya kejahatan berkaitan dengan hakim dan peradilan sudah demikian tua, zaman Yesus juga sudah ada, kalau saat ini, masih demikian memang masih harus berjuang dan berdoa agar hakim dan peradilan makin baik dan benar-benar adil. Cerita ini hendak memberikan gambaran kepada para murid untuk tetap setia dalam pengharapan menantikan Anak Manusia. Lama dan tidakpasti kedatangan-Nya membuat beberapa umat beriman terlena, dan kehilangan iman.
Allah Bapa itu sangat penuh cinta, bandingkan apa yang akan dilakukan oleh permintaan anak-anak-Nya, sedanglan hakim yang tidak takut akan hukum Allah, apalagi hukum manusia saja akhirnya mau memberikan apa yang janda itu minta. Hakim berpihak, karena adanya kepentingan di sana model sangat tua dan kuno. Kepentingan dari pihak yang bertikai, lawan janda itu yang menakutkan hakim, atau janda itu dianggap penting, membuatnya bertindak untuk mengabaikan apa yang dia minta.
Saudara terkasih, ketika kita berdoa, dan Tuhan seakan diam saja, tidak ada apapun tanda dari-Nya, itu bukan alasan  untuk menghentikan ketekunan kita, kita tetap diharapkan untuk setia dan bertekun di dalam doa dan usaha kita. Tuhan tentu hadir dan memberikan ketetapan-Nya dan itu tidak akan salah. Tepat waktu dan tepat guna.
Bacaan pertama menyatakan kepada kita untuk berbuat baik dan berbuat kasih bagi sesama, sesama yang sekalipun itu asing bagi kita. Sesama kita sebagai umat percaya bukan sebatas hubungan darah, agama, suku, ataupun sektarian lainnya, namun semua orang patut kita berikan uluran tangan kalau membutuhkan, dan tumpangan kalau memang membutuhkan tempat untuk berteduh dan bermalam.
Saudara terasih, berbuat baik dan berlaku kasih tidak mengenal tempat dan waktu, atau kepada kasih itu kita lakukan. Tuhan Allah sudah mengasihi kita, layaklah kita juga membagikan apa yang kita terima bagi saudara kita, siapapun dia. Batasan-batasan manusiawi harus kita atasi agar kita mampu mengalami dunia sebagai damai dan satu, di atas keberagaman.BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar