Jumat, 07 November 2014

Bendahara Tidak Jujur

Jumat Biasa (H)
Fil. 3:17-4:1
Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5
Luk. 16:1-8


Fil. 3:17-4:1

3:17 Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!


Luk. 16:1-8

16:1 Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
16:2 Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.
16:3 Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.
16:4 Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.
16:5 Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku?
16:6 Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.
16:7 Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul.
16:8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.


Bendahara Tidak Jujur

Saudara terkasih, Yesus acap mengingatkan para murid, juga termasuk kita untuk tidak menjadi hamba materi, gila harta, dan kekayaan sebagai materi. Pada bacaan hari ini bagaimana Yesus memperlihatkan gambaran manusia yang berkelit dengan mempermainkan kepercayaan berkaita dengan harta. Dia mencari perlindungan diri untuk mendapatkan keuntungan. Barang siaoa tidak bisa mengelola dan dipercaya akan harta dunia, tentu akan kesulitan memperoleh kepercayaan mengelola harta yang sesungguhnya.
Gambaran kecerdikan sekaligus keculasan, cerdik berkaitan dengan kebaikan dan keculasan sebenarnya ialah memanfaatkan talenta untuk mencari keuntungan diri sendiri. Kejadian, pribadi, dan orang-orang zaman ini tentu jauh lebih cerdik memanfaatkan situasi dan kondisi untuk keuntungan sendiri. Bagaimana orang menimbun kekayaan yang luar biasa banyak, sedangkan dia menurut profil kerjanya sama sekali tidak akan mungkin menghasilkan kekayaan seperti itu. Atau orang yang jelas-jelas bersalah dan berbuat kriminal, namun dengan kekuatan, kekuasaan, dan kelihaiannya dia bisa berkelit, bahkan menjadi pemimpin bagi perusahaan, bahkan lembaga tinggi negara. Orang-orang tersebut tentu tidak bisa miskin, mencangkul tentu tidak bisa, apalagi mengemis tentu malu banget.

Yesus menunjukkan kepada kita dua ribu tahun lalu dan sekarang benar-benar menjadi kenyataan. Bagaimana orang malu berbuat baik dan sah, namun tidak merasa bersalah sekalipun ketika mencuri, korupsi, dan merugikan banyak orang demi kepentingan dirinya dan kelompoknya sendiri. Mengemis tentu tidak baik, namun dibandingkan mencuri dan korupsi, paling tidak masih bisa dimaklumi, mengapa tidak menggerakan tangan dengan “mencangkul?” Tentu banyak jalan yang akan Tuhan berikan kepada orang yang mau bergerak dan berusaha. Pepatah Jawa mengatakan, ora obah ora olah-olah, tidak bergerak ya tidak akan memasak, dalam arti orang yang tidak berusaha tentunya tidak akan mendapatkan hasil untuk kehidupannya. Tuhan sudah memperlengkapi kita dengan aneka macam rupa, dan tinggal kita bagaimana menerapkannya. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar