Jumat
Biasa (H)
Fil.
3:17-4:1
Mzm.
122:1-2,3-4a,4b-5
Luk.
16:1-8
Fil.
3:17-4:1
3:17 Saudara-saudara,
ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang
menjadi teladanmu.
3:18 Karena, seperti yang
telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil
menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
3:19 Kesudahan mereka ialah
kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka,
pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
3:20 Karena kewargaan kita
adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus
sebagai Juruselamat,
3:21 yang akan mengubah tubuh
kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut
kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
4:1 Karena itu,
saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku,
berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!
Luk.
16:1-8
16:1 Dan Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara.
Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
16:2 Lalu ia memanggil
bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau?
Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi
bekerja sebagai bendahara.
16:3 Kata bendahara itu di
dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku
sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.
16:4 Aku tahu apa yang akan
aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada
orang yang akan menampung aku di rumah mereka.
16:5 Lalu ia memanggil
seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang
pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku?
16:6 Jawab orang itu: Seratus
tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah
dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.
16:7 Kemudian ia berkata
kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul
gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang
lain: Delapan puluh pikul.
16:8 Lalu tuan itu memuji
bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab
anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
Bendahara
Tidak Jujur
Saudara terkasih, Yesus acap mengingatkan para
murid, juga termasuk kita untuk tidak menjadi hamba materi, gila harta, dan
kekayaan sebagai materi. Pada bacaan hari ini bagaimana Yesus memperlihatkan
gambaran manusia yang berkelit dengan mempermainkan kepercayaan berkaita dengan
harta. Dia mencari perlindungan diri untuk mendapatkan keuntungan. Barang siaoa
tidak bisa mengelola dan dipercaya akan harta dunia, tentu akan kesulitan
memperoleh kepercayaan mengelola harta yang sesungguhnya.
Gambaran kecerdikan sekaligus keculasan, cerdik
berkaitan dengan kebaikan dan keculasan sebenarnya ialah memanfaatkan talenta
untuk mencari keuntungan diri sendiri. Kejadian, pribadi, dan orang-orang zaman
ini tentu jauh lebih cerdik memanfaatkan situasi dan kondisi untuk keuntungan
sendiri. Bagaimana orang menimbun kekayaan yang luar biasa banyak, sedangkan
dia menurut profil kerjanya sama sekali tidak akan mungkin menghasilkan
kekayaan seperti itu. Atau orang yang jelas-jelas bersalah dan berbuat
kriminal, namun dengan kekuatan, kekuasaan, dan kelihaiannya dia bisa berkelit,
bahkan menjadi pemimpin bagi perusahaan, bahkan lembaga tinggi negara.
Orang-orang tersebut tentu tidak bisa miskin, mencangkul tentu tidak bisa,
apalagi mengemis tentu malu banget.
Yesus menunjukkan kepada kita dua ribu tahun lalu
dan sekarang benar-benar menjadi kenyataan. Bagaimana orang malu berbuat baik
dan sah, namun tidak merasa bersalah sekalipun ketika mencuri, korupsi, dan
merugikan banyak orang demi kepentingan dirinya dan kelompoknya sendiri.
Mengemis tentu tidak baik, namun dibandingkan mencuri dan korupsi, paling tidak
masih bisa dimaklumi, mengapa tidak menggerakan tangan dengan “mencangkul?”
Tentu banyak jalan yang akan Tuhan berikan kepada orang yang mau bergerak dan
berusaha. Pepatah Jawa mengatakan, ora
obah ora olah-olah, tidak bergerak ya tidak akan memasak, dalam arti orang
yang tidak berusaha tentunya tidak akan mendapatkan hasil untuk kehidupannya. Tuhan
sudah memperlengkapi kita dengan aneka macam rupa, dan tinggal kita bagaimana
menerapkannya. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar