Senin, 24 November 2014

Persembahan Janda Miskin

Pw. S. Andreas Dung Lac, ImdkkMrt (M)
Why. 14:1-3, 4b-5
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6
Luk. 21:1-4


Why. 14:1-3, 4b-5

14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
14:4b. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.


Luk. 21:1-4

21:1 Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan.
21:2 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.
21:3 Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.
21:4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."


Persembahan Janda Miskin

Saudara terkasih, Yesus melalui bacaan hari ini hendak mengajarkan kepada kita bahwa persembahan bukan melulu banyaknya, namun karena kesediaan untuk mempersembahkannya. Lukas melaporkan bahwa ada persembahan orang kaya, yang memasukkan banyak persembahan, namun dibandingkan dengan apa yang dipunyai itu belum apa-apa. Yesus menyebutnya sebagai persembahan orang kaya itu dari kelimpahannya, “sisa” dari yang dimiliki dipersembahkan kepada Tuhan Allah. Janda miskin memang hanya memasukkan sedikit sekali, namun itu adalah segalanya baginya. Bukan dari kelimpahan, namun apa yang dimilikinya. Persembahan kepada Tuhan itu bisa mengganggu kebutuhan dia untuk hari itu. Makanan dan kebutuhan harian itu tidak lagi ada cadangan, semua dia persembahkan kepada Tuhan. Makna kehidupan yang mendalam diajarkan oleh janda miskin ini, dia menyatakan melalui tindakannya bahwa Penyelenggaraan Ilahi ada dalam hidupnya.
Saudara terkasih, kita sering khawatir dan takut menghadapi tantangan dan halangan dalam kehidupan kita. Menabung bahkan menumpuk harta berlebih-lebihan dan sering menggunakan segala cara untuk mendapatkan materi, telah menjadi gelaja umum. Hari Minggu di mana harinya Tuhan pun sering diabaikan, demi uang dan cadangan hidup di kemudian hari. Mengapa demikian? Karena kita lupa adanya Penyelenggaraan Ilahi dalam seluruh rangkaian hidup kita. Tuhan selalu hadir, namun justru kita ambil alih, seoalah-olah hanya kita yang akan menjalani hidup ini. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar