Jumat, 01 Mei 2020

Roti Hidup


Kamis Paskah Pekan III  (P)
Kis. 8:26-40
Mzm. 66:8-9,16-17,20
Yoh. 6:44-51



Kis. 8:26-40

8:26 Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi.
8:27 Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah.
8:28 Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya.
8:29 Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!"
8:30 Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?"
8:31 Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya.
8:32 Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya.
8:33 Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi.
8:34 Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?"
8:35 Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya.
8:36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?"
8:37 [Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah."]
8:38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia.
8:39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.
8:40 Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.

Yoh. 6:44-51

6:44 Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
6:45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.
6:46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa.
6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
6:48 Akulah roti hidup.
6:49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
6:51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.



Roti Hidup

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan mengenai Roti Hidup. Roti di mana Tuhan adalah makanan kekal yang memberikan jaminan hidup abadi. Makanan sebagai hal yang mutlak diperlukan manusia. Perumpamaan yang membawa orang kepada keberadaannya setelah kematian. Panggilan dan sapaan Allah untuk kembali kepada-Nya untuk percaya.
Sejarah panjang para nabi dipakai Allah untuk membawa kembali manusia kepada-Nya. Tuhan Allah memanggil kembali untuk percaya. Allah Yang Mahabaik tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya, sekalipun nakal, bandel, bahkan mengkhianati-Nya. Penolakan atas tawaran dan kebaikan Allah bukan menjadi penghalang untuk Allah hadir lagi dan lagi. Ia hadir berulang kali dengan berbagai cara.
Makanan, mana sebagaimana orang Yahudi pahami. Ketika mereka keluar dari Mesir, tanah pembuangan atas ketidaksetiaan mereka. Di tengah sungut-sungut dan hujatan, toh Allah hadir, mengirimkan roti surga. Roti yang bisa dimakan sebagai bekal untuk keluar dari Mesir dan menuju tanah terjanji. Makanan yang masih membawa kematian, karena bukan keabadian.
Yesus datang sebagai manakan, roti surga yang harus di makan agar mendapatkan hidup kekal. Roti dalam Ekaristi, di mana Yesus hadir dalam korban Misa. Kita dipersatukan dengan Diri-Nya sendiri yang hadir. Mana ini roti yang membawa kepada keabadian, bukan selesai makan dan selesai. Kesejatian hidup kekal bersama para Kudus.
Saudara terkasih, hari-hari ini, kita sedang dibuat cemas dengan pandemi covid 19. Sebuah keadaan yang sangat tidak mudah memang. Seluruh negara di dunia dibuat  kalang kabut. Korban berjatuhan, upaya menghentikan laju penularan adalah dengan isolasi dan karantina. Orang beraktivitas terbatas di rumah. Peribadatan pun dihentikan untuk sementara. Mencari nafkah berhenti. Makanan menjadi tujuan pokok. Orang lupa harga diri. Yang kaya dengan gagah menerima bantuan karena merasa mendapatkannya dan masuk daftar. Padahal segi kelayakan tidak demikian.
Mencari makan dan makanan itu demi hidup, bukan hidup demi makan. Bagaimana bisa orang memusatkan seluruh hidupnya demi makanan yang sebentar saja lapar lagi. Abai mengenai makanan rohani, roti dari surga. Sikap berbagi ciri orang yang sudah kenyang, dari pada menerima apa yang bukan haknya. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar