Sabtu, 02 Mei 2020

Pernyataan ini Keras, Iman Perlu Tegas Sekaligus Luwes


Pw. S. Athanasius, UskPujG (P)
Kis. 9:31-42
Mzm. 116:12-13,14-15,16-17
Yoh. 6:60-69




Kis. 9:31-42

9:31 Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.
9:32 Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan ke mana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida.
9:33 Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh.
9:34 Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu.
9:35 Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan.
9:36 Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita -- dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.
9:37 Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas.
9:38 Lida dekat dengan Yope. Ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan: "Segeralah datang ke tempat kami."
9:39 Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup.
9:40 Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk.
9:41 Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup.
9:42 Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan


Yoh. 6:60-69

6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
6:62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
6:63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.
6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
6:67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
6:68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
6:69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.


Pernyataan ini Keras, Iman Perlu Tegas dan Luwes

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan firman Tuhan mengenai ketegasan dari Tuhan. Pernyataan yang menghentak para pendengar dan murid Tuhan. Mereka mundur karena tidak tahan atas kata-kata Tuhan yang menyengat mereka. Dalam beriman ketegasan dan keras itu perlu, namun luwes juga jangan dilupakan.
Menghadapi pihak-pihak yang hanya mencari keuntungan, mengejar kesempatan, dan hanya berfokus pada hal yang lahiriah, Tuhan keras, lugas, dan langsung mengatakan apa yang seharusnya dilakukan. Tidak perlu takut kehilangan umat dan pengikut. Mereka yang hanya mencari uang, aman, atau pekerjaan dalam konteks Yesus mencari makan semata, perlu untuk dijernihkan motivasinya.
Kadang dalam hidup menggereja, demi mendapatkan umat atau jemaat ada Gereja-Gereja tertentu membagikan mie, sembako, dan jaminan hidup. Atau Gereja demikian takutnya kehilangan jemaat dan membiarkan saja Gereja menjadi lahan mencari uang, kekuasaan, dan kemegahan diri. Jangan salah, jangan sampai kita, umat beriman pun dapat jatuh dalam sikap yang sama. Pelayanan ternyata hanya mencari kemegahan diri. Lebih miris  jika hanya mencari makan dan demi menyambung hidup, tanpa mau kerja keras.
Sikap tegas oleh Yesus tepat. Tidak malah menghardik umat karena meminta pelayanan karena atas nama tidur siang. Karena asyik nonton sepak bola di televisi atau sedang badminton. Ketegasan yang pada prinsip bukan malah pada hal yang remeh-temeh.
Saudara terkasih, pernyataan ini keras, dan dari sana banyak murid yang mundur. Baik dan bagus sebagai seleksi alam, bagaimana di dalam Gereja, di dalam mengikuti Tuhan itu perlu perjuangan. Salib yang harus dibawa, bukan malah enak-enakan menyerahkan salib kepada Tuhan sendiri. Konsekuensi  logis sejatinya.
Keluwesan di dalam menyikapi hidup bersama. Jika orang kaku dalam kondisi hidup bersama bisa mati konyol. Bersikap bijaksana itu bukan berarti kalah atau salah. Namun memilih jalan damai dan kebaikan bersama itu juga penting. Asal tidak mengorbankan yang hakiki mengenai iman. Soal jalan dan cara bisa dikompromikan. Di sinilah kualitas beriman kita diuji. Berani bersikap pada prinsip kadang juga keras, namun mampu menjembati perbedaan dengan kepala dingin. BD. eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar