Sabtu, 16 Mei 2020

Saling Mengasihi adalah Kekuatan


Jumat Paskah Pekan V (P)
Kis. 15:21-31
Mzm.57:8-9,10,12
Yoh. 15:12-17



Kis. 15:21-31

15:21 Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat."
15:22 Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu.
15:23 Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: "Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain.
15:24 Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka.
15:25 Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi,
15:26 yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus.
15:27 Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu.
15:28 Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini:
15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat."
15:30 Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka.
15:31 Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan


Yoh. 15:12-17

15:12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
15:17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."


Saling Mengasihi adalah Kekuatan

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan bagaimana kasih itu menjadi pilar penting dalam hidup bersama. Apapun komunitasnya, apapun relasinya, apapun bentuk kebersamaannya, kasih itu kunci penting untuk menjalin kebersamaan.  Itulah tantangan, termasuk dalam keluarga. Bagaimana membangun komunitas kasih itu perlu keberanian, kesanggupan, dan terutama kehendak baik.
Biasanya masalah adalah adanya kasih bersyarat. Contoh, biar suami tetap mengasihi, istri harus selalu rapi, cantik, dan label-label lainnya. Pun bagi suami, pria yang akan dikasihi jika memiliki pekerjaan yang sangat membanggakan, pekerja keras, cakep, dan perhatian. Anak-anak akan menerapkan model kasih yang demikian. dituntut alim, penurut, dan berprestasi, akan mendapatkan kasih sayang.
Apa yang terjadi bukan tanpa sadar, dikatakan dengan jujur, jelas, gamblang, dan apa adanya. Memang sadar, namun tidak sepenuhnya tahu dan paham yang dimaksudkan. Ibu-ibu dengan bangga cerita rangking anaknya, atau promosi suaminya. Gambara kebanggaan jika tidak hati-hati mengabaikan sikap kasih. Kala jatuh dan nilai anak buruk, karir suami mentok atau jatuh menjadi malu, tidak didukung.
Laki-laki atau suami bisa juga berlaku demikian. waktu istrinya membanggakan, cantik, keren, dipuja bak bidadari, begitu gemukan sedikit lirik sana-sini. Penyakit-penyakit dunia yang sering tanpa sadar menjadi kebanggaan manusia, termasuk kita. Padahal mengaku anak-anak Tuhan.
Apalagi lebih luas dalam bermasyarakat. Lha menggereja saja begitu. Ah dia kan tidak aktif dalam kegiatan. Ah kamu apa, tugas gereja saja tidak pernah. Aku nih dewan bertahun-tahun, pengabdian tulus demi Gereja. Hal yang sangat mungkin terjadi bahkan dalam dunia Gerejani sekalipun. Imam, biarawan-biarawati pun dapat jatuh pada kondisi kasih bersyarat itu/
Saudara terkasih, Tuhan Allah menghendaki kita untuk saling mengasihi. Ada ketersalingan, saling memberi, bukan saling meminta, yang berujung pada pemaksaan sepihak. Hal-hal yang ada di atas adalah meminta kasih. Tuhan mengajarkan kepada kita, keteladanan purna yang bisa menjadi pola bertindak kita. Tidak mudah, memang sukar, tetapi itulah ziarah kita bersama Gereja dan Tuhan. Ada Roh Kudus yang akan membimbing langkah kita. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar