Selasa Paskah
Pekan IV (P)
Kis.
11:19-26
Mzm.
87:1-3,4-5,6-7
Yoh.
10:22-30
Kis.
11:19-26
11:19 Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena
penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai
ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang
Yahudi saja.
11:20 Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan
orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang
Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan.
11:21 Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang
menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan.
11:22 Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di
Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia.
11:23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah,
bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada
Tuhan,
11:24 karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus
dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.
11:25 Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan
setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.
11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun
lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk
pertama kalinya disebut Kristen.
Yoh.
10:22-30
10:22 Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah
di Yerusalem; ketika itu musim dingin.
10:23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.
10:24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata
kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan?
Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami."
10:25 Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada
kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama
Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
10:26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk
domba-domba-Ku.
10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka
dan mereka mengikut Aku,
10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka
pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan
merebut mereka dari tangan-Ku.
10:29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari
pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
10:30 Aku dan Bapa adalah satu."
Aku
dan Bapa adalah Satu: Satu Kata dan Perbuatan
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan jati diri Yesus yang sejati. Pernyataan, Aku dan Bapa adalah
satu sebagai inti dari permenungan kita. Diri yang sama, tidak berbeda, dan itu
adalah satu. Antara Bapa dan Putera itu sama. Apa yang dilakukan Yesus itu ya
apa yang menjadi maksud Bapa.
Sering orang bertanya-tanya, ketika mengenakan
baju, atribut, atau kata-kata yang disitir itu religius namun perilakunya jauh dari
itu akan dikatakan munafik. Bagaimana perilaku dan kata atau atribut lainnya
belum selaras, dan bahkan bisa bertolak belakang. Hal yang sangat biasa, umum,
dan wajar terjadi di tengah dunia, hidup bersama yang mabuk agama. Abai akan
nilai hidup yang sesungguhnya.
Hampir semua agama, semua lini kehidupan di negeri
ini masih demikian warnanya. Belum bisa melihat apa yang mereka kenakan, mereka
nyatakan, atau mereka tuliskan itu demikian dalam perilakunya. Gus Dur almarhum
pernah membuat anekdot, kalau orang Indonesia itu apa yang dikatakan dan
dilakukan berbeda. Miris sebenarnya, jadi orang bisa was-was, takut, dan cemas,
karena tidak bisa percaya akan apa yang ditampilkan orang Indonesia.
Saudara terkasih, dalam bacaan Injil kita belajar,
bagaimana Yesus itu melakukan apa yang IA nyatakan. Kasih karunia, mukjizat,
dan pengajaran itu juga merupakan tindakannya. Apa yang Tuhan lakukan itu
berdasar dan sudah dilakukan dalam hidup-Nya. Tidak ada yang ditutup-tutupi,
tidak ada kamuflase, dan semuanya adalah otentik.
Otentitas ini yang menjadi penting, utama, dan pola
baik demi kehidupan iman yang berbeda. Bagaimana perilaku beriman itu ya satu. Apa
yang diucapkan, dikenakan, dan dilakukan sama. Bagaimana bisa ucapan dan
tindakan bertolak belakang dianggap perintah Tuhan. Lucu pula ketika menglaim
Tuhan berlaku kamuflase. Benarkah iman dan penghayatan serta pengenalan Tuhan
kog demikian? Tentu ini ada yang salah.
Mahatma Gandhi pernah mengatakan, beri saja satu
orang Kristen yang mendekati perilaku Yesus dan ia akan jadi Kristen. Ia pula
mengatakan satunya kata dan perbuatan adalah kualitas pribadi manusia. Ternyata
Mahatma melihat kualitas Yesus yang demikian agung. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar