Sabtu
Pekan Paskah VII (P)
Kis.
28:16-20,30-31
Mzm.
11:4,5,7
Yoh. 21:20-25
Kis.
28:16-20,30-31
28:16 Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal
dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.
28:17 Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka
bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata:
"Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa
kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem
dan diserahkan kepada orang-orang Roma.
28:18 Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku,
karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku yang setimpal dengan hukuman
mati.
28:19 Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya dan karena itu
terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk
mengadukan bangsaku.
28:30 Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya
sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya.
28:31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia
memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.
Yoh.
21:20-25
21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang
dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka
sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah
dia yang akan menyerahkan Engkau?"
21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus:
"Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia
tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah
Aku."
21:23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa
murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa
murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia
tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."
21:24 Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini
dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.
21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus,
tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia
ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
Panggilan
Tuhan itu Personal dan Spesial
Saudara terkasih, hari ini, akhir Masa Paskah, kita
bersama Bunda Gereja merenungkan panggilan dan perutusan Tuhan Allah itu
bersifat personal dan spesial. Sikap kita saja di dalam memahami, menghayati,
dan memaknai itu yang berbeda. Beragam pilihan, tugas, dan perutusan Tuhan bagi
kita masing-masing di dunia ini. Tidak ada
satupun yang sama dan persis.
Tuhan Allah mengutus ada yang menjadi pegawai, ada
yang menjadi karyawan, ada yang menjadi pengusaha, ada pula kuli dan buruh
harian. Pun Tuhan pula yang mengutus orang menjadi uskup atau presiden, pastor
atau menteri, dan mereka masing-masing memiliki peran yang tidak akan pernah
sama persis satu sama lain.
Kita masing-masing dalam keluarga juga memiliki
peran, panggilan, dan perutusan yang berbeda-beda. Ada ayah dan ibu dengan
tanggung jawab mereka. Anak-anak juga demikian.
Tetangga kita, bisa saja memiliki
pekerjaan yang sama, tetapi tugas perutusan mereka berbeda dalam banyak bidang
lainnya. Nah inilah apa yang Tuhan rencanakan bagi hidup kita di dunia ini.
Kadang, kita menjadi risau, cemas, dan gamang dalam
hidup karena malah fokus pada diri orang lain. kita melihat, menilai, dan
membanding-bandingkan apa yang akan dan telah orang lain peroleh, bukan apa yang kita dapatkan dan
harus kita jalankan. Khas manusia. Rumput tetangga lebih hijau, kadang sampai
menjadi iri dan dengki. Minimal membuat kita susah untuk bersyukur dan merasa
puas serta cukup.
Saudara terkasih, Petrus hari ini, dalam bacaan
Injil ternyata mengalami, merasakan, dan melakukan apa yang dunia lakukan. Ia
mempertanyakan akan apa yang bisa terjadi pada Yohanes. Bagus jawaban Yesus,
“Ikutlah AKU,” fokus pada Petrus, apa yang terjadi pada dia, Yohanes itu bukan
urusanmu.
Tuhan
mengajak kita ikut Tuhan, tanpa ribet dan ribut dengan mau tahu apa yang
terjadi pada panggilan, perutusan, dan apa yang akan rekan kita peroleh. Khas,
spesial, unik, itu yang perlu kita kembangkan, sehingga kita bersyukur. Jika
hanya memperhatikan orang lain saja, kita malah lupa untuk memberikan diri.
Syukur menjadi barang yang langka dan susah kita hayati. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar