Senin
Paskah Pekan IV (P)
Kis.
11:1-18
Mzm.
42:2-3; 43:3-4
Yoh.
11:11-18
Kis.
11:1-18
11:1 Rasul-rasul dan
saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima
firman Allah.
11:2 Ketika Petrus tiba di
Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan
dia.
11:3 Kata mereka:
"Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan
bersama-sama dengan mereka."
11:4 Tetapi Petrus
menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya:
11:5 "Aku sedang berdoa
di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu
penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat
sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku.
11:6 Aku menatapnya dan di
dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan
binatang menjalar dan burung-burung.
11:7 Lalu aku mendengar suara
berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!
11:8 Tetapi aku berkata:
Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir
masuk ke dalam mulutku.
11:9 Akan tetapi untuk kedua
kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh
Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram!
11:10 Hal itu terjadi sampai
tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit.
11:11 Dan seketika itu juga
tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus
kepadaku dari Kaisarea.
11:12 Lalu kata Roh kepadaku:
Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai
aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu,
11:13 dan ia menceriterakan
kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya
dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang
disebut Petrus.
11:14 Ia akan menyampaikan
suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi
seluruh isi rumahmu.
11:15 Dan ketika aku mulai
berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita.
11:16 Maka teringatlah aku
akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis
dengan Roh Kudus.
11:17 Jadi jika Allah
memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita
mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah
Dia?"
11:18 Ketika mereka mendengar
hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi
kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin
kepada hidup."
Yoh.
11:11-18
10:11 Akulah gembala yang
baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
10:12 sedangkan seorang
upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri,
ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari,
sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
10:13 Ia lari karena ia
seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.
10:14 Akulah gembala yang
baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku
10:15 sama seperti Bapa
mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi
domba-domba-Ku.
10:16 Ada lagi pada-Ku
domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun
juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan
dengan satu gembala.
10:17 Bapa mengasihi Aku,
oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.
10:18 Tidak seorang pun
mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku
sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah
tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.
Gembala
Baik, Pelayanan, Pengabdian, dan Pengorbanan
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan bagaimana Gembala Baik itu bertindak. Apa yang dilakukan
adalah memberikan makanan bagi kelangsungan hidup, dekat, akrab, dan mengenal
sehingga tahu ada yang tidak beres dengan yang digembalakan. Tidak ketinggalan
menjamin keadaan selalu aman dan nyaman dari mara bahaya. Semua ada dalam satu tugas Gembala Baik.
Siapapun adalah utusan Allah untuk menjadi gembala,
dalam konteks, tanggung jawab, dan perutusan masing-masing. Ada yang menjadi
imam, bapak atau ibu keluarga, biarawan-biarwati, guru, buruh, karyawan, atau
bos. Ada pula yang mendapatkan perutusan sebagai seorang birokrat, politisi,
dan aparatur negara. Jangan lupa, ibu rumah tangga yang mengatur rumah tangga
tanpa kenal waktu itu pun dalam konteks tertuntu mendapatkan perutusan sebagai
gembala.
Tiga hal yang patut kita renungkan berkaitan dengan
kegembalaan. Pertama, pelayanan. Apapun tugas perutusan kita, apapun yang
menjadi profesi kita, segala jenis tanggung jawab yang kita emban, seharusnya
mengarah kepada pelayanan. Melayani satu sama lain dengan apa yang kita miliki.
Seniman, penulis, pelaku seni dan hiburan, memberikan diri dengan karya terbaik
mereka, demi orang lain terhibur, mendapatkan pencerahan, dan mampu menjadi
lebih baik.
Kedua, pengabdian. Unsur ini memerlukan
kerendahanhati, membuat pribadi lebih memberikan diri kepada orang dan pihak
lain. Sikap egoisme yang harus ditekan dan lebih memberikan diri. Sikap altruis,
demi kebaikan dan kesejahteraan orang lain terlebih dahulu. Berbagi berkat,
bukan malah mengambil hak orang lain.
Ketiga, pengorbanan. Hal yang sangat konkret di tengah
pandemi ini, bagaimana berkorban. Sederhana saja, tidak banyak melakukan
aktivitas ke luar tanpa alasan yang pasti, mendesak, dan sangat penting. Sepele,
dan itu berdampak besar. Lebih gede lagi, tidak menerima bantuan karena merasa
masih cukup mampu dan lebih banyak yang membutuhkan. Ini bukan sok-sokan, namun
berani berkorban.
Saudara terkasih, hal-hal itu sangat tidak mudah. Dunia
memberikan kita tawaran, iming-iming yang begitu menggoda, lha orang lain saja
enak-enakan, mengapa kita harus berbeda? Iman dan pengorbanan Yesus lebih dulu
kita nikmati, peroleh, dan dapatkan. Saatnya kita melakukan yang sama. Hal ini
bukan soal berpamrih, namun konsekuensi logis atas apa yang kita dapatkan. Saluran
rahmat dalam hidup kita agar berarti banyak.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar