Selasa, 26 Mei 2020

Ada Tuhan Besertamu


Senin Pekan Paskah VII (P)
Kis. 19:1-8
Mzm. 68:2-3,4-5ac,6-7b
Yoh. 16:29-33




Kis. 19:1-8

19:1 Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid.
19:2 Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."
19:3 Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."
19:4 Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."
19:5 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
19:6 Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.
19:7 Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang.
19:8 Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.


Yoh. 16:29-33

16:29 Kata murid-murid-Nya: "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan.
16:30 Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah."
16:31 Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang?
16:32 Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
16:33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.



Ada Tuhan Besertamu

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan firman Tuhan bersama Bunda Gereja mengenai kesendirian dan cara mengajar Yesus. Dua hal yang coba saya tawarkan untuk merenungkan bersama bagaimana relasi Yesus itu bagi hidup kita selama ini dan yang akan datang. Relasi di dalam Tuhan dan bersama dengan sesama di tengah dunia ini.
Pertama mengenai relasi dengan Bapa. Yesus mengatakan bahwa IA akan ditinggalkan bahkan oleh murid-Nya, namun ada Bapa yang menemani. Kekuatan itu ada pada Allah Bapa, menemani dan menguatkan ketika sendiri. Yesus melihat Bapa sebagai kekuatan, penopang, dan juga selalu ada, hadir, dan setia. Itulah kekuatan yang hakiki.
Coba bayangkan saja jika kita ditinggalkan orang yang kita cintai, nangis bombai, gulung-gulung, dan patah hati berkepanjangan. Mengapa? Karena abai, ada Tuhan di balik itu semua. Perhatian, fokus, dan pemikiran hanya pada kehilangan, perpisahan, dan itu saja. Mengabaikan ada maksud di balik itu semua. Ini berkaitan dengan pendidikan, pengalaman, dan juga iman. Hal yang jamak terjadi.
Kedua, mengenai relasi. Pertama-tama Tuhan Yesus mengajar dengan menggunakan perumpamaan, kiasan, dan bahasa simbol. Apakah ini tanpa maksud? Ada. Ujian awal untuk memilah dan memilih murid. Jika dikatakan dengan apa adanya, apalagi soal kepastian dan jaminan keselamatan. Orang bisa ikut namun tanpa mau menanggung konsekuensinya.
Relasi dengan para murid yang erat, saling mengenal, dan intim, membuat Yesus mengatakan semuanya dengan terbuka. Mereka paham dengan baik rancangan Tuhan, toh dalam perjalanan banyak juga kesalahan pemahaman. Dua perwakilan ekstrem ada pada Petrus dan Yudas Iskariot. Itu sejatinya perlambang kita di dalam memahami kehendak, jalan, dan rancangan Tuhan. Tidak mudah.
Saudara terkasih, kadang kita takut karena merasa sendirian. Merasa tidak ada siapa-siapa dalam hidup kita, padahal ada Allah yang selalu hadir dan menemani. Relasi kita yang terganggu terhadap Allah membuat kita salah memahami dan menghayati kehadiran dan keberadaan Allah.  Peran iman dan pengenalan akan Allah menjadi pembeda dan penting.
Allah selalu hadir, hanya kita yang tidak merasakan, tidak mengenal, dan tidak tahu, itulah masalahnya. Kita yang meninggalkan atau abai,  namun malah menuding Allah yang tidak ada. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar