Kamis, 07 Mei 2020

Kita adalah Yudas Iskariot


Kamis Paskah Pekan IV (H)
Kis. 13:13-25
Mzm. 89:2-3,21-22,25,27
Yoh. 13:16-20




Kis. 13:13-25

13:13 Lalu Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia; tetapi Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yerusalem.
13:14 Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ.
13:15 Setelah selesai pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, pejabat-pejabat rumah ibadat menyuruh bertanya kepada mereka: "Saudara-saudara, jikalau saudara-saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah!"
13:16 Maka bangkitlah Paulus. Ia memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata: "Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah!
13:17 Allah umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang luhur Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu.
13:18 Empat puluh tahun lamanya Ia sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun.
13:19 Dan setelah membinasakan tujuh bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka untuk menjadi warisan mereka
13:20 selama kira-kira empat ratus lima puluh tahun. Sesudah itu Ia memberikan mereka hakim-hakim sampai pada zaman nabi Samuel.
13:21 Kemudian mereka meminta seorang raja dan Allah memberikan kepada mereka Saul bin Kish dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya.
13:22 Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.
13:23 Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.
13:24 Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis.
13:25 Dan ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.

Yoh. 13:16-20

13:16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.
13:17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.
13:18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.
13:19 Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.
13:20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.



Kita adalah Yudas Iskariot

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan, bagaimana Tuhan Yesus dan para murid, teristimewa Yudas Iskariot. Ada beberapa hal yang cukup menarik untuk kita renungkan dalam relasi ini. Bagaimana Tuhan itu memanggil murid-murid-Nya dengan seluruh kepribadiannya, dan ujungnya penghianatan pun, IA pakai. Yesus tahu dengan baik, nyatanya dikatakan kepada para murid dengan gamblang sejak awal.
Posisi Yudas Iskariot dan juga Petrus itu gambaran kita, manusia, anak-anak Tuhan, dan yang tidak jarang menyatakan diri dengan liontin salib, anting salib, tato Maria atau salib yang sangat indah. Namun apakah demikian ketika berhadapan dengan tawaran dunia ini? Uang, jabatan, atau apapun itu? Apakah tetap  bangga atau sebaliknya.
Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan mengajarkan, siapa yang akan menghianati-Nya, ialah yang makan roti bersama dengan-Nya. Para murid pasti tahu, pasti paham toh melakukan juga, karena pengaruh dunia demikian kuat. Kita juga tahu kog ketika merugikan orang lain itu tidak baik. Toh dilakukan. Menipu, mencuri, merampok, atau berlaku bohong saja, itu jelas tidak baik. Apakah kita tidak tahu? Tahu sejak kecil diajarkan, dinyatakan, dan diulang-ulang. Masih juga jatuh bukan?
Sederhana, dan mungkin jarang kita menyadari, apalagi merenungkan, bagaimana Yudas meninggalkan perjamuan kudus bersama para rasul dan Yesus. Kita pun sering berbuat demikian. pulang terlebih dahulu sebelum selesai karena dengan berbagai alasan. Atau malah asyik dengan media sosial padahal sedang mengikuti Perayaan Ekaristi. Hati, pikiran, dan juga mungkin bahkan badan kita tidak sepenuhnya ada dalam perayaan itu. Memikirkan pekerjaan, mau jajan ke mana, bagaimana nanti mau menonton apa, dan seterusnya. Hal yang seolah sepele, ketika menghakimi Yudas kita fasih, padahal melakukan yang identik. Beda memang, namun mirip.
Saudara terkasih, kita perlu menjaga jarak, bisa merenungkan bagaimana sikap, perilaku, dan perbuatan kita di dalam menghidupi hidup rohani. Masih kah sebatas kewajiban, atau malah ketakutan, atau sudah sebagai ungkapan syukur atas kasih karunia Allah? Tanpa  perilaku demikian, kita jatuh pada kesombongan rohani, fanatisme, dan tidak jarang bisa juga apatisme berlebihan. Bersama dan di dalam Tuhan kita mampu menjadi seperti Kristus. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar