Minggu, 31 Mei 2020

Roh Kudus yang Menyatukan, Damai dan Suka Cita Hadir


HARI RAYA PENTAKOSTA (M)
Kis. 2:1-11
Mzm. 104:1ab,24ac-30,31,34
1 Kor. 12:3-7,12-13
Yoh. 20:19-23





Kis. 2:1-11

2:1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
2:2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
2:3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
2:5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit.
2:6 Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.
2:7 Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?
2:8 Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:
2:9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia,
2:10 Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma,
2:11 baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."


1 Kor. 12:3-7,12-13

12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
12:4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
12:5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
12:6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
12:7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
12:12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
12:13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.


Yoh. 20:19-23

20:19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
20:20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.
20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.
20:23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.



Roh Kudus yang Menyatukan, Damai dan Suka Cita Hadir


Saudara terkasih,  hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan Pentakosta, peristiwa besar yang mengubah para rasul dan juga kita sebagai anak-anak Tuhan, Gereja, dan keberadaan Roh Kudus di tengah-tengah kita. Pencurahan Roh Kudus bagi para rasul. Mengubah keberadaan para rasul yang awalnya ketakutan itu kini berani menyuarakan kebangkitan Tuhan. Ada perubahan drastis.
Beberapa hal layak kita renungkan bersama. Pertama, bagaimana keberadaan para rasul usai peristiwa salib. Mereka ketakutan, cemas, dan bersembunyi. Dalam bacaan ini kita juga mendengar bagaimana mereka bersembunyi dan pintu dikunci. Takut yang sangat dengan banyak peristiwa yang menguncang mereka.
Kedatangan dan pencurahan Troh Kudus yang membuat mereka mampu mewartakan Tuhan dalam aneka bahasa pendengar. Ingat mereka bukan orang terpelajar, namun memiliki kemampuan sehingga para pendengar itu bisa mendengar dalam bahasa mereka masing-masing. Mau menggambarkan bagaimana Roh Kudus itu berkarya, bekerja, dan membakar para murid untuk berani. Memberikan “terjemahan” pada masing-masing pendengar, yang mereka berbeda bahasa dengan para murid.
Orang-orang yang beraneka ragam, berbeda-beda itu disatukan dalam pengajaran para murid. Pemisahan dalam kisah menara Babel kini diubah, orang yang dulu diserakan dengan komunikasi yang terputus, dibedakan sehingga tidak mampu saling memahami, kini disatukan. Kebesaran Roh Kudus yang memampukan mereka semua mendengar dalam bahasa mereka.
Saudara terkasih, beragama, beriman, dan memiliki Roh Kudus dalam jiwa seharusnya kita itu memiliki keberanian. Berani menyuarakan kebenaran dan keadilan apapun risikonya. Tidak kenal takut sepanjang itu adalah kebenaran dan berani menyuarakan dengan segala risikonya. Beriman bukan bersembunyi balik pintu demi keamanan diri sendiri. Keluar dan menyatakan kebenaran.
Beriman juga adalah bersuka cita, bukan duka cita. Dunia kadang membuat kita bersedih, meratap, dan membuat cemas. Itu adalah dunia yang hendak mengecilkan suka cita kita. Meneror dengan segala cara agar kita tidak mampu memiliki kebahagiaan dan akhirnya suka cita menjadi hilang.
Iman juga membuat kita mampu berdamai. Sikap damai satu sama lain, bersama dengan yang lain, dan terutama pada yang berbeda. Lagi-lagi dunia mengajak sebaliknya. Bertikai seolah adalah kesenangan yang membuat hidup itu keren.
Menyatukan. Bagiamana perbedaan asal-usul itu tidak menjadi penghalang karena keberadaan Roh Kudus. Jembatan yang mengatasi perbedaa, jurang pemisah tersatukan dengan keberadaan Roh Kudus.
Dunia baru, tatanan baru, dan menjadi pribadi baru, Roh Kudus mengubah kita. Biarlah Roh Kudus menguasai, mengubah, dan membawa kita pada kebaruan kita. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar