Pw.
S. Teresa Avilla Prw, PujG (P)
Rm.
1:16-25
Mzm.
19:2-3,4-5,
Luk.
11:37-41
Rm.
1:16-25
1:16 Sebab aku mempunyai
keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang
menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga
orang Yunani.
1:17 Sebab di dalamnya nyata
kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada
tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."
1:18 Sebab murka Allah nyata
dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran
dengan kelaliman.
1:19 Karena apa yang dapat
mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya
kepada mereka.
1:20 Sebab apa yang tidak
nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat
nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka
tidak dapat berdalih.
1:21 Sebab sekalipun mereka
mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur
kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang
bodoh menjadi gelap.
1:22 Mereka berbuat
seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
1:23 Mereka menggantikan
kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang
fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau
binatang-binatang yang menjalar.
1:24 Karena itu Allah
menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka
saling mencemarkan tubuh mereka.
1:25 Sebab mereka
menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk
dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.
Luk.
11:37-41
11:37 Ketika Yesus selesai
mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah
Ia ke rumah itu, lalu duduk makan.
11:38 Orang Farisi itu
melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum
makan.
11:39 Tetapi Tuhan berkata
kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari
cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.
11:40 Hai orang-orang bodoh,
bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian
dalam?
11:41 Akan tetapi, berikanlah
isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu
Teresa
Avilla dan Perilaku Munafik
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merayakan Santa Teresa dari Avilla. Dalam bagian Injil kita bersama
Bunda Gereja merenungkan soal perilaku dan aksi munafik. Oramg Farisi yang
mengundang Tuhan Yesus untuk makan bersama, memperhatikan bahwa Yesus tidak
mencuci tangan ketika hendak makan.
Orang Farisi cenderung lebay, dalam aksi iman, perilaku beriman mereka penuh dengan
aturan, dan kadang melebihi tuntunan dan tuntutan Taurat. Ada ratusan aturan yang menjadi tolok ukur
beriman dalam tradisi mereka. Yesus tentu sengaja tidak mencuci tangan ini dan
akan memberikan pengajaran yang sangat berharga.
Yesus tentu paha dan tahu kalau mencuci tangan
urusan dengan kesehatan, namun hendak mengajar bagaimana perilaku beragama
mereka harus dengan baik dan benar bukan semata prosedural. Mereka meributkan
hal yang tidak mendasar, namun abai apa yang seharusnya mereka lakukan.
Perilaku mereka di dalam bersikap adil dan taat
aturan itu hanya menuntut awam atau umat, sedangkan kalangan Farisi sendiri
sering abai dan mencari pembenar atas perilaku dan penyimpangan mereka. Ini yang
Tuhan kritik.
Santa Teresa lahir dari keluarga kaya. Waktu kecil
bersama kakaknya senang membaca kisah para kudus. Mereka terinspirasi untuk
menjadi martir demi masuk surga dengan cepat. Keputusan ke bangsa Moor demi
bisa menjadi martir mereka lakukan. Belum jauh dari rumah mereka ditemukan
pamannya dan dibawa pulang.
Menginjak remaja, Teresa malah lebih suka membaca
novel dan roman percintaan dan bersolek demi mempercantik diri. Soal religius
terlupakan. Usai sakit baru ia kembali bergelora untuk hidup membiara.
Awalnya keluarganya menolak untuk memberikan izin
ia membiara. Karena ngototnya akhirnya dizinkan juga. Kesalehan dan baktinya
kepada Tuhan diganjar dengan vision, kemampuan
untuk memperoleh penampakan. Penelitian mendalam dilakukan dan diakui bahwa vision Teresa benar adanya.
Ia memperbaiki kualitas hidup membiara Karmel
bersama Yohanes dari Salib. Mendirikan banyak biara Karmel baru, dan kemudian
menjadi ordo baru yang bernama OCD, Karmel Tidak Berkasut.
Saudara terkasih, perilak munafik, mengedepankan
ritual dan hapalan sering kita temui dan peroleh, bahkan oleh pribadi-pribadi
dewasa, berpendidikan tinggi, dan berpengetahuan luas. Mereka abai akan karya
Allah dan esensi dalam banyak segi yang terlupakan karena asyik dengan yang
remeh namun dianggap penting. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar