Selasa, 15 Oktober 2019

Teresa Avilla dan Perilaku Munafik


Pw. S. Teresa Avilla Prw, PujG (P)
Rm. 1:16-25
Mzm. 19:2-3,4-5,
Luk. 11:37-41




Rm. 1:16-25

1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."
1:18 Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.
1:19 Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.
1:20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
1:21 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
1:22 Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
1:23 Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.
1:24 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.
1:25 Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.

Luk. 11:37-41

11:37 Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan.
11:38 Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan.
11:39 Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.
11:40 Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?
11:41 Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu



Teresa Avilla dan Perilaku Munafik

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merayakan Santa Teresa dari Avilla. Dalam bagian Injil kita bersama Bunda Gereja merenungkan soal perilaku dan aksi munafik. Oramg Farisi yang mengundang Tuhan Yesus untuk makan bersama, memperhatikan bahwa Yesus tidak mencuci tangan ketika hendak makan.
Orang Farisi cenderung lebay, dalam aksi iman, perilaku beriman mereka penuh dengan aturan, dan kadang melebihi tuntunan dan tuntutan Taurat.  Ada ratusan aturan yang menjadi tolok ukur beriman dalam tradisi mereka. Yesus tentu sengaja tidak mencuci tangan ini dan akan memberikan pengajaran yang sangat berharga.
Yesus tentu paha dan tahu kalau mencuci tangan urusan dengan kesehatan, namun hendak mengajar bagaimana perilaku beragama mereka harus dengan baik dan benar bukan semata prosedural. Mereka meributkan hal yang tidak mendasar, namun abai apa yang seharusnya mereka lakukan.
Perilaku mereka di dalam bersikap adil dan taat aturan itu hanya menuntut awam atau umat, sedangkan kalangan Farisi sendiri sering abai dan mencari pembenar atas perilaku dan penyimpangan mereka. Ini yang Tuhan kritik.
Santa Teresa lahir dari keluarga kaya. Waktu kecil bersama kakaknya senang membaca kisah para kudus. Mereka terinspirasi untuk menjadi martir demi masuk surga dengan cepat. Keputusan ke bangsa Moor demi bisa menjadi martir mereka lakukan. Belum jauh dari rumah mereka ditemukan pamannya dan dibawa pulang.
Menginjak remaja, Teresa malah lebih suka membaca novel dan roman percintaan dan bersolek demi mempercantik diri. Soal religius terlupakan. Usai sakit baru ia kembali bergelora untuk hidup membiara.
Awalnya keluarganya menolak untuk memberikan izin ia membiara. Karena ngototnya akhirnya dizinkan juga. Kesalehan dan baktinya kepada Tuhan diganjar dengan vision, kemampuan untuk memperoleh penampakan. Penelitian mendalam dilakukan dan diakui bahwa vision Teresa benar adanya.
Ia memperbaiki kualitas hidup membiara Karmel bersama Yohanes dari Salib. Mendirikan banyak biara Karmel baru, dan kemudian menjadi ordo baru yang bernama OCD, Karmel Tidak Berkasut.
Saudara terkasih, perilak munafik, mengedepankan ritual dan hapalan sering kita temui dan peroleh, bahkan oleh pribadi-pribadi dewasa, berpendidikan tinggi, dan berpengetahuan luas. Mereka abai akan karya Allah dan esensi dalam banyak segi yang terlupakan karena asyik dengan yang remeh namun dianggap penting. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar