Minggu, 20 Oktober 2019

Doa Tak Kenal Jemu dalam Iman dan Usaha


MINGGU PEKAN BIASA XXIX (H)
Kel. 17:8-12
Mzm. 121:1-2,3-4,5-6,7
2Tim 3:14-4:2
Luk. 18:1-12



Kel. 17:8-12

17:8 Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
17:9 Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku."
17:10 Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.
17:11 Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.
17:12 Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.
17:13 Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang


2Tim 3:14-4:2

3:14 Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
3:15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
4:1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.


Luk. 18:1-12

18:1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
18:2 Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun.
18:3 Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
18:4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun,
18:5 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."
18:6 Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!
18:7 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"



Doa Tak Kenal Jemu dalam Iman dan Usaha

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan bagaimana kita berdoa. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk berdoa dalam iman dengan tidak jemu-jemu. Apakah itu cukup demikian saja? Tidak, perlu juga usaha keras dan tekun.
Berdoa di  dalam iman berarti menyerahkan seluruh keputusan pada Tuhan Sang Pemilik, bukan kita yang menjadi penentu. Sering kita di dalam doa bukan memohon, namun memaksa dan mendesak, jika Tuhan tidak mengabulkan kemudian ngambeg. Apakah semua harus dikabulkan seketika, atau menanti sejenak, atau lama? Itu tetap menjadi hal prerogatif Tuhan Allah semata-mata.
Kondisi kita, keadaan kita, atau posisi kita tidak menjadi penentu sama sekali. Ada orang meratap, apa dosaku sehingga mendapatkan kejadian demikian. Seolah manusia  yang biasa balas dendam, Allah Yang adalah Kasih itupun dianggap sama dengan insan. Memberikan balasan kalau kita berdosa. Padahal tidak demikian. IA tidak akan menghianati jati diri-Nya sendiri bukan?
Tidak kenal jemu di dalam berdoa, agar kita selalu hadir, datang, dan menghadap Tuhan, bukan dalam arti Tuhan itu gila hormat, namun sebagai perwujudan kita sebagai ciptaan yang tahu diri, rendah hati, dan pasrah pada Tuhan semata. Mau memohon terus menerus dengan penuh percaya dan iman di dalam Tuhan.
Selain percaya, beriman, dan tidak mengenal jemu di dalam bermohon, kita pun tidak boleh melupakan untuk melakukan usaha dengan tekun dan tidak jemu-jemu juga. Dalam bacaan Injil Tuhan  mengajarkan kepada kita bagaimana usaha tidak kenal lelah itu penting untuk mendapatkan bantuan.
Saudara terkasih, sering kita menjadi putus asa ketika doa kita seolah tidak terkabul dan Tuhan diam saja, kita merasa sia-sia, atau memutuskan, bahwa Tuhan tidak berkenan akan apa yang kita pinta. Padahal bisa saja Tuhan sedang menunggu kita pantas, kita mampu, dan kita bisa memiliki tanggung jawab sepenuhnya. Contoh sederhana saja, coba jika kita sebagai orang tua, anak kita masih SD dan meminta diberlikan ular, meskipun ia suka dan ada kandang, apakah akan kita belikan? Berbeda jika anak kita sudah SMA dan mampu menjaga diri bukan? Sama juga dengan Tuhan, jangan-jangan ketika kita memohon sesuatu malah membuat kita tersesat atau malah menjadi sombong dan arogan dan sewenang-wenang. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar