MINGGU
PEKAN BIASA XXIX (H)
Kel.
17:8-12
Mzm.
121:1-2,3-4,5-6,7
2Tim
3:14-4:2
Luk.
18:1-12
Kel.
17:8-12
17:8 Lalu datanglah orang
Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
17:9 Musa berkata kepada
Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan
orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang
tongkat Allah di tanganku."
17:10 Lalu Yosua melakukan
seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek;
tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.
17:11 Dan terjadilah, apabila
Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan
tangannya, lebih kuatlah Amalek.
17:12 Maka penatlah tangan
Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya
ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di
sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak
sampai matahari terbenam.
17:13 Demikianlah Yosua
mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang
2Tim
3:14-4:2
3:14 Tetapi hendaklah engkau
tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini,
dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
3:15 Ingatlah juga bahwa dari
kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan
menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
3:16 Segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
3:17 Dengan demikian
tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
4:1 Di hadapan Allah dan
Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan
dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
4:2 Beritakanlah firman, siap
sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah
dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Luk.
18:1-12
18:1 Yesus mengatakan suatu
perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa
dengan tidak jemu-jemu.
18:2 Kata-Nya: "Dalam
sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati
seorang pun.
18:3 Dan di kota itu ada
seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku
terhadap lawanku.
18:4 Beberapa waktu lamanya
hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak
takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun,
18:5 namun karena janda ini
menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia
datang dan akhirnya menyerang aku."
18:6 Kata Tuhan:
"Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!
18:7 Tidakkah Allah akan
membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan
adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
18:8 Aku berkata kepadamu: Ia
akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah
Ia mendapati iman di bumi?"
Doa
Tak Kenal Jemu dalam Iman dan Usaha
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan bagaimana kita berdoa. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita
untuk berdoa dalam iman dengan tidak jemu-jemu. Apakah itu cukup demikian saja?
Tidak, perlu juga usaha keras dan tekun.
Berdoa di
dalam iman berarti menyerahkan seluruh keputusan pada Tuhan Sang
Pemilik, bukan kita yang menjadi penentu. Sering kita di dalam doa bukan
memohon, namun memaksa dan mendesak, jika Tuhan tidak mengabulkan kemudian
ngambeg. Apakah semua harus dikabulkan seketika, atau menanti sejenak, atau
lama? Itu tetap menjadi hal prerogatif Tuhan Allah semata-mata.
Kondisi kita, keadaan kita, atau posisi kita tidak
menjadi penentu sama sekali. Ada orang meratap, apa dosaku sehingga mendapatkan
kejadian demikian. Seolah manusia yang
biasa balas dendam, Allah Yang adalah Kasih itupun dianggap sama dengan insan. Memberikan
balasan kalau kita berdosa. Padahal tidak demikian. IA tidak akan menghianati
jati diri-Nya sendiri bukan?
Tidak kenal jemu di dalam berdoa, agar kita selalu
hadir, datang, dan menghadap Tuhan, bukan dalam arti Tuhan itu gila hormat,
namun sebagai perwujudan kita sebagai ciptaan yang tahu diri, rendah hati, dan
pasrah pada Tuhan semata. Mau memohon terus menerus dengan penuh percaya dan iman
di dalam Tuhan.
Selain percaya, beriman, dan tidak mengenal jemu di
dalam bermohon, kita pun tidak boleh melupakan untuk melakukan usaha dengan
tekun dan tidak jemu-jemu juga. Dalam bacaan Injil Tuhan mengajarkan kepada kita bagaimana usaha tidak
kenal lelah itu penting untuk mendapatkan bantuan.
Saudara terkasih, sering kita menjadi putus asa
ketika doa kita seolah tidak terkabul dan Tuhan diam saja, kita merasa sia-sia,
atau memutuskan, bahwa Tuhan tidak berkenan akan apa yang kita pinta. Padahal bisa
saja Tuhan sedang menunggu kita pantas, kita mampu, dan kita bisa memiliki
tanggung jawab sepenuhnya. Contoh sederhana saja, coba jika kita sebagai orang
tua, anak kita masih SD dan meminta diberlikan ular, meskipun ia suka dan ada
kandang, apakah akan kita belikan? Berbeda jika anak kita sudah SMA dan mampu
menjaga diri bukan? Sama juga dengan Tuhan, jangan-jangan ketika kita memohon
sesuatu malah membuat kita tersesat atau malah menjadi sombong dan arogan dan sewenang-wenang. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar