Sabtu, 12 Oktober 2019

Peran Ibu dan Peran Allah


Sabtu Pekan Biasa XXVII (H)
Yl. 3:12-21
Mzm. 97:1-2,5-6,11-12
Luk. 11:27-28




Yl. 3:12-21

3:12 Baiklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru.
3:13 Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak tuaian; marilah, iriklah, sebab sudah penuh tempat anggur; tempat-tempat pemerasan kelimpahan, sebab banyak kejahatan mereka.
3:14 Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan!
3:15 Matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya.
3:16 TUHAN mengaum dari Sion, dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya, dan langit dan bumi bergoncang. Tetapi TUHAN adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel.
3:17 "Maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, adalah Allahmu, yang diam di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar tidak akan melintasinya lagi.
3:18 Pada waktu itu akan terjadi, bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan terbit dari rumah TUHAN dan akan membasahi lembah Sitim.
3:19 Mesir akan menjadi sunyi sepi, dan Edom akan menjadi padang gurun tandus, oleh sebab kekerasan terhadap keturunan Yehuda, oleh karena mereka telah menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tanahnya.
3:20 Tetapi Yehuda tetap didiami untuk selama-lamanya dan Yerusalem turun-temurun.
3:21 Aku akan membalas darah mereka yang belum Kubalas; TUHAN tetap diam di Sion."


Luk. 11:27-28

11:27 Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau."
11:28 Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."



Peran Ibu dan Peran Allah

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan firman-Nya yang berbicara mengenai peran ibu dan peran Allah dalam kehidupan kita. Bagaimana dalam banyak ungkapan, kesuksesan laki-laki ada peran perempuan di baliknya. Ketika anak-anak sukses tentu banyak yang akan mencari-cari dan menemukan peran ibu sangat besar di sana.
Peran, keberadaan ibu, perempuan, atau sosok perawat, pemerhati itu sangat krusial, terkadang kita malah lepas dan merasa paling berjasa, ketika menjadi sosok kesuksesan laki-laki atau anak-anak.  Itu tentu tidak salah, benar, dan sah-sah saja jika merasa demikian.
Apa yang diteriakan perempuan yang takjub, kagum, dan heran akan kemampuan, kuasa, dan pribadi Yesus juga tidak dibantah oleh Yesus. Perempuan itu memahami demikian, sebagaimana alam pikir, budaya, dan kebiasaan setempat, waktu itu, dan itu cukup bisa dipahami keadaannya. Apa yang dinyatakan Yesus hanya meluruskan, memberikan makna yang lebih dalam, tepat, dan membawa pada Allah sebagai yang utama.
Saudara terkasih, apakah kita di dalam melihat hidup, kehidupan, prestasi, capaian, atau bahkan alam sekitar yang begitu indah. Sampai tidak kita hingga melihat itu karya, kemurahan, dan hadiah tiada terkira dari Allah? Atau  hanya merasa itu hasil usaha kita sendiri, karena dukungan pasangan, atau ibu kita semata?
Benar bahwa Allah itu juga hadir dalam diri orang-orang yang mendukung kita. Allah yang kelihatan memberikan dukungan, penyemangat, dan inspirasi secara langsung. Apa yang Yesus nyatakan itu bukan dalam arti meremehkan peran Bunda Maria sang ibu, namun membawa pribadi-pribadi yang mendengar-Nya untuk melihat lebih dalam dan lebih jauh peran Maria itu tidak ada apa—apanya tanda Allah memberikan kasih karunia-Nya.
Maria, ibu, pasangan atau istri, atau siapapun yang berperan, terlibat dalam hidup kita, itu tentu patut kita berterima kasih, mengucap syukur atas itu semua. Namun itu belum cukup ketika kita aba bersyukur pada Allah. Susahnya sering kita abai akan peran sekitar kita, apalagi peran Allah yang Misteri itu.
Bacaan amat singkat namun penuh makna. Mendalam dan penting bagi hidup kita bersama, sehingga kita bisa berterima kasih pada ibu kita, pun bersyukur atas kasih karunia Allah yang tidak terbatas. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar