HARI RAYA
MINGGU BIASA PEKAN XXVIII (H)
2 Raj.
5:14-17
Mzm. 98:1,2-3ab,
3cd-4
2 Tim.
8-13
Luk.
17:11-19
2 Raj.
5:14-17
5:14 Maka
turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan
perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang
anak dan ia menjadi tahir.
5:15 Kemudian
kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai,
tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di
seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya
suatu pemberian dari hambamu ini!"
5:16 Tetapi Elisa
menjawab: "Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan,
sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa." Dan walaupun Naaman
mendesaknya supaya menerima sesuatu, ia tetap menolak.
5:17 Akhirnya
berkatalah Naaman: "Jikalau demikian, biarlah diberikan kepada hambamu ini
tanah sebanyak muatan sepasang bagal, sebab hambamu ini tidak lagi akan
mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan kepada allah lain kecuali
kepada TUHAN
2 Tim.
8-13
2:8 Ingatlah ini:
Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan
sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.
2:9 Karena
pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang
penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.
2:10 Karena itu
aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka
juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.
2:11 Benarlah
perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia;
2:12 jika kita
bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia,
Dia pun akan menyangkal kita;
2:13 jika kita
tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."
Luk.
17:11-19
17:11
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan
Galilea.
17:12
Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka
tinggal berdiri agak jauh
17:13
dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
17:14
Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu
kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi
tahir.
17:15
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil
memuliakan Allah dengan suara nyaring,
17:16
lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu
adalah seorang Samaria.
17:17
Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi
tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
17:18
Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari
pada orang asing ini?"
17:19
Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah
menyelamatkan engkau.
Jangan
Lupa Bersyukur
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan firman Allah soal bersyukur. Kemarin, dalam bacaan hari
Sabtu, kita diajak untuk melihat peran Allah di dalam hidup kita, jangan
berhenti pada peran atau keterlibatan manusiawi, namun hingga pada Allah selaku
Penyelenggara, Perencana, dan Pemilik Segala Sesuatu.
Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan memberikan
kepada kita pengajaran mengenai sikap bersyukur. Sepuluh orang kusta, yang
hanya berani jauh-jauh. Ingat mereka diasingkan, hidup terpencil, jauh
dari masyarakat karena penyakit mereka
sangat menular. Mereka hanya bisa meneriaki Yesus untuk bisa mendapatkan
perhatian dan disembuhkan.
Yesus mendengarkan mereka dan tahir. Kesepuluh orang
itu diminta untuk melaporkan diri pada imam yang berhak menilai mereka layak
kembali ke masyarakat, atau masih menderita kusta. Ingat, kusta itu bukan
semata sakit, namun juga kutukan, dan simbol kedosaan. Penderita itu selain
sakit fisik, namun juga dikategorikan sebagai pribadi terkutuk dan berdosa. Dapat
dibayangkan bagaimana kegembiraan, suka cita, dan rasa mereka itu. semua
penyakit dan kutukan itu lenyap. Mereka tahir di dalam perjalanan.
Kesembilan orang tidak diceritakan, kemungkinan
mereka datang kepada otoritas yang akan meulihkan martabat mereka untuk menjadi
warga masyarakat, karena mereka kini tahir. Satu orang yang mengingat sumber
kesembuhannya, yaitu Yesus. Satu saja dan itu orang Samaria.
Gambaran orang Samaria adalah orang tidak
berbudaya, orang kafir, dan bukan bangsa yang mendapatkan keselamatan. Namun perilaku
mereka lebih religius, tahu bersyukur dan berterima kasih.
Saudara terkasih, kita di dalam keluarga sering kan
mengalami, bagaimana orang tua biasa menderita kesepian, anak-anaknya jauh,
palingan transfer atau pertanyaan dengan media dan alat komunikasi. Namun
kehadiran, itu kadang jauh lebih penting, itu ungkapan dan wujud syukur anak atas kasih
orang tua. Masa tua kadang terlunta itu nyata. Pun terhadap Tuhan, ketika
perlu, butuh, dan memohon, berteriak-teriak, berkali ulang, dan terus menerus,
ketika sudah mendapatkan apa yang diperlukan?
Jangan lupa bersyukutr seolah sederhana. jangan
dianggap sepele karena kita bisa terlena, merasa bahwa itu usaha kita, karena
bantuan orang tua atau keluarga, padahal ada yang lebih hakiki, yaitu kasih
karunia dan karya Tuhan yang paling
dasar dan besar perannya. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar