Senin, 07 Oktober 2019

Sesama dan Belas Kasihan


Pw. SP Maria Ratu Rosario (P)
Yun. 1:1-2:1-2
Yun.2:3,4,5,8
Luk. 10:25-37




Yun. 1:1-2:1-2

1:1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian:
1:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
1:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
1:3 Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
1:4 Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.
1:5 Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak.
1:6 Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: "Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa."
1:7 Lalu berkatalah mereka satu sama lain: "Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi.
1:8 Berkatalah mereka kepadanya: "Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa manakah engkau?"
1:9 Sahutnya kepada mereka: "Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan."
1:10 Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya: "Apa yang telah kauperbuat?" -- sebab orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan TUHAN. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka.
1:11 Bertanyalah mereka: "Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi, sebab laut semakin bergelora."
1:12 Sahutnya kepada mereka: "Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu."
1:13 Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka.
1:14 Lalu berserulah mereka kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, TUHAN, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki."
1:15 Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk.
1:16 Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan nazar.
1:17 Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.
2:1 Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu,
2:2 katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.


Luk. 10:25-37

10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
10:28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
10:29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
10:30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
10:37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"



Sesama dan Belas Kasihan

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merayakan SP Maria Ratu Rosario. Dalam bacaan Injil Tuhan mengajak kita merenungkan belas kasihan dan sesama kita. Bagaimana orang itu melihat sesama. Sering sesama kita itu digambarkan dalam kesamaan kulit, agama, pendidikan, atau banyak hal lainnya yang berciri lahiriah semata.
Tidak heran dulu di Afrika Selatan ada yang namanya apartheid, di mana kulit hitam sebagai pemilik dan penduduk asli dipisahkan dengan kulit putih sebagai pendatang dan penjajah. Amerika Serikat yang sering mengaku pusat segala sesuatu itu pun baru saja membiasakan semua membaur. Dulu ada bis dan kafe khusus. Sehingga orang kulit berwarna tidak boleh dengan kulit putih.
Bangsa kita sedang diupayakan untuk menyamakan, yang sesama itu adalah kelompok tertentu. Di luar itu adalah liyan. Ini bukan semata soal agama, namun soal jalan pemahaman agama. Miris karena seagamapun dicap berbeda jika tidak sama pemikiran dengan kelompok itu.
Dalam bacaan Injil Tuhan mengajarkan bahwa sesama itu adalah orang yang mau mengulurkan tangan jika sesamanya menderita.  Sesama itu bukan imam, bukan pula orang yang kaya. Sesama itu justru orang asing, orang yang dicap tidak berbudaya. Jadi tidak ada pembeda mau imam, orang berbudaya atau pejabat baik kaya atau miskin, ketika mereka abai akan kemanusiaan.
Kemanusiaan itu mengalahkan segala sesuatu ketika memang berkenan untuk melakukannya. Orang diajak untuk  menjembatani perbedaan dan menemukan persamaan bukan malah sebaliknya. Perbedaan itu kodrati dan itulah yang menjadi tugas kita menemukan persamaannya. Sesama di dalam kemanusiaan.
Saudara terkasih, tentu kita sangat akrab dan sering melakukan devosi yang paling mengumat ini. rosario, penghormatan kepada Bunda Maria. Awalnya adalah tugas bruder yang buta huruf dan tidak bisa mendaraskan Mazmur dalam ibadat harian, ditugaskan mengulang-ulang doa salam Maria sejumlah 150  sebagaimana jumlah Mazmur.
Dengan berbagai  pertimbangan disederhanakan menjadi tiga peristiwa dengan masing-masing peristiwa 50 doa Salam Maria. Dalam zaman modern tambah lagis atu peristiwa. Tidak lagi berdasar dari jumlah Mazmur, namun peristiwa-peristiwa Yesus dan Maria. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar