Pw.
SP Maria Ratu Rosario (P)
Yun.
1:1-2:1-2
Yun.2:3,4,5,8
Luk.
10:25-37
Yun.
1:1-2:1-2
1:1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian:
1:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu,
berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
1:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota
yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai
kepada-Ku."
1:3 Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri
ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana
sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya,
lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh
dari hadapan TUHAN.
1:4 Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke
laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul
hancur.
1:5 Awak kapal menjadi takut, masing-masing
berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala
muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang
kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak.
1:6 Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil
berkata: "Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah,
berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita,
sehingga kita tidak binasa."
1:7 Lalu berkatalah mereka satu sama lain:
"Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita
ditimpa oleh malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena
undi.
1:8 Berkatalah mereka kepadanya:
"Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini.
Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa
manakah engkau?"
1:9 Sahutnya kepada mereka: "Aku seorang
Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan
lautan dan daratan."
1:10 Orang-orang itu menjadi sangat takut,
lalu berkata kepadanya: "Apa yang telah kauperbuat?" -- sebab
orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan TUHAN.
Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka.
1:11 Bertanyalah mereka: "Akan kami
apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi, sebab
laut semakin bergelora."
1:12 Sahutnya kepada mereka: "Angkatlah
aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak
menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini
menyerang kamu."
1:13 Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan
sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak
sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka.
1:14 Lalu berserulah mereka kepada TUHAN,
katanya: "Ya TUHAN, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena
nyawa orang ini dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang
tidak bersalah, sebab Engkau, TUHAN, telah berbuat seperti yang
Kaukehendaki."
1:15 Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu
mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk.
1:16 Orang-orang itu menjadi sangat takut
kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta
mengikrarkan nazar.
1:17 Maka atas penentuan TUHAN datanglah
seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu
tiga hari tiga malam lamanya.
2:1 Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya,
dari dalam perut ikan itu,
2:2 katanya: "Dalam kesusahanku aku
berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati
aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.
Luk.
10:25-37
10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli
Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal?"
10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang
tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri."
10:28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu
benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
10:29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang
itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
10:30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang
turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang
bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang
sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui
jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke
tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang
dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan.
10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut
luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia
menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke
tempat penginapan dan merawatnya.
10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua
dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika
kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini,
menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan
penyamun itu?"
10:37 Jawab orang itu: "Orang yang telah
menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya:
"Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Sesama
dan Belas Kasihan
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merayakan SP Maria Ratu Rosario. Dalam bacaan Injil Tuhan mengajak kita
merenungkan belas kasihan dan sesama kita. Bagaimana orang itu melihat sesama. Sering
sesama kita itu digambarkan dalam kesamaan kulit, agama, pendidikan, atau
banyak hal lainnya yang berciri lahiriah semata.
Tidak heran dulu di Afrika Selatan ada yang namanya
apartheid, di mana kulit hitam
sebagai pemilik dan penduduk asli dipisahkan dengan kulit putih sebagai
pendatang dan penjajah. Amerika Serikat yang sering mengaku pusat segala
sesuatu itu pun baru saja membiasakan semua membaur. Dulu ada bis dan kafe
khusus. Sehingga orang kulit berwarna tidak boleh dengan kulit putih.
Bangsa kita sedang diupayakan untuk menyamakan,
yang sesama itu adalah kelompok tertentu. Di luar itu adalah liyan. Ini bukan semata soal agama,
namun soal jalan pemahaman agama. Miris karena seagamapun dicap berbeda jika
tidak sama pemikiran dengan kelompok itu.
Dalam bacaan Injil Tuhan mengajarkan bahwa sesama
itu adalah orang yang mau mengulurkan tangan jika sesamanya menderita. Sesama itu bukan imam, bukan pula orang yang
kaya. Sesama itu justru orang asing, orang yang dicap tidak berbudaya. Jadi tidak
ada pembeda mau imam, orang berbudaya atau pejabat baik kaya atau miskin,
ketika mereka abai akan kemanusiaan.
Kemanusiaan itu mengalahkan segala sesuatu ketika
memang berkenan untuk melakukannya. Orang diajak untuk menjembatani perbedaan dan menemukan
persamaan bukan malah sebaliknya. Perbedaan itu kodrati dan itulah yang menjadi
tugas kita menemukan persamaannya. Sesama di dalam kemanusiaan.
Saudara terkasih, tentu kita sangat akrab dan
sering melakukan devosi yang paling mengumat ini. rosario, penghormatan kepada
Bunda Maria. Awalnya adalah tugas bruder yang buta huruf dan tidak bisa
mendaraskan Mazmur dalam ibadat harian, ditugaskan mengulang-ulang doa salam
Maria sejumlah 150 sebagaimana jumlah
Mazmur.
Dengan berbagai
pertimbangan disederhanakan menjadi tiga peristiwa dengan masing-masing
peristiwa 50 doa Salam Maria. Dalam zaman modern tambah lagis atu peristiwa. Tidak
lagi berdasar dari jumlah Mazmur, namun peristiwa-peristiwa Yesus dan Maria.
BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar