Kamis
Pekan Biasa XXVII (H)
Mal.
3:13-4:2
Mzm. 1:1-2,3,4,6
Luk.
11:5-13
Mal.
3:13-4:2
3:13 Bicaramu
kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami
bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
3:14 Kamu
berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita
memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian
berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?
3:15 Oleh sebab
itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur
orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka
luput juga."
3:16 Beginilah
berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN
memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya
bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati
nama-Nya."
3:17 Mereka akan
menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang
Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi
anaknya yang melayani dia.
3:18 Maka kamu
akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang
yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
4:1
Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang
gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan
terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak
ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
4:2
Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan
kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti
anak lembu lepas kandang.
Luk.
11:5-13
11:5
Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah
malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara,
pinjamkanlah kepadaku tiga roti,
11:6
sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku
dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya;
11:7
masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu
sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun
dan memberikannya kepada saudara.
11:8
Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya
karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu,
ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.
11:9
Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
11:10
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,
mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
11:11
Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan
memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?
11:12
Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?
11:13
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu,
apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang
meminta kepada-Nya."
Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak
kita merenungkan betapa baiknya Allah dengan kasih karunia-Nya itu. IA
mengatakan, mintalah maka akan diberikan kepadamu. Tugas kita demikian
sederhana, seperti orang memesan dalam rumah makan. Tinggal panggil dan datang.
Itulah Tuhan kita yang amat baik itu.
Namun jangan kemudian melupakan adanya prasyarat
yang secara logis juga harus dipenuhi. Dalam bacaan hari ini pun adanya
perumpaan itu sangat jelas dan gamblang memang kita hanya perlu meminta. Apa yang
menjadi syaratnya? Apa ada bapak yang akan memberikan kepada anaknya ular jika anaknya
memohon ikan. Apa yang diminta pasti akan diberikan, sepanjang itu tidak
membahayakan si anak yang meminta.
Tentu pertimbangan Bapa jauh lebih luas, baik, dan
mendalam, bukan hanya emosional sebagaimana ciri manusiawi. Jadi jika apa yang
kita minta belum diberikan itu bukan karena Tuhan tidak mendengar. Bisa saja
Tuhan sedang menimbang apakah kita siap dan tidak membahayakan hidup kita jika
diberikan apa yang kita minta.
Sangat mungkin kita malah jadi lupa akan
kemanusiaan dan relasi kita kepada Tuhan jika apa yang kita minta diberikan. Upaya,
usaha, dan kerja keras bisa ternafikan karena kehendak kita yang selalu pengin
itu terpenuhi. Nah di sini peran Tuhan yang akan memberikan itu bertindak. Apa yang
kita maui itu belum tentu akan seketika terjadi.
Tuhan juga berperan dan berwenang untuk mengaji dan
menguji, bagaimana orang ini kalau pemberiannya ditangguhkan, apakah masih
tetap baik ,atau meradang, atau memilih jalan lain. Itu kebebasan manusiawi
yang Tuhan tidak mau ikut campur apalagi memaksakan kehendak. Lagi- lagi Tuhan
itu baik, bukan pemarah dan juga bukan pendendam.
Saudara terkasih, kebaikan Tuhan tidak menjadi
terbatas karena menunda apa yang kita kehendaki. Justru kebebasan kita yang
menjadi prioritas Tuhan dalam memenuhi kerinduan kita. Hanya saja apakah kita
sabar, mau berusaha dengan tekun dan terus menerus, atau malah hanya mengeluh
dan meminta Tuhan untuk memenuhi tanpa mau berusaha? Jadi jangan salah, hanya
dalam doa namun tidak mau bergerak. Tuhan bukan pelayan kita, namun Tuhan Allah
Bapa adalah Pemberi Yang Mahamurah. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar