Sabtu, 19 Oktober 2019

Kesaksian itu Keharusan


Sabtu Biasa Pekan XXVIII (H)
Rm. 4:13,16-18
Mzm. 105:6-7,8-9,42-43
Luk. 12:8-12




Rm. 4:13,16-18

4:13 Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.
4:16 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --
4:17 seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."


Luk. 12:8-12

12:8 Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah.
12:9 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah.
12:10 Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.
12:11 Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu.
12:12 Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan."



Kesaksian itu Keharusan

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan keberadaan kita di dunia dan peran Roh Kudus dalam kehidupan kita. Bagaimana kita sering khawatir, galau, cemas, dalam menghadapi dinamika hidup, terutama ketika berkaitan dengan iman dan agama kita. Posisi termasuk paling kecil, banyak perilaku dan kebijakan diskriminatif, suka atau tidak membuat penganut Kekristenan menjadi takut dan gamang.
Perizinan pembangunan gedung gereja yang dipersulit. Ibadah dibubarkan, atau mau menjadi ini dan itu gagal karena agamanya katolik. Orang menjadi takut memperlihatkan jati dirinya. Nama salib dihilangkan dalam surat-surat resmi, demi mendapatkan peluang pekerjaan, kursi, atau promosi jabatan. Apalagi berani menjadi garam dan terang bagi dunia yang gelap gulita dan hambar itu.
Dalam bacaan Injil Tuhan mengatakan dengan jelas bagaimana kita bersikap dan bertindak sebagai anak-anak Tuhan. Berani tidak mengakui keberadaan dan pilihan kita sebagai anak Tuhan? Tuhan dalam konteks yang lain mengatakan, IA yang memilih kita bukan kita memilih DIA. Artinya, Tuhan bertanggung jawab sepenuhnya atas hidup kita. Bagaimana mungkin IA memilih kita untuk dijerumuskan, untuk disengsarakan, mungkin tidak, ketika Tuhan adalah Mahabaik dan Mahacinta?
Mengakui agamanya saja takut, apalagi imannya kepada Yesus. Membuat tanda salib di tempat umum mana berani ketika nama baptis saja disembunyikan. Apalagi membela ketika ada yang melecehkan dan merendahkan.
Apalogia, pembelaan iman, bukan mau mengajak berdebat atau berkelahi dengan tidak berdasar. Namun meluruskan pemahaman yang salah dan sesat itu juga penting. Tidak usah cemas atau khawatir jika tidak mampu karena berpikir mengenai pendidikan, pengalaman, atau pengetahuan. Ada Roh Kudus yang akan mengatakannya melalui kita.
Tuhan sudah berjanji dan mengatakan akan mengutus Roh Kudus untuk menjadi kekuatan kita, alat kita, dan kita hanya memerlukan keberanian dan kebulatan tekad bahwa ini demi iman kita. Keterbukaan budi, kerendahan hati, dan demi kebenaran serta keadilan itu memberikan jalan bagi Roh Kudus. Namun jangan sampai kita menjadi sombong, merasa paling hebat, dan merasa membela agama dan Tuhan, jika motovasinya demi diri dan kelompok, jelas bukan Roh Kudus dan justru roh jahat yang menguasai kita. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar