Sabtu, 05 Oktober 2019

Bersuka Cita Penuh Karena Kerajaan Surga di Tangan



Sabtu Biasa Pekan XXVI (H)
Bar. 4:5-12,27-29
Mzm. 69:33-35,36-37
Luk. 10:17-24




Bar. 4:5-12,27-29

4:5 Kuatkanlah hatimu, hai bangsaku, yang membawa nama Israel!
4:6 Kamu telah dijual kepada bangsa-bangsa lain, tetapi tidak untuk dibinasakan. Karena telah memurkakan Allah maka kamu diserahkan kepada para lawan.
4:7 Sebab Pembuatmu telah kamu marahkan, dengan mempersembahkan korban kepada setan, bukannya kepada Allah.
4:8 Pengasuhmu telah kamu lupakan, yakni Allah kekal, dan hati Yerusalem, dayahmupun telah kamu dukakan.
4:9 Melihat kemurkaan Allah mendatangi diri kamu maka Yerusalem berkata: "Dengarlah, hai sekalian tetangga Sion! Allah telah mengirim kepadaku kesedihan besar."
4:10 Sebab anak-anakku yang laki-laki dan perempuan kulihat tertawan, sebagaimana yang telah dikirimkan Yang Kekal kepada mereka.
4:11 Mereka telah kuasuh dengan sukacita, tetapi sekarang kulihat pergi dengan tangisan dan sedih hati.
4:12 Janganlah seorangpun bersukaria oleh karena diriku, seorang janda yang telah ditinggalkan banyak anak. Karena dosa anak-anakku aku menjadi kesepian, sebab mereka telah berpaling dari hukum Taurat Allah
4:27 Kuatkanlah hatimu, anak-anakku, berserulah kepada Allah; Dia yang mengirim bencana itu akan teringat kepadamu pula.
4:28 Seperti dahulu angan-angan hatimu tertuju untuk bersesat dari Allah, demikian hendaklah kamu sekarang berbalik untuk mencari Dia dengan sepuluh kali lebih rajin.
4:29 Memang Dia yang telah mengirim segala bencana itu kepada kamu akan mengirim pula sukacita abadi bersama dengan penyelamatanmu.


Luk. 10:17-24

10:17 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."
10:18 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
10:19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
10:20 Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."
10:21 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
10:22 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu."
10:23 Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.
10:24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.

Bersuka Cita Penuh Karena Kerajaan Surga di Tangan

Saudara terkasih hari ini kita bersama Bunda  merenungkan sabda Tuhan mengenai suka cita dan perutusan. Sore kemarin iseng-iseng membuat status dalam media sosial, bertanya boleh tidak sih berdoa itu mengungkapkan kekecewaan pada Tuhan. Tanggapan beragam, ada yang merespons serius dengan baik dan normatif, ada yang mengira sedang kecewa atau patah hati, dan seterusnya. Hal yang wajar.
Sering kita menjadi bangga, riang gembira, dan kecewa jika apa yang kita kehendaki tercapai dan sebaliknya. Capaian di dunia, ketenaran, viral, atau kepopuleran kadang dengan hal yang tidak masuk akal sekalipun dilakukan, atas nama tenar dan populer. Apakah itu salah? Tidak sepenuhnya demikian. Ada pula yang bermanfaat dan bahkan menghasilkan hal-hal baik serta positif.
Menjadi salah dan keliru ketika capaian kita itu dengan cara merugikan pihak lain, melakukan fitnah, dan mengabaikan kebenaran dan keadilan. Hal yang sering abai menjadi perhatian, termasuk pegiat rohani dan aktifis gereja. Menjadi aktifis, mengikuti aneka kegiatan di gereja bukan demi melayani umat dan Tuhan, namun agar mendapatkan sesuatu. Pelayanannya tidak salah, namun masih terselip kekeliruan yang tidak selayaknya jika diterus-teruskan.
Salah satu indikasi kemanusiaan, duniawi yang menang, adalah jika kita kecewa, merasa tidak dihargai, menilai direndahkan ketika mendapatkan apa yang tidak kita harapkan. Tiada pujian misalnya, atau balasan yang tidak setimpal.
Saudara terkasih, dalam bacaan Injil kita belajar, bagaimana para murid bersuka cita karena berhasil mengalahkan setan. Benar, boleh, dan layak untuk bersuka cita karena pelayanan mereka berhasil. Namun Tuhan mengajak lebih jauh dari itu semua. Keberhasilan duniawi itu belum cukup, jauh lebih penting dan mendasar adalah mereka itu mendapatkan tempat khusus dalam surga bersama Bapa. Rasa dan ungkapan syukur mereka tidak salah.
Tuhan mengajak mereka lebih merohanikan karya para murid. Murid boleh bersuka cita dapat mengalahkan setan. Namun tidak berhenti pada itu semua. Ada kasih karunia, ada keterlibatan Tuhan Allah, ada peran penguat yang membuat mereka mampu. Konsekuensi anugerah yang lebih besar, jauh lebih penting untuk mereka lihat dan sadari. Tuhan pun mengajak kita tidak puas diri dengan capaian duniawi ini, namun lebih dalam lagi, bagaimana keberadaan kita kelak dalam keabadian. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar