Kamis
Pekan Biasa XXX (H)
Rm.
8:31-39
Mzm.
109:21-22,26-27,30-31
Luk.
13:31-35
Rm.
8:31-39
8:31 Sebab itu apakah yang
akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang
akan melawan kita?
8:32 Ia, yang tidak
menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua,
bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita
bersama-sama dengan Dia?
8:33 Siapakah yang akan
menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah
yang akan menghukum mereka?
8:34 Kristus Yesus, yang
telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah
kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
8:35 Siapakah yang akan
memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau
penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
8:36 Seperti ada tertulis:
"Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah
dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
8:37 Tetapi dalam semuanya
itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi
kita.
8:38 Sebab aku yakin, bahwa
baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah,
baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
8:39 atau kuasa-kuasa, baik
yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan
dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan
kita.
Luk.
13:31-35
13:31 Pada waktu itu
datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah,
tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."
13:32 Jawab Yesus kepada
mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir
setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang
ketiga Aku akan selesai.
13:33 Tetapi hari ini dan
besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya
seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.
13:34 Yerusalem, Yerusalem,
engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang
diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama
seperti induk ayam mengumpulkan
anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi
kamu tidak mau.
13:35 Sesungguhnya rumahmu
ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu
tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama
Tuhan!"
Suara
Kenabian
Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak
kita merenungkan tugas, peran, dan keberadaan kita di dunia ini. Dalam bacaan
Injil kita bersama-sama bisa belajar banyak hal mengenai sikap dan kata-kata
Yesus. Herodes penguasa saat itu disebut oleh Yesus sebagai serigala. Mengapa demikian
berani dan lantang. Ini menjadi penting untuk kita renungkan lebih dalam lagi.
Herodes sebagai penguasa setempat, jelas sering
melakukan tindakan kejam demi menarik perhatian Roma sehingga kedudukannya
aman. Ia memungut pajak tinggi untuk menyenangkan pemerintah pusat. Pun perilaku
buruknya sebagai pribadi. Dan Yesus melihat hal itu sebagai hal yang jahat dan
buruk, perlu untuk diluruskan dan dikritik agar rakyat tidak melihat itu
sebagai hal yang wajar.
Yesus juga tidak perlu pergi sebagaimana kehendak
banyak orang. Ini juga prinsip, ketika orang ketakutan untuk menyuarakan
kebenaran, berbuat kebaikan, dan perilaku positif lainnya, berarti keadaan
tidak benar dan baik lagi. Perlu tindakan berani. Dan Yesus melakukan itu, bahkan mungkin nyawa adalah
taruhan.
Saudara terkasih, mungkin dalam konteks yang
sedikit sekali perbandingannya dengan apa yang Tuhan Yesus hadapi, kita pun
mengalami. Paling sering dan mudah adalah soal susahnya untuk beribadah dengan
nyaman, pendirian rumah ibadat yang sering dipermasalahkan, atau mengenai karir
dan pekerjaan yang mentok atau bahkan ditolak. Apakah kita kemudian takut dan
memilih kompromi dan menjadi penganut agama yang bisa aman dan tenteram, atau
tetap beriman meskipun mengalami banyak kesulitan?
Kita pun kadang sebagai umat menjumpai perilaku
tidak benar baik pejabat negara atau gereja, dan apa sikap kita? Diam karena
mencari aman atau bergosip atau menyuarakan kebenaran dengan cara dan kemampuan
yang kita miliki? Kadang memang tidak mudah, apalagi jika berbicara mengenai
pekerjaan itu adalah hidup dan mati dalam dunia ini. Toh masih banyak jalan dan
kesempatan yang kita dapat tempuh untuk tetap bisa menyuarakan kebenaran tanpa
kita mati konyol.
Saudara terkasih, hidup beriman juga perlu
perjuangan. Berjuang dengan cerdik dan tulus juga penting, jika kita
menyuarakan kebenaran namun malah kalah dan hilang duluan, buat apa. Apalagi
jika sampai mati konyol. Tentu tidak memberikan daya guna. BD. eLeSHa.