Sabtu, 14 September 2019

Salib dan Kasih Karunia Allah


Pesta Salib Suci (M)
Bil.21:4-9
Mzm. 78:1-2,34-35,36-37,38
Flp. 2:6-11
Yoh. 3:13-17



Bil.21:4-9

21:4 Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
21:6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.
21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."
21:9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.


Flp. 2:6-11

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa


Yoh. 3:13-17

3:13 Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia



Salib dan Kasih Karunia Allah

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan keselamatan yang dari Allah. senyaampang dengan itu, Gereja Universal juga mengajak kita merenungkan Salib Suci. Peristiwa penemuan kembali Salib Suci pada tanggal ini. Ungkapan iman mendalam dari  Gereja, bahwa Salib adalah jalan keselamatan.
Bacaan Injil hari ini menyatakan, bahwa Allah berkenan mengutus Putera-Nya bukan untuk menghakimi dunia, namun menyelamatkan. Salib yang adalah kehinaan pada awalnya adalah saranaa Allah memuliakan Sang Putera demi selamatnya anak-anak Allah yang telah tersesat.
Menarik dan bagus untuk kita renungkan, bagaimana Tuhan mengutus Putera-Nya bukan untuk menghakimi dunia, namun membawa kembali kepada-Nya. Hal yang membahagiakan, karena pilihan buruk, sesat, dan kesalahan manusia tidak menjadi penghambat kasih karunia-Nya untuk tetap menyelamatkan manusia. Bayangkan apa yang bisa kita lakukan, jika Tuhan hadir untuk menghakimi kita? Kita jelas sudah tersesat, membantah, dan bahkan kadang ingkar atas kasih karunia-Nya. Namun kita patut berbangga memiliki Tuhan Allah yang adalah Kasih, Mahakasih di mana IA tetap selalu membawa kita kembali. Seberapa jauhnya kita tersesat masih juga IA bantu dan kembalikan pada jalan yang benar.
Salib sebagai sarana dan jalan keselamatan itu tidak mudah. Karena Tuhan berfirman, barang siapa mengikuti AKU  harus memikul salib. Kadang dan bahkan sering kita malah mengesampingkan salib demi enak kita. Mudah dan ringan dengan memotong salib hidup kita. Masing-masing dari kita di dalam hidup ini mendapatkan salib yang tidak jarang kita abai untuk menyadarinya. Mengeluhkan karena keberadaan hidup kita, itu adalah salib kita yang harus kita tanggung.
Secara umum mungkin kita akan susah berekspresi sebagai pengikut Yesus. Ada pembatasan ini dan itu, baik formal ataupun informal dan itu kadang lebih kejam, jahat, dan keji, namun itu adalah konsekuensi. Sampai mati pun masih hal yang sama akan kita tanggungkan. Misalnya, tidak boleh ada kayu salib sebagai nisan kematian kita.
Pembatasan pun bisa terjadi bukan hanya dalam ekspresi iman dan beragama, namun juga hidup sosial dan karier. Adanya kuota tiap agama dalam kabinet, pegawai negeri, jabatan-jabatan publik, itu adalah salib. Pun pembangunan gedung gereja yang tidaklah mudah.
Saudara terkasih, apakah kita berani  memikul salib, atau malah meninggalkannya, atau memotongnya agar ringan? Itu pilihan kita, namun ingat Tuhan sudah mengaruniakah kasih karunia melalui Putera-Nya yang diutus ke dunia ini. BD.eLeSHa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar