Selasa, 10 September 2019

Berdoa Laiknya Yesus


Selasa Pekan Biasa XXIII (H)
Kol. 2:6-15
Mzm. 145:1-2,8-9,10-11
Luk. 6:12-19



Kol. 2:6-15

2:6 Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
2:7 Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
2:8 Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.
2:9 Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,
2:10 dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.
2:11 Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,
2:12 karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.
2:13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,
2:14 dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib:
2:15 Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka


Luk. 6:12-19

6:12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
6:13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:
6:14 Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus,
6:15 Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
6:16 Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.
6:17 Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
6:18 Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
6:19 Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya



Berdoa Laiknya Yesus

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan hal berdoa. Mempersiapkan segala sesuatu dengan berdoa. Dalam bacaan Injil hari ini kita menyaksikan bagaimana Yesus berdoa di tengah kesibukannya. Ia menyempatkan diri, menimba energi dari Bapa-Nya. Berdoa menjadi penting dan pusat hidup Yesus, dan kita pun diharapkan demikian.
Usai berdoa apa yang diperbuat Yesus adalah perbuatan besar, memilih para rasul. Di sana jelas apa yang Tuhan lakukan adalah perbuatan besar. Dampaknya hingga ribuan tahun dan hingga hari ini. Sering orang  lupa atas kekuatan dan kuasa doa. Dalam hidup bersama lihat bagaimana orang bisa hingar bingar merencanakan ini dan itu, namun abai akan doa. Melupakan spiritualitas. Ada pun doa yang dipolitisir, doa yang dijadikan komoditi. Di sinilah apa yang tidak sepantasnya terjadi.
Doa itu komunikasi, ada dialog, ada saling mendengarkan, ada kesempatan Allah berbicara dan memberikan jawaban atas permohonan kita. Kita di dalam doa bukan hanya memohon atau mengeluh kepada Tuhan. Benar bahwa memohon kepada Tuhan, berkeluh juga lebih tepat, namun tidak hanya itu. Sediakan kesempatan Tuhan untuk menunjukkan belas kasih-Nya, memberikan perhatian-Nya.
Jika doa hanya diartikan memohon dan mengeluh, itu belum doa, itu hanya sebagian dari doa. Kita perlu belajar, bahwa di dalam doa kita ada Tuhan yang menantikan kedatangan kita. Lha apa iya, datang kog hanya mengeluh dan meminta saja? Tuhan memang mengatakan datanglah kepada-Ku yang letih lesu.
Saudara terkasih, Yesus memberikan kepada kita sikap keteladanan. Di mana DIA berdoa ketika IA mau mengambil keputusan dan tindakan yang besar. Memilih para murid bukan hal yang kecil. Jadi, jika kita mau memilih jalan hidup, pasangan hidup, atau memutuskan sekolah atau pekerjaan libatkan Tuhan. Kemampuan diri baik, namun itu tidak cukup.
Hasilnya jelas, sebagaimana dalam bacaan Injil. Yesus melakukan tindakan mesianik, Ia menyembuhkan orang sakit dan mengusir orang-orang kesurupan. Ini hanya bisa dilakukan Mesias, konteks budaya waktu itu.
Kasih karunia Allah tidak pernah berhenti, kasih karunia-Nya tidak terbatas, namun ada pula upaya kita untuk berdoa. Memohon juga bersyukur. Berkomunikasi dan menjalin relasi di dalam dan bersama Allah. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar