Senin, 02 September 2019

Hargailah Dirimu dan Orang Lain, Karena Tuhan Menghargai Ciptaan-Nya


Senin Biasa Pekan XXII (H)
1 Tes. 4:13-17
Mzm. 96:1,3,4-5,11-12,13
Luk. 4:16-30




1 Tes. 4:13-17

4:13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
4:15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.
4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.


Luk. 4:16-30

4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
4:22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?"
4:23 Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!"
4:24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.
4:27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
4:28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
4:29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
4:30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.


Hargailah Dirimu dan Orang Lain, Karena Tuhan Menghargai Ciptaan-Nya

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan bagaimana kita mudah menilai, menghakimi, dan menyatakan hal yang buruk bagi orang lain.Kita menilai dengan kaca ata kita, kita menghakimi dengan ukuran kita, namun kita susah untuk obyektif saat berbuat demikian. Apapun yang mampu kita nilai dan pahami baik dari kita, demikian pula yang akan kita kenakan pada orang lain.
Jika kita mampu menghargai dan melihat hal positif dalam diri kita, kita pun akan mudah dan spontan menilai orang lain dengan cara yang sama. Sebaliknya, jika kita mudah menilai diri negatif, buruk, kekurangan orang lain, itu juga karena kita menilai diri sebagai yang kecil, buruk, jelek, dan kurang.
Hal yang tidak sepatutnya melihat diri apalagi orang itu dengan kekuarangan atau buruknya. Bagaimana kita melihat pribadi itu apa adanya. Jika baik katakan baik pun sebaliyknya. Demikian juga jika melihat diri sendiri. Allah itu menyiptakan kita sebagai baik adanya. Kasih karunia-Nya  itu luar bias abagi manusia. Manusia tidak ada yang buruk, tidak ada yang bodoh, tidak ada yang jelek. Semua adalah Citra Allah, gambaran Allah di dunia ini.
Apa yang terjadi hari-hari ini, kita sebagai bangsa, kita sebagai anak-anak Indonesia, sedang diuji dengan kedewasaan, bagaimana anak-anak Tuhan bisa bersikap bijak, dewasa, dan matang ketika diperolok. Mereka masih dalam taraf melihat kejelekan pihak lain, karena mereka memang tidak mamu melihat diri yang positif.
Saudara terkasih, dalam bacaan Injil hari ini kita juga belajar, bahwa Yesus yang memiliki kuasa itu awalnya mengetarkan orang yang mendengar pengajaran-Nya. Namun iri, dengki, dan tidak mau kalah, mereka memprovokasi massa yang sejatinya terhipnotis oleh pengajaran Yesus yang penuh kuasa. Mereka melihat negatif, merasa Yesus yang tetangganya itu tidak bisa apa-apa.
Meninggikan diri juga adalah penyakit di mana orang akan juga merendahkan pihak lain. Penyakit yang sama dengan menilai orang lain sebagai rendah. Tinggi hati dan rendah diri sama-sama merusak.
Tuhan Allah menciptakan kita adalah baik adanya, Tuhan menampilkan diri di tengah dunia dengan rupa, wajah, dan gambaran kita, dan itu adalah kasih dan kebaikan. Citra Tuhan itu tergantung kita, jka penggambaran kita buruk, orang juga akan menilai Tuhan kita buruk. Tentunya Tuhan Yang Mahakasih perlu kita tampilkan sebagai kasih dan kebaikan pula. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar