Senin
Biasa Pekan XXII (H)
1 Tes.
4:13-17
Mzm.
96:1,3,4-5,11-12,13
Luk.
4:16-30
1 Tes.
4:13-17
4:13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak
mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita
seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah
bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus
akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
4:15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang
hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan
mendahului mereka yang telah meninggal.
4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu
malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun
dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan
diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.
Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Luk.
4:16-30
4:16 Ia datang ke Nazaret
tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke
rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
4:17 Kepada-Nya diberikan
kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada
tertulis:
4:18 "Roh Tuhan ada
pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik
kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
4:19 untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat
Tuhan telah datang."
4:20 Kemudian Ia menutup
kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua
orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
4:21 Lalu Ia memulai mengajar
mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarnya."
4:22 Dan semua orang itu
membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya,
lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?"
4:23 Maka berkatalah Ia
kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai
tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu
ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!"
4:24 Dan kata-Nya lagi:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat
asalnya.
4:25 Dan Aku berkata
kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan
janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan
ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
4:26 Tetapi Elia diutus bukan
kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di
Sarfat, di tanah Sidon.
4:27 Dan pada zaman nabi
Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang
ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
4:28 Mendengar itu sangat
marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
4:29 Mereka bangun, lalu
menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu
terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
4:30 Tetapi Ia berjalan lewat
dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Hargailah
Dirimu dan Orang Lain, Karena Tuhan Menghargai Ciptaan-Nya
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan bagaimana kita mudah menilai, menghakimi, dan menyatakan hal
yang buruk bagi orang lain.Kita menilai dengan kaca ata kita, kita menghakimi
dengan ukuran kita, namun kita susah untuk obyektif saat berbuat demikian. Apapun
yang mampu kita nilai dan pahami baik dari kita, demikian pula yang akan kita
kenakan pada orang lain.
Jika kita mampu menghargai dan melihat hal positif
dalam diri kita, kita pun akan mudah dan spontan menilai orang lain dengan cara
yang sama. Sebaliknya, jika kita mudah menilai diri negatif, buruk, kekurangan
orang lain, itu juga karena kita menilai diri sebagai yang kecil, buruk, jelek,
dan kurang.
Hal yang tidak sepatutnya melihat diri apalagi
orang itu dengan kekuarangan atau buruknya. Bagaimana kita melihat pribadi itu
apa adanya. Jika baik katakan baik pun sebaliyknya. Demikian juga jika melihat
diri sendiri. Allah itu menyiptakan kita sebagai baik adanya. Kasih karunia-Nya
itu luar bias abagi manusia. Manusia tidak
ada yang buruk, tidak ada yang bodoh, tidak ada yang jelek. Semua adalah Citra
Allah, gambaran Allah di dunia ini.
Apa yang terjadi hari-hari ini, kita sebagai
bangsa, kita sebagai anak-anak Indonesia, sedang diuji dengan kedewasaan,
bagaimana anak-anak Tuhan bisa bersikap bijak, dewasa, dan matang ketika
diperolok. Mereka masih dalam taraf melihat kejelekan pihak lain, karena mereka
memang tidak mamu melihat diri yang positif.
Saudara terkasih, dalam bacaan Injil hari ini kita
juga belajar, bahwa Yesus yang memiliki kuasa itu awalnya mengetarkan orang yang
mendengar pengajaran-Nya. Namun iri, dengki, dan tidak mau kalah, mereka
memprovokasi massa yang sejatinya terhipnotis oleh pengajaran Yesus yang penuh
kuasa. Mereka melihat negatif, merasa Yesus yang tetangganya itu tidak bisa
apa-apa.
Meninggikan diri juga adalah penyakit di mana orang
akan juga merendahkan pihak lain. Penyakit yang sama dengan menilai orang lain
sebagai rendah. Tinggi hati dan rendah diri sama-sama merusak.
Tuhan Allah menciptakan kita adalah baik adanya,
Tuhan menampilkan diri di tengah dunia dengan rupa, wajah, dan gambaran kita,
dan itu adalah kasih dan kebaikan. Citra Tuhan itu tergantung kita, jka
penggambaran kita buruk, orang juga akan menilai Tuhan kita buruk. Tentunya Tuhan
Yang Mahakasih perlu kita tampilkan sebagai kasih dan kebaikan pula. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar