Pw. S.
Kornelius, Paus, dan S. Siprianus Uskup, Mrt (M)
1 Tim.
2:1-8
Mzm.
28:2,7,8-9
Luk.
7:1-10
1 Tim.
2:1-8
2:1 Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa
syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,
2:2 untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat
hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
2:3 Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat
kita,
2:4 yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan
memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
2:5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara
antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
2:6 yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua
manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
2:7 Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita
dan rasul -- yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta -- dan sebagai
pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.
2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki
berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Luk.
7:1-10
7:1 Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak,
masuklah Ia ke Kapernaum.
7:2 Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang
sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati.
7:3 Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh
beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan
menyembuhkan hambanya.
7:4 Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta
pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong,
7:5 sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung
pembangunan rumah ibadat kami."
7:6 Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak
jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk
mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak
layak menerima Tuan di dalam rumahku;
7:7 sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang
kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
7:8 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula
prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia
pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada
hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."
7:9 Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan
sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku
berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara
orang Israel!"
7:10 Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah,
didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.
Perwira
Rendah Hati dan Paus Penegak Iman
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan firman Tuhan mengenai kerendahan hati dan keterbukaan budi. Seorang
perwira yang memohon pertolongan Tuhan. Perwira ini sangat baik, membantu
kehidupan jemaat dan membangun tempat ibadat yang layak. Perwira saleh dalam
hidup bersama dan beriman.
Ia ternyata juga mempertunjukkan gambaran pribadi
beriman, ketika mencegah Yesus datang ke rumahnya. Ia meminta Yesus bersabda
sepatah kata saja, maka hambanya akan sembuh. Keimanan yang mendalam ini,
ternyata sangat berkesan bagi Yesus. Yesus menyatakan itu sebagai pengakuan
publik, dan benar mukjizat terjadi, hamba dari perwira itu sembuh.
Saudara terkasih, hari ini kita juga merayakan perayaan wajib Paus
Kornelius dan sahabatnya Siprianus Uskup Kartago. Paus Kornelius yang menjadi
paus pada abad ketiga banyak menghadapi permasalah kualitas iman. Salah satu
pembela iman Gereja namun tidak tepat adalah Novatianus. Ia, Novatianus yang
menjalankan iman dan ajaran Gereja dengan ketat itu menolak kembalinya para
pengikut Tuhan yang pernah jatuh di dalam pencobaan. Ia menggatakan Gereja
tidak bisa menerima orang yang pernah tersesat. Jelas ini berbeda dengan cinta
kasih Tuhan. Panggilan Tuhan untuk orang yang tersesat, bukan untuk orang
benar.
Konsili menyatakan kalau ajaran Novatianus adalah
sesat, meskipun diajarkan untuk melindungi tata tertib Gereja, namun malah
melawan asas-asas kasih Tuhan yang lebih fundamental. Ajaran Novatianus
dinyatakan sebagai bidaah.
Pada 253 Paus Kornelius ditangkap dan dibuang ke Civita
Veccia, sebelah utara Roma, dan ia meninggal karena penganiayaan berat. Selama
dalam pembuangan ia tetap berkomunikasi dengan sahabatnya Siprianus Uskup
Kartago.
Saudara terkasih, dalam bacaan Injil dan orang
kudus inspiratif kita hari ini, kita belajar untuk tetap rendah hati dan sejiwa
dengan Kitab Suci sebagai representasi Tuhan Yesus. Novatianus maunya tertib
dan setia, namun ia lupa ada kasih Tuhan yang memberikan kesempatan dan
pengampunan.
Kasih karunia Allah itu berupa kesempatan dan kesediaan
menerima pertobatan. Perubahan itu masih mungkin, dan itu karena peran Roh
Kudus dan nurani yang jernih.
Saudara terkasih, kerendahan hati dan sikap mau
berbalik arah untuk memperbaiki hidup
adalah kasih Tuhan yang tak terkira. Ada kesempatan, disedikan peluang untuk
memperbaiki diri, itulah Tuhan itu kasih, bukan Tuhan pendendam dan pemarah,
apalagi penuntut balas. Allah kita adalah Kasih yang tak berkesudahan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar