Kamis
Pekan Biasa XXII (H)
Kol.
1:9-14
Mzm.
98:2-3ab,3cd-4,5-6
Luk.
5:1-11
Kol.
1:9-14
1:9 Sebab itu sejak waktu
kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta,
supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui
kehendak Tuhan dengan sempurna,
1:10 sehingga hidupmu layak
di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi
buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang
benar tentang Allah,
1:11 dan dikuatkan dengan
segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan
tekun dan sabar,
1:12 dan mengucap syukur
dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam
apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.
1:13 Ia telah melepaskan kita
dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang
kekasih;
1:14 di dalam Dia kita
memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa
Luk.
5:1-11
5:1 Pada suatu kali Yesus
berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak
mendengarkan firman Allah.
5:2 Ia melihat dua perahu di
tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
5:3 Ia naik ke dalam salah
satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan
perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak
dari atas perahu.
5:4 Setelah selesai
berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan
tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
5:5 Simon menjawab:
"Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap
apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
5:6 Dan setelah mereka
melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai
koyak.
5:7 Lalu mereka memberi
isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang
membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua
perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
5:8 Ketika Simon Petrus
melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan,
pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
5:9 Sebab ia dan semua orang
yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka
tangkap;
5:10 demikian juga Yakobus
dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada
Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala
manusia."
5:11 Dan sesudah mereka
menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu,
lalu mengikut Yesus.
Bertolaklah
ke Tempat yang Dalam, dan Pengenalan akan Allah
Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak
kita merenungkan firman Tuhan mengenai panggilan Petrus dan kawan-kawan.
Bertolaklah ke tempat yang dalam. Dan kamu akan menjadi penjala manusia.
Perintah yang penuh daya kuasa. Ada tanggapan dan respons positif,
kesiapsediaan, itu menjadi penting.
Petrus sebagai nelayan, dia tahu dengan baik,
tahu persis dengan dunianya. Yesus
datang dan memerintahkan untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam. Bayangkan
saja jik itu bukan Pribadi yang penuh kuasa, memerintah orang frustasi, pulang
mencari ikan tidak dapat, dan pas begitu malah disuruh balik. Petrus dengan
penuh percaya tetap melakukan perintah itu. Hasilnya adalah jala mereka koyak.
Pengenalan akan Jati Diri Yesus yang sejati karena
respons dan tanggapan positif dari Petrus dan kawan-kawan. Coba mereka
mengandalkan kemampuan mereka. Mereka toh jauh lebih tahu dengan dinamika
nelayan, namun karena Engkau yang
menyuruh kami mau, dan koyaklah jala. Mereka jadi tahu dan mengenal siapa
yang memerintahkan itu.
Saudara terkasih, perjumpaan dengan Yesus adalah
keuntungan. Mereka meningkat karirnya, dari penjala ikan menjadi penjala
manusia. Mereka diangkat menjadi rekan Yesus dalam menjalankan kary keselamatan.
Ujian pertama jelas mereka diperintahkan untuk bertolak ke tempat yang lebih
dalam. Seolah perbuatan sia-sia, namun toh mereka lakukan. Ini jelas kualitas
Petrus dan kawan-kawan yang mau berbalik arah.
Kuasa Tuhan jelas yang menjadi inspirasi, pedoman,
dan pembeda. Kuasa yang dinyatakan Yesus membuat semuanya berbeda, berubah, dan
bahkan berbalik arah. Tanggapan manusiawi juga memegang peran, namun jangan
abaikan bahwa Tuhanlah yang menjadi prioritas.
Saudara terkasih, sering dalam hidup kita, kita lebih
mengandalkan kemampuan, hitung-hitungan kita sendiri. Kemampuan manajerial
kita, kemampuan intelektual kita, namun kadang abai akan nurani yang bisa kita
yakini itu adalah kehendak Allah bagi hidup kita.
Sisi spiritual, bisikan Roh Kudus, dan sesama yang
menasihati kita dengan tulus, bisa kita yakini itu adalah Tuhan yang hadir
untuk memberikan pembeda, perubahan, dan pembaruan bagi kita. Mengenal Tuhan
bisa pula kita upayakan dengan coa, mati raga, merenungkan Kitb Suci, merayakan
sakramen, dan hidup bersama sebagai anak-anak Allah. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar